YOU AND ME ? THEN HIM? #8
" APA? MEREKA BRADIZ?"
" alvin..?"
Ketujuh manusia itu sangat terkejut dengan kedatangan Alvin kembali. Alvin menatap tajam Adit begitupula keenam teman adit. Mereka kelimpungan sendiri. bingung mau menjawab seperti apa. Adit menyesali ucapannya barusan.Inilah saat yang sangat, sangat dan sangat Ia tidak suka. Adit menatap teman-temannya khawatir. Mata elang alvin sudah memancarkan peperangan.
" mak..maksud gue.. Mereka Bradiz. Iya mereka. Tapi bukan temen-temen gue. " jawab Adit dan menunjukkan gigi putihnya. Hatinya dag dig dug derrr. Takut alvin tidak percaya ucapan Adit.
" Bradiz itu yang bernama Aga, Stev, Fika, Zahra, Fakhri, Ivi dan Rio. Mereka namanya Cakka, Gabriel, Ify, Shilla, Sivia, Iqbal, dan gue Adit." jawab Adit mulai bingung dengan jawabannya sendiri. alvin mengernyitkan dahinya. Ia pun membungkukkan badannya disebelah Adit. Dan ternyata alvin hanya mengambil ponselnya. Ia kembali menegakkan tubuhnya.
" Oh. gue cuma mau ambil ponsel gue kok." jawab Alvin dan pergi begitu saja meninggalkan Adit Dkk. Mereka saling tatap. Kepergian Alvin sudah sangat jauh dipandangan mereka.
" Gimana nih? Kalau ada apa-apa sama kalian gimana? kalau Alvin gak percaya omongan gue gimana? terus gue gue.. gue harus bilang apa sama Alvin?"Tanya Adit bertubi-tubi. Ia sangat khawatir kepada keenam temannya itu. Jika waktu berputar kembali, Ia tidak akan berbicara seperti itu dan semua akan baik-baik saja.
" Tenang guys. Jika anak itu tidak percaya dengan ucapan rio. kita yang bakalan bicara sama dia. " ujar Gabriel menenangkan teman-temannya
" bicara gimana yel? loe mau bilang kalo loe Bradiz dan loe bakal bongkarin semuanya ? nyawa loe yel yang akan melayang. Gue gak mau itu terjadi.cukup gue aja yang hampir mati.Gue gak mau loe semua ngerasain hal yang sama. Dan cukup 5 tahun itu kita terpisah.Gue gak mau semua terulang lagi." ujar Adit. Semua teman-temannya terdiam mematung. Ucapan Adit ada benarnya. gabriel sedikit berpikir apa yang akan Ia ucapkan. Begitupula dengan yang lain.
" Gini. Gue bakal ngomong sama alvin. Dan gue gak akan ngebongkar semuanya. Gue gak mau mati sia-sia ditangan orang yang gak sama sekali gue kenal. Gila aja gue nyerahin diri gue sendiri.Nah disini tugas loe semua menjaga gue. Sekarang gue bakal temui alvin. Dan loe semua udah siap ditaman belakang sekolah. 1 jam lagi bel pulang. Salah satu diantara kita ambil tas loe loe sama si sipit itu. Dan itu tugasnya... Iqbal." ujar Cakka menjelaskan apa yang akan Ia lakukan. Iqbal melengos kesal. Selalu saja dirinya yang menjadi suruhan keenam sahabatnya itu.
" gue lagi.. gue lagi..."
" loe mau mati sekarang?"
" thank's." jawab Iqbal cepat dan tanpa ekspresi
" Yel. loe ambil pistol dibagasi mobil gue. Ya seenggaknya kita jaga-jaga aja." ujar Cakka. Gabriel pun mengangguk. Cakka melemparkan kunci mobilnya kearah Gabriel. Gabriel menangkapnya dengan hebat. Setelah itu Ia pergi kearah parkiran mobil.
" Ayo. gue akan cari Alvin dan loe semua sudah stay di taman belakang. Oke?"
" OKE." Mereka pun berpisah. Cakka pergi mengarah kekantin, Dan begitupula dengan Adit dkk yang pergi kearah taman belakang.
Cakka mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Ia melihat Alvin yang sedang makan bersama teman-temannya. Cakka menghela nafas dalamnya. Ia memasukkan satu tangannya kedalam saku celananya.Ia pun berjalan menghampiri Alvin. Kini alvin berada dihadapannya.Cakka menatap alvin yang sedang makan dengan lahapnya. Rupanya Alvin tak menyadari kehadiran Cakka.
" Hy guys." sapa Cakka dan duduk dihadapan alvin. alvin mengadahkan wajahnya menatap siapa yang kini berada didepannya. Alvin kembali menatap mangkuk baksonya. Ia sepetinya enggan untuk menatap Cakka.
" Kak Cakka. Dapet salam dari temen gue ." ucap Ray. Cakka pun tersenyum manis.
" waalaikummusalam gitu." jawab Cakka. Ray pun mengangguk saja.Cakka kembali menatap alvin.
" Vin." panggil Cakka. Alvin menengok dan menaikkan alisnya
" ada yang mau gue bicarakan."
" silahkan."
" tapi bukan disini."
" dimana?"
" taman belakang."
" oke." Ujar alvin dan bangkit dari duduknya. Ia menatap ketiga temannya yang menatap dirinya juga.
" ada yang mau gue bicarakan sama Alvin. Dan sorry gak bisa kasih tau. yuk vin.bye. makan yang banyak biar tinggi dikit." Ujar dan ledek Cakka sembari menarik Alvin. Ketiga lelaki itu tak terima dengan ledekan Cakka. Mereka pun mengamuk tidak jelas. Setelah sampai dikoridor Cakka melepaskan genggamannya. alvin yang berada disamping Cakka pun menatap Cakka sinis. Cakka yang merasa ditatap hanya santai dan tenang.
Tak lama, Mereka kini berada di sebuah taman kecil buatan sekolah. Disana sudah tersedia bangku dan meja kecil. Alvin terduduk dibangku tersebut begitupula dengan Cakka. Keadaan hening. Tak ada yang membungkamkan suaranya. Cakka melirik jam ditangannya. 30 menit lagi adalah bel sekolah. Ia harus berbicara cepat sebelum lelaki disampingnya ini pergi pulang kerumah.Cakka menghela nafas dalamnya dan mencoba merangkai kata-kata yang pas untuk didengar.
" Loe tau latar belakangnya Adit?" tanya Cakka memulai duluan.
" tau."
" loe tau Bradiz dimana?"
" salah satu anggotanya berada disamping gue." jawab alvin tajam. Cakka menelan ludahnya dalam. Ternyata lelaki ini tidak mempercayai ucapan Adit tadi.Cakka kembali tenang.
" loe salah. Gue bukan Bradiz. gue Cakka. Cakka Kawekas. Gue baru kenal Adit waktu dia kelas 9. waktu loe sama dia kejar-kejaran gak jelas di koridor SMA. waktu itu gue sempat kenalan sama Adit. emang benar? Adit bisa mainin pistol? begitujuga elo?" tanya Cakka setenang mungkin. Alvin terdiam Ia sepertinya percaya dengan ucapan Cakka. Alvin menganggukkan kepalanya dan menunduk.
" hebat ya? gue aja gak bisa sama sekali. Bahkan mukul orang aja gue gak bisa hehe. kalah deh gue sama adik kelas gue." ucap Cakka mendramatis. Alvin menatap Cakka yang kini menghadap kedepan. Seperti ada kejujuran didiri seorang Cakka. Alvin pun tersenyum ternyata lelaki disampingnya ini bukan anggota Bradiz.
" maaf kak. jadi salah sangka hehe." ujar alvin merasa tak enak.Cakka mengangguk.
" gapapa. "
" terus? tadi maksud adit apa? " tanya alvin memastikan.
" Maksud yang mana?" tanya Cakka balik. Ia pura-pura tidak tau.
" tadi adit bilang. Kalian adalah Bradiz. apa maksudnya itu?"
" oh itu. tenang bro. kita adalah MATA-MATA BRADIZ. gue dan teman-teman gue udah tau sebenarnya Bradiz siapa. loe salah denger. Adit emang sedikit rada-rada hehe. " ujar Cakka tak yakin dengan jawabannya.
" Mata-mata Bradiz? berarti kakak tau dong dimana salah satu anggota Bradiz berasal?" tanya Alvin. Cakka menelan ludahnya. Ia sepertinya salah mengucapkan ucapannya. Cakka kembali tenang. Ia menatap Alvin.
" tau. dan sangat tau." jawab cakka.
" berarti.boleh dong gue ikutan jadi mata-mata.Gue pengen banget bunuh mereka." ujar Alvin memohon. Cakka kelimpungan sendiri. Ia pun menatap kedepan. Mencari sedikit jawaban yang pas.
" emm.. gini vin. bukannya gue nolak loe. masalahnya, bukan gue ketuanya. Dan gue gak bisa masukkan sembarang orang untuk memasukkan ke misi mata-mata ini. Apalagi memata-matai Bradiz. wishh bahaya vin." jawab Cakka. Alvin mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Kini mereka saling diam.
" loe tau anggota Bradiz sekarang berada dimana?" tanya Cakka kepada alvin. alvin tersenyum sinis.
" Tuh. Adit. dia kan anggota Bradiz dulu. Tapi dulu nama dia itu Rio. Dan sekarang dia bukan anggota bradiz lagi." jawab Alvin datar dan sangat datarrrrr.Cakka melototkan matanya
" LOE SERIUS? ADIT? ANGGOTA BRADIZ?" Tanya Cakka pura-pura shock dan tak tau apa-apa. Alvin menepuk jidatnya. Betapa bodoh dirinya, sudah memberitahukan Indentitas Adit kepada Cakka. Alvin menatap Cakka
" gu..gue mohon kak. jangan apa-apain Adit. gu..gue mohon. Adit sahabat gue." ucap alvin memohon. cakka menaikkan sebelah alisnya.
" It's oke. Gue gak disuruh bunuh membunuh kok. Gue aja gak bisa mainkan pistol. Gue hanya disuruh tanya-tanya dan tanya. Lalu gue beritahu ke boss gue. Kalau Adit itu salah satu anggota Bradiz. ckck oke. thank's bro atas kerja samanya. Dan gue harap loe gak ngebocorin apa kata gue. apalagi ke Adit." ucap Cakka.Alvin menganggukkan kepalanya.Cakka pun pergi meninggalkan lelaki sipit itu. Alvin mencerna kata-kata Cakka. Ia tersenyum tipis
" gue akan menyelidikinya sendiri. "
****
Cakka melangkahkan kakinya santai. Ia berjalan disekitar koridor sekolah. Tak lama datanglah keenam sahabatnya. Mereka pun menyuruh Cakka duduk dibangku yang sudah tersedia disana.Cakka menghela nafas dalamnya.
" tadi loe bilang apa aja?" tanya Iqbal mengintrogasi Cakka.
" tadi gue bilang, gue bukan anggota Bradiz.tapi Cakka. dan gue bilang gue gak bisa main pistol atau berkelahi gitu." jawab Cakka. Mereka pun mengangguk-anggukkan kepalanya
" terus? dia percaya?" tanya Adit memastikan.Cakka mengangguk. mereka pun tersenyum lega.
" Tapi, gue kayaknya salah ngomong. dia tadi nanya apa maksud ucapan Adit tadi. you knowlah ucapan yang mana. Terus gue bilang aja gue Mata-mata Bradiz. Dan lebih kagetnya , dia malah pengen ikutan mata-matai bradiz. padahalkan bradiz ada didepan mata dia." jawab Cakka memelankan suaranya.Takut alvin datang kembali dan mendengar ucapan Cakka tanpa mereka ketahui
" mata-matai bradiz? idih. ada-ada aja sih loe!" ucap Gabriel. Cakka menyengirkan giginya.
" gue juga gak tau. gue kehilangan akal mau jawab kayak gimana. yaudah gue jawab gitu aja."
" yaudah. masalah kita udah kelar. Dan sekarang loe semua pulang kerumah masing-masing. Dan siapkan untuk besok ke kepulauan seribu. " Ucap Gabriel dan diangguki keenam temannya. Mereka pun berjalan bersamaan menuju parkiran. Dan mereka pulang kerumah masing-masing. Menyegarkan otak mereka dan menempuh hidup baru yang akan dimulai esok hari dan begitu seterusnya. Hidup memang aneh. Dan penuh Drama.
*****
Adit melangkahkan kakinya menuju lantai bawah. Rumah Adit begitu mewah. Dinding yang berwarna putih itu membuat rumah ini semakin indah. Ditambah lagi dengan pigura-pigura yang tertempel didinding. Kamar adit terletak di lantai atas. Dilantai atas terdapat 2 ruangan kamar dan 1 ruang keluarga. Dan dilantai bawah terdapat 3 ruangan kamar. Kedua orang tua adit memilih kamarnya dilantai bawah. Sedangkan kakak adit, dilantai atas bersama Adit
Adit mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Ia melihat mamahnya yang sedang membaca majalah sembari meminum teh hangatnya. Dan Ia melihat kakaknya yang sedang menonton televisi sembari memainkan ponselnya.
" Mah, kak." panggil Adit dan menghampiri kedua insan manusia ini.
" Papah mana?"
" Papahmu lagi kerja diluar kota. Dia masih ada metting diperusahaannya. Kenapa nak?" tanya mamah Adit dan menaruh majalahnya dimeja.Adit duduk disamping mamahnya.
" gapapa. cuma nanya aja. Kak acel, besok gue mau ke kepulauan seribu dong. ikut gak?" ajak Adit kepada kakaknya yang bernama Acel itu.Acel mengernyitkan dahinya
" ogah main sama anak SMA yang labil. Mending gue uruskan pekerjaan papah daripada menyia-nyiakan hidup dengan berlibur. loe kira loe bakalan hidup lama?engga dit." jawab Acel. Adit menatap kakaknya itu. Selalu saja jika Ia berbicara padanya dan mendapat ceramahan yang tidak jelas.
" Have fun aja kak. sebentar saja. Otak loe hampir keluar ngurusin pekerjaan papah . Toh papah masih muda kan? dan loe juga masih muda. bawa santai aja bro. Percuma loe kalo ngurusin pekerjaan papah dengan terpaksa , sama saja loe menyia-nyiakan masa muda loe. BCL aja pernah muda. masa loe enggak? pacaran gih biar ada yang ceramahin loe. mau loe jadi perjaka tua?engga kan?" ujar Adit dan pergi begitu saja. Acel tak menanggapi ucapan Adit. Ia merasa diceramahkan oleh anak SMA dan itu sangat tidak penting menurutnya.
tok..tok..tok
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah Adit. Adit yang hendak menaiki tangga pun menengok ke arah pintu. Dan pembantu Adit pun membukakan pintu tersebut.Pintu yang menghadap ke arah tangga begitu sebaliknya sengaja dibuat seperti itu. Agar jika ada tamu yang datang dengan mudah keluarga Adit melihat siapa yang datang. Wajah chinesse ini menyinggungkan senyum manisnya. Adit tersenyum tipis.
" hello ibu-ibu kakak-kakak dan bibi-bibi." sapa lelaki tersebut yang tak lain adalah Alvin. Alvin memang sudah dianggap sebagai keluarga dikeluarga ini. Alvin sudah sangat mengenal luar dan dalam keluarga Adit.
" hai alvin. apa kabar nak?" sapa mamah Adit. alvin menengok, Ia pun menghampiri mamah Adit dan mengecup pelan tangan mamah Adit.
" baik tan. lama sudah alvin tidak kesini " jawab Adit dan mengedarkan pandangannya.
" sudah lama Vin. dunia loe udah kebalik dek? haha" ucap Acel dan memeluk alvin. Ia sudah menganggap alvin sebagai adiknya. Alvin cengar cengir tidak jelas. Ia pun menatap Adit yang kini sedang menatap dirinya dengan sangat datar. Adit pun menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.
" Alvin kekamar adit dulu ya tan. kak." pamit Alvin dan diangguki kedua manusia itu. alvin pun berlari pelan menaiki tangga dan menuju kamar Adit. Setelah membuka kamar Adit, Alvin terkesima. Betapa rapinya kamar Adit ini.Biasanya kamar adit sellau berantakan.
" Tumben rapi? loe sendiri yang rapikan?" tanya Alvin dan tiduran dikasur Adit.
" iya dong. "
" ehhmm...'" dehem alvin tidak jelas. Adit mengambil beberapa baju. Alvin pun menatap apa yang dilakukan lelaki berkacamata itu.
" loe mau ngapain?" tanya alvin
" mandi. mau ikut?"
" gak. thank's." jawab Alvin cepat.Adit pun memasuki kamar mandinya. Alvin merasa bosan. Ia pun bangkit dari tidurnya dan menuju rak-rak buku dikamar Adit. Ia iseng mencari-cari buku komik. Dan tak sengaja Ia menjatuhkan satu buku yang sepertinya sudah usang dan kotor. Ia pun mengambilnya.Alvin memilih duduk dikursi belajar Adit. Ia pun menaruh buku tersebut.
" Memori Kita." gumam Alvin pelan. Alvin membuka selembar buku tersebut. Ia mengernyitkan matanya.
" Biodata Bradiz?" ucap Alvin kaget.Ia kembali membuka lembaran lainnya.
" Cakka kawekas Nuraga. Dipanggil Aga. Gabriel stevent damanik. dipanggil stev. Alyssa saufika umari. dipanggil fika. dan..dan..mereka Bradiz? mereka Bradiz? Astaga." ucap Alvin tak percaya . Ia kembali membuka lembaran lainnya. Dan terdapat foto ketujuh anak kecil yang sedang memakai baju SD. Dan mereka saling rangkul. Alvin kembali membuka lembaran tersebut. Ia melihat foto SD Bradiz dan disampingnya foto SMA Bradiz. Alvin mengerang. Ia kembali membuka lembaran yang terakhir. Dan Ia melihat sebuah tulisan tangan. Alvin kembali mengerang.alvin terkejut saat ada suara derapan langkah seseorang. Alvin segera merapikan buku tersebut ditempatnya dan pura-pura sedang mencari buku komik.Adit keluar dari kamar mandinya. Ia melihat Alvin yang kini membelakanginya dan sedang mencari komik.
" loe ngapain malem-malem kesini?" tanya Adit. alvin membalikkan tubuhnya menghadap Adit.
" main aja. dirumah suntuk." jawab Alvin dan kembali tiduran dikasur Adit. Adit menyimpan handuknya dikursi belajarnya. Ia pun ikut tiduran disamping alvin. alvin menatap langit-langit atap dengan tajam. Ia menahan semua emosinya.
" rumah kak Cakka dimana sih?" tanya Alvin. Adit mengambil ponselnya yang berada dibawah bantal.
" Di perumahan Mutiara. Kenapa emang?"
" Gak. pengen main kerumahnya. sekarang. blok berapa no berapa?"
" Blok N no 1."
" oke. gue kesana ya? " ucap alvin dan bangkit dari duduknya.
" besok loe mau ikut gak kekepulauan seribu?"
" gak thank's. ada urusan penting." jawab alvin dan Ia pun berdiri
" urusan apa?"
" anak cupu gak perlu tau." Ucap Alvin dan pergi begitu saja.
" SIALAN LOE." Teriak Adit kesal. Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Adit berjalan pelan menuju rak buku. Ia melihat buku rahasianya itu berpindah tempat. Ia pun mengambil kembali buku itu dan membukanya. Ia tersenyum.Senyum penuh kemirisan. Semua kenangan itu terukir kembali. Ia pun kembali membuka lembar demi lembar. Dan diakhir buku. Ia kembali membaca catatan. Yang berisi tulisan-tulisan tangan dirinya dan keenam seseorang. Siapa lagi jika bukan Bradiz. Yah, Buku itu yang tadi alvin lihat dan berisikan kenangan-kenangan Adit ataupun Rio bersama keenam sahabat waktu diSDnya.
06 Agustus 2008 adalah tanggal dimana dibuatnya Bradiz. Bradiz adalah geng yang kita bikin buat kesenangan kita. Gue ketua diBradiz. Aga Nuraga. Dan itulah nama samaran gue. Bradiz adalah geng untuk mengalahkan preman-preman sekolah. Kita bisa main pistol loh, bahkan kita bisa berkelahi. Tapi kita tahu aturan. Dimana ada orang yang jahat dan disitu kita bertindak.
Gue Stev Damanik. Nama samaran haha. ini tulisan tangan gue. bagus kan? haha. Gue katanya paling dewasa nih di Bradiz. udah itu aja dah ;D
Gue Fakhri Ramadhan. Nama samaran juga nih. Gue paling banyak dikagumin daripada teman-teman gue. why? so, you know I handsome and cool. haha
Gue Fika Umari. Nama samaran hihi ;;) . gue sih simple aja. Gue cantik kalau pakai behel hahaha..
Gue Zahrantiara. Nama belakang gue nih. No samaran hehe.
Dan aku Ivi azizah. Nama samaran. aku disini sering banget dibully. sedihh u,u x_x
---
01 september 2009 adalah dimana Rio resmi jadi anggota Bradiz. Dia pintar main pistol lebih pintar dibanding kita. Dan anehnya dia juga pintar berkelahi. ckck Rio..rio
Gue Rio stevadit. Sekarang gue resmi jadi anggota Bradiz. Walau sebelumnya mereka sempat bertengkar;D . gue senang banget. Dan Bradiz itu adalah geng terkeren, tergokil, terhappy, ter-ter-tersemuanya deh. Demi Bradiz. Apapun gue rela.bahkan nyawa gue sekalipun.
---
08 maret 2010 adalah tanggal dimana kita mendapatkan kabar buruk. Rio meninggal setelah tawuran itu. Gue terpukul. bukan gue Tapi KITA.KITA YO KITA. Mungkin ini menjadi kenangan terakhir kita Yo. Yo asal loe tau. Kita semua sayang lo. Bradiz sangat sayang sama lo. Walau belum sampai setahun loe jadi anggota Bradiz. Tapi kita senang kok loe sempat menjadi bagian dalam hidup kita. Semoga lo disana tenang yo.Disini kita selalu support lo. walau kita sekarang berada didunia yang berbeda. Kita yakin. Suatu saat kita juga bakal ketemu lo yo. disana. tunggu kita yo. tunggu. Kita bakal nyusul lo. Bradiz bakal mengenang lo. senyum lo, tawa canda lo, tangisan lo, rasa sakit lo,semuanya. .. YO SALAM MANIS DARI BRADIZ
To : Rio Stevadit
From : Bradiz
------
bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar