Sabtu, 15 Agustus 2015

YOU AND ME? THEN HIM? PART 5

Nih part 5 nya. gak jelas ya? Hehe x_x
Klo mau nanya2 atau apa follow twitterku @santi_NRG
" Maaf kalau ada kesamaan KATA,ALUR CERITA,NAMA,DLL.Maaf banget ya?"
YOU AND ME ? THEN HIM? #5
Cakka menatap tajam papan tulisnya. Gabriel menggenggam erat buku tulis milik Cakka. Iqbal menatap mejanya dengan kesal. Ify menatap ponselnya sedikit buram. Sivia menulis bukunya tidak jelas. Shilla menatap ke arah depan dengan sedikit melamun. Keenam manusia ini sedikit aneh didalam kelasnya. Murid lain kini sedang bermain-main sedangkan mereka terdiam kaku dibangku masing-masing.Tak ada yang bergeming sama sekali. Sampai bel istirahat pun berbunyi mereka saling tatap. Dengan cepat keenam anak ini melajukan langkahnya cepat menuju sekolahan SMP.
*****
Adit memesan makanannya bersama Alvin,Ray,Deva dan Ozy. Setelah memesan. Adit kembali duduk dikursi kantinnya. Alvin yang sibuk dengan ponselnya pun mengedarkan pandangannya mencari sosok lain. Adit melihat apa yang dilakukan Alvin. Ia pun ikut mencari sosok itu.
" cari siapa Vin?" tanya Adit yang masih bingung dengan lelaki didepannya ini.
" kakak chubby. kok enggak kekantin ya?" Ucap dan tanya alvin.
" ohh... mungkin belom." jawab Adit seadanya. Alvin menganggukkan kepalanya dan kembali fokus keponselnya.Tak lama datanglah pesanan mereka. mereka pun memakan makanannya dengan lahap. Tak jarang mereka sering berbicara saat makan. Setelah makan mereka kembali melakukan aktivitasnya. Adit membaca buku komiknya karena Ia lupa membawa buku pelajarannya yang sering Ia bawa. Saat sedang asik membaca buku. Datanglah segerombolan Murid SMA kekantin SMP. Dan menuju meja Adit. Adit mengadahkan wajahnya saat keenam kakak kelasnya menghampiri dirinya. Mereka saling diam. Adit bingung apa yang dilakukan keenam anak SMA tersebut. Siapa lagi jika bukan Cakka, Gabriel,Iqbal,Sivia,Ify dan Shilla.
" ada apa kak?" tanya Adit memecahkan keheningan
" Gak ada dit. Nih mereka pengen lihat loe aja. Gue udah cerita tentang loe sama mereka. Jadi mereka penasaran " jawab Cakka seadanya.
" ohh.. yaudah kak duduk." Ucap Adit. alvin Deva dan ozy pun berpindah duduk bersampingan dengan Adit. Sedangkan kakak kakak kelasnya duduk didepan mereka. Karena kursi kantin ini panjang dan muat untuk 10 orang lebih.
" nama loe Adit?" tanya Ify penasaran. Adit menganggukkan kepalanya.
" Kelas berapa?"
" 9b kak."
" ikut eskul?"
" ikut."
" eksul apa?"
" musik sama basket kak."
" ohhh.." Ify menatap adit lekat. Rasa penasarannya pun sudah terjawab. Begitupula dengan teman-temanya.
" Ini siapa?" tanya Ify kepada keempat anak SMP yang duduk bersama Adit.
" Ini alvin kak." ucap Adit memperkenalkan mereka kepada Ify
" Ini Ray, yang itu Deva dan itu Ozy."
" ohh.. gue Ify." jawab Ify . Adit mengangguk-anggukan kepalanya.
" oh iya. Kak Cakka kemarin kenapa langsung pergi?" tanya Adit. Cakka kelimpungan sendiri. Ia pun bingung mau jawab bagaimana
" eh.. iya. kemaren gue..gue.." ucap Cakka bingung
" kemaren dia gue ajak pulang lewat bbm.Soalnya ada tugas sekolah." ucap gabriel menjawab kebingungan Cakka. Cakka menghela nafasnya lega.Adit terdiam sedikit lama. Suara itu terdengar jelas ditelinganya. Suara serak seseorang yang dulu pernah ada dihidupnya.
" ohh.. " jawab Adit
" oh iya. Nama loe tadi siapa?" tanya Shilla penasaran. Ia masih belum percaya apa yang dikatakan Cakka kemarin. Jantung keenam manusia itu berdegup kencang menunggu jawaban Adit
" Aditya." jawab adit singkat. Shilla memanggut-manggutkan kepalanya.
" Adit. Loe kenal Bradiz?" tanya Shilla to the point. Teman-temannya menatap Shilla aneh.
" kenal kak. Geng keren di SD ini dulu." jawab Adit bangga.
" terus ? loe pernah gabung sama mereka?"
" pernah kak.. waktu kelas 5!" jawab Adit
" ohhh bener." gumam Shilla. Sivia menatap Adit sedih. Begitupula dengan yang lainnya. Semua seperti mimpi. Dan mereka tak ingin terbangun dari mimpi itu.
" Dit.nanti pulang sekolah kita tunggu didepan lapangan basket indoor. Loe datang ya? tanpa bawa siapapun. oke?" ucap Cakka.
" mau ngapain kak?"
" datang aja ke sana. Ada yang mau kita berenam bicarakan sama loe." jawab Cakka. Adit mengangguk saja menuruti ucapan Cakka. Keenam Anak SMA itu berbincang-bincang kepada anak SMP ini. Mereka seperti sudah akrab.
*****
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 3 menit yang lalu. Ketiga gadis ini sudah menunggu sebelum bel berbunyi. Mereka menunggu didepan lapangan basket indoor. Tak lama Datanglah Cakka dan Iqbal menyusul. Begitupula dengan Adit. Dan kini mereka menunggu Gabriel. Tak lama Gabriel datang. Mereka pun sudah berkumpul didepan lapangan tersebut dan masuk kedalamnya.
" Itu kak pintu yang adit ucap kemarin." ucap Adit sambil menunjuk ke sebuah pintu.
" Iya. kita kesana." ucap Cakka. Mereka bertujuh pun kesana dan membuka pintu ini. Mereka melihat kembali tangga menurun itu. Mereka pun menuruni tangga tersebut.Dan kini mereka berdiri didepan pintu berbesi. Mereka menatap Adit. Adit bingung.
" coba buka sama loe. katanya loe tau passwordnya." ucap Cakka. Adit menekan tombol tersebut dengan tanggal lahirnya. Dan benar saja mereka menganga apa yang dilakukan Adit. pintu tersebut terbuka dengan lebarnya. Mereka pun kembali memasuki ruangan ini. Cakka membuka pintunya dan terdapat pistol-pistol.
" Dit. loe tau tempat ini?" tanya Cakka.
" Gak tau kak. "
" Ini adalah markas Bradiz." jawab Cakka. Adit melototkan matanya.
" Serius kak? Gila? " ucap Adit mengedarkan pandangannya. Ia tak menyangka ternyata tempat ini adalah markas Bradiz.
" iyaps. Dan loe tau sekarang Bradiz dimana?" tanya Cakka kepada Adit. Ia pun menatap Adit dengan tajam. Adit yang ditatap tajam pun menggelengkan kepalanya.Cakka membalikkan badannya membelakangi Adit. Ify tersenyum remeh saat Adit menundukkan kepalanya. Begitupula dengan Gabriel yang kini duduk dibangku dan terduduk membelakangi Adit juga.
" Kita." jawab Gabriel. Adit mengernyitkan dahinya.
" Kita? Maksud kakak?" tanya Adit kembali. Sivia merangkul Adit
" Gue ivi. sIVIa Azizah." jawab Sivia dan mendorong pelan tubuh Adit. Adit membulatkan matanya sempurna. Ivi adalah Sivia. Dan Sivia adalah Ivi yang dulu sering mengemut permen.
" Gue Fakhri. Iqbal dhiaFAKHRI ramadhan." jawab Iqbal yang ternyata Fakhri yang dulu sering bermain kartu bersama Adit. Adit terdiam terpaku.
" Gue Zahra. ashilla ZAHRAntiara. kakak kelas yang sering banget panggil loe ' bro.' Rio." jawab Shilla penuh penekanan. Disini Ialah yang paling benci dengan Adit
" kenalin bro. Gue Aga. Cakka NurAGA. " Jawab Cakka dan membalikkan badannya menghadap Adit. Adit menggelengkan kepalanya.
" Gue Stev. Gabriel STEVent damanik. Lelaki yang dulu deket banget sama loe. Lelaki yang dulu sering kasih loe nasihat aneh. Dan lelaki yang sekarang bukan siapa-siapa loe lagi." jawab Gabriel. Ia pun berdiri dan menghadap ke arah Adit. Adit tetap terdiam. Badannya terasa panas dingin. Ingin rasanya Ia pergi dari sana. Badannya sedikit gemetar. Mendengar kata-kata pedas itu membuat jantung adit berdegup kencang.
" Dan gue Fika. Alyssa SauFIKA. Kakak kelas yang dulu deket sama loe. Kakak kelas yang sering dengerin curhatan loe. " jawab Ify. Mereka pun menatap Adit tajam. Adit menunduk sedih. Ia baru tau ternyata kakak kakak kelasnya itu adalah kakak kakak Bradiz yang dulu memasukkan dia bergabung dengan Bradiz.
" Papah loe bilang. Loe udah meninggalkan ? Dan sekarang nama loe Adit. Yahh berarti Rio udah beneran meninggal. Mungkin loe kembarannya . Haha.." tawa Gabriel miris. Semua kenangan itu terukir kembali. Kenangan dimana berkumpulnya Bradiz bersama anak didepannya ini.
" Gue gak beneran meninggal kak. Gue koma 2 bulan. Dan gue bangun-bangun ada dirumah sakit." jawab Adit jujur.
" Ya gue tau. TAPI KENAPA PAPAH LOE BOHONGIN KITA? SURUHAN LOE HAH?" Tanya Gabriel memarahi Adit. Adit sedikit tersentak. Baru pertama kalilah dirinya diomeli Gabriel. Adit menggeleng keras
" Bukan kak. bukan adit. Adit sama sekali gak tau kalau papah bilang gitu ke kakak."
" Apa? papah loe gak bilang apa-apa sama loe? " tanya sivia tak percaya
" Iya kak. Papah bilang. Pas adit tertembak itu. Kalian pergi gitu aja. Dan gak jenguk adit sama sekali. Kalian udah gak perduli sama adit. " Jawab Adit meyakinkan kakak kakaknya ini. Gabriel menggelengkan kepalanya.
" GAK USAH BOHONG LOE YO.KITA MANA MUNGKIN NINGGALIN LOE GITU AJA DISANA. DIANTARA HIDUP DAN MATI LOE."
" Tapi kak papah bilang kayak gitu sama Adit. Adit gak tau jalan pikiran papah kayak gimana. Tapi beneran bukan adit bohong. Itu kenyataan kalau papah bilang kakak gak peduli sama adit. Dan saat itu adit gak percaya. Tapi mamah meyakinkan adit. Dan sedikit demi sedikit adit percaya. Adit benci sama kakak tapi.."
" KITA YANG BENCI SAMA LOE YO. ORANG TUA LOE BOHONGIN KITA. DIKIRA MENINGGAL ITU MAIN-MAIN HAH? KALAU LOE BENERAN MENINGGAL GIMANA? " teriak Gabriel sudah frustasi. Cakka menepuk pundak Gabriel pelan. Mencoba memberikan ketenangan kepada lelaki bertubuh tinggi ini.
" Maaf kak. Tapi sumpah bukan adit yang nyuruh. Adit gak tau apa-apa. percaya sama adit kak." mohon adit.
" oke. karena dari wajah loe yang meyakinkan. Gue percaya sama loe. Kita maafin loe. walau belum sepenuhnya." jawab Cakka.
" makasih kak."
" ehm..." Mereka pun saling berpelukan melepaskan rindu mereka. 5 tahun lamanya mereka berpisah karena satu hal yang sangat tidak penting. Dan 5 tahun itu mereka menjalani hidup masing-masing. Walau disisi lain mereka sangat merindukan sosok adik kelas mereka. Adik kelas yang sudah mereka anggap seperti adik kandung mereka sendiri.
" Gue kangen banget sama loe yo." ucap Ify setelah melepas pelukannya. Begitujuga dengan yang lain
" Gue juga kak." jawab Adit
" Kenapa nama loe adit yo?" tanya Sivia
" Dulu papah pengen nama gue jadi Adit. biar suatu saat nanti Bradiz ketemu gue dan Waaww... you know lah." jawab Adit seadanya. mereka pun mengangguk.
" terus ? kenapa loe cupu kayak gini? segala baca-baca buku. Itu bukan loe banget Yo." Ucap Iqbal.
" Gak tau kenapa gue suka aja sama gaya gue ini. Gue rubah ini semua pas kelas 6. Dan gue mencoba tertarik membaca buku. Gue gaya kayak gini biar gue lupain sejenak masa lalu gue itu. Yahh jadi.. gitu deh."
" oh. jadi intinya loe sekarang jadi Adit? bukan Rio?"
" iya kak.Tapi temen-temen gue suruh gue rubah semuanya. Dari gaya rambut. Lepas kacamata. pokoknya semuanya. " jawab Adit. Mereka pun mengangguk mengerti. Cakka menatap Adit lekat. Ia pun menghampiri Adit.
" coba deh gue make over loe." ucap Cakka dan melepas kacamata Adit. Adit diam saja menuruti kakaknya itu. Cakka mengacak-acak rambut Adit dan dibiarkan berantakan seperti itu. Lalu Cakka membuka dasi SMP adit dan membuangnya kemana saja. Adit menatap dasinya itu iba. Ia pun membuka kedua kancing paling atas seragam adit. Dan mengeluarkan baju bawahan adit. Adit menatap Cakka yang sedang merapikan rambut adit. Ia tersenyum tipis merindukan lelaki dihadapannya ini. Semua seperti mimpi saja. Mimpi yang mengejutkan dan tiba-tiba.
" nah kalau gini loe keren Yo. apalagi sekarang loe ganteng. Banyak deh cewek yang suka loe." ucap Cakka memperhatikan adit. Adit hanya cengar cengir tidak jelas.
" tapi gue sekarang mau jadi adit. Dan nanti SMA. gue bakalan jadi Rio yang sebenarnya." ucap Adit yakin. Mereka pun mengangguk saja. Adit kembali merapikan bajunya dan memakai gaya ala dirinya.
" loe masih bisa main pistol? berantem? Merokok? apa tambah parah?" tanya Gabriel
" Bisa sih sedikit. Tapi kalau merokok. Gue udah gak kak. Nanti jantung gue rusak." jawab Adit
" sip anak pintar."
" Oh iya yo. jangan panggil kita kak. Jadi kesannya itu canggung. Loe panggil aja kita kayak dulu lagi. Gak usah pake kakak-kakakan. " ucap Ify dan diangguki Adit. Mereka saling diam. sudah 1 jam lebih mereka berada disini.
" Oh ya. kalian udah pada SMA. pasti punya pacar atau gebetan masing-masing dong."ucap Adit sambil menaik turunkan alisnya.
" Gue sih ada kalo cuma gebetan." ucap Cakka. Semua mata mengarah padanya
" siapa Cak? " tanya Iqbal penasaran.
" Ada deh."
" Wah wahh main rahasia-rahasiaan nih. kasih tau dong Cakk. Ciri-cirinya deh!" ucap Gabriel dan diangguki yang lainnya.mereka pun menunggu jawaban lelaki ini.
" Ciri-cirinya. Cewek, cantik, pinter, berbehel ahahha..." Tawa Cakka menggelegar. Keenam temannya pun bingung.
" Cewek?berbehel? jangan-jangann..." ucap Iqbal dan menatap Ify dan Shilla yang notabenya adalah mereka yang memakai behel.Shilla dan Ify pun menatap kembali Iqbal.
" Terus selain berbehel?"
" ada deh. nanti kebongkar , gue gue juga yang malu." jawab Cakka.
" Sekelas sama kita?"
" iya."
" temen deket loe?"
" iya!."
" bisa main alat musik?"
" iya."
" jago piano?"
" engga juga."
" jago gitar?"
" iya."
" SHILLA?"
" Iya..."
1 detik...
2 detik...
3 detik...
"ehh apaan sih enggak... enggak bukan." Ucap Cakka keceplosan. Ia pun menepuk jidatnya kesal. Kelima teman Cakka pun mengarahhkan matanya ke arah Cakka dan Shilla. Shilla yang merasa diperhatikan pun acuh tak acuh
" Ciiee.. Shill.. ada yang suka tuh." goda Sivia. Shilla pun menatap Sivia datar.
" terus? gue harus ngapain? keliling sekolahan dulu ? terus teriak? aaa ada yang suka sama gue yeeeyy asikk..." jawab Shilla tanpa ekspresi. Sivia pun menatap Shilla takut. Ia kembali memainkan ponselnya. Cakka menatap Shilla. Shilla yang sedikit melirik Cakka pun mengalihkan wajahnya ke arah lain.
" Jangan diliatin terus Cakk. gak bakal ilang ahahhhaa..." Tawa Gabriel membuat Cakka terdiam malu. Mereka pun menertawakan Cakka yang sedikit malu dengan tingkahnya.
" Oke. Iya gue suka Shilla." jawab Cakka dan pergi meninggalkan mereka. Mereka pun tertawa kembali dan menggoda Shilla. Shilla juga sedikit salting.Cakka kembali kekerumunan mereka yang kini sedang terduduk dilantai.
" tembak lah Cakk." ucap Iqbal.
" belum waktunya lah ahahha..."
" yaelah Cakk. keburu diembat orang."
" Loe kira gue makanan?" Tanya Shilla sewot. Iqbal tertawa keras.Cakka memukul pelan lengan Iqbal. Begitupula dengan yang lainnya ikutan tertawa seperti Iqbal. Iqbal terdiam.
" Terus yang lainnya? "tanya Adit
" gue udah punya pacar dit. namanya Pricilla. " jawab Gabriel. Adit mengangguk-anggukkan kepalanya. Adit pun mengeluarkan ponselnya dan terdapat pesan dari seseorang. Ia segera berdiri dan berpamitan dengan kakak kelasnya itu. Dan kini Adit pergi meninggalkan mereka. Mereka pun segera pergi dari markas mereka dan pulang kerumah masing-masing. Tak lupa juga mereka bersalaman ala mereka.
****
Adit menjalankan motornya pelan. Ia menuju ke sebuah taman yang sepi. Dan didepannya terdapat air mancur yang indah. Ia pun memarkirkan sepeda motornya diparkiran. Ia segera turun dan berjalan pelan mengarah ke sebuah bangku dan  terdapat seorang gadis yang sedang duduk disana. Adit duduk disampingnya dan Sepertinya gadis itu sedikit kaget
" Maaf kak. lama." jawab Adit. Gadis itu menganggukkan kepalanya.
" ada apa kak?"
" adit. " panggil gadis ini dan menangis dipelukan Adit. Adit terdiam mematung. Ia bingung harus bagaimana. Karena inilah pertama kali dirinya dipeluk gadis dan pertama kalinya dirinya harus menenangkan seorang gadis yang sedang menangis.
" kak. kenapa?" tanya Adit mencoba membalas pelukan gadis ini.
" gue putus dit sama pacar gue." jawab Gadis itu sesengukan. Adit mengernyitkan dahinya.
" Kenapa putus kak? "
" Dia selingkuh dari gue. gue harus gimana dit?" ucapnya sedih. Adit menatap gadis didepannya ini. Gadis itu pun melepaskan pelukannya.
"Adit emang belum dewasa kak. Tapi menurut adit. Kakak jauhin dia aja. Atau gak kakak dengerin dulu penjelasan dia. Kenapa dia selingkuh? kalau dia cinta sama kakak seharusnya dia buktikan ke kakak."
" iya dit. Gue juga belum sempat dengerin penjelasan dia. gue keburu emosi waktu itu. Iya. gue akan suruh dia buat buktikan kalau cinta dia itu seberapa besar sama gue." jawab Gadis itu. Adit menganggukkan kepalanya.
" Kak. pacaran dan cinta itu gak main-main. Pacaran itu bukan sekedar pasang status. Pacaran itu dari hati kak. Kepercayaan, Kesetiaan dan kejujuran. Itulah prinsip pacaran. Dan pacaran itu gak buat diumbar-umbar ke teman-teman,sosmed,ataupun ke semua orang. Pacaran itu kita yang jalanin. bukan mereka. Jadi gak ada untungnya pacaran itu ditunjukin ke semua orang. apalagi pacaran dan mesra-mesraan didepan umum. Sama halnya dengan mereka yang sombong membuktikan kalau mereka itu pacaran. Tapi hal itu siapa tau si orang tersebut  mendua dengan orang yang dia pacarin sekarang. Sama aja bohong kan? " Ucap Adit. Mata Gadis ini berbinar-binar setelah mendengar penjelasan Adit. Meski Ia masih SMP tetapi dirinya begitu dewasa. Ia tak menyangka seorang anak culun bisa berbicara seperti itu.
" kok loe bisa jadi dewasa gini dit?" tanya gadis itu heran.
" hehhe... biasa. ajaran temen." ucapnya
" ohh.. yaudah makasih deh ya? maaf baju loe jadi basah gara-gara gue hehe. sorry." ucap gadis ini. Adit menganggukkan kepalanya.
" Yaudah gue pulang ya?"
" kak. apa gak ada kesempatan buat aku? biar jadi pacar kakak?" tanya Adit sedih. Gadis ini menatap adit. Ia pun tersenyum manis. Adit menundukkan kepalanya dalam.Yahh, Gadis itu adalah gadis kuliahan yang waktu itu adit menyatakan cintanya kepada gadis tersebut disebuah Cafe.
" Sorry dit. gak ada. maaf ya?" Jawab Gadis itu. Adit kembali menganggukkan kepalanya.Gadis itupun berpamitan ke adit dan pergi meninggalkan Adit. Adit tersenyum miris. Ia pun beranjak dari taman ini. Dan menuju rumahnya yang tak jauh dari taman.
" mungkin dia bukan jodohku. "
bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar