Minggu, 09 Agustus 2015

YOU AND ME? THEN HIM? PART 3

Nih part 3 nya. Maaf jelek hehe. Oiya sekali lgi kalau mau nanya2 ke twitter gue aja @santi_NRG
"Maaf kalau ada kesamaam KATA,ALUR CERITA, NAMA DLL.maaf banget ya?"
You And Me ? Then Him?#3
Adit menggeliatkan tubuhnya. Matanya perlahan Ia buka. Sinaran matahari mampu membuatnya mengedip-ngedipkan kedua bola matanya. Ia pun segera menyadarkan kesadarannya. Dan berdiri menuju kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi Adit melihat jam dinding dikamar. Jam menunjukkan pukul 14.30 Adit membelalakan matanya dan segera mengambil beberapa baju. Ia mengganti pakaiannya. Adit memakai baju kemeja putih polos dan dikancingkan semuanya. Ia juga memakai celana jeans warna hitam dan sepatu kets. Lalu Ia menyisir rambutnya ala dirinya dan tak lupa kacamatanya yang selalu Ia pakai.Adit mengambil kunci motornya dan dengan cepat turun dari lantai atas. Ia berpamitan sama mamah dan papahnya. Dia menaiki motor mio milik kakaknya yang selalu ia pakai jika berada dirumah. Adit segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Tak perlu waktu yang lama . Adit sudah sampai di sebuah tempat.Adit kini berada disebuah cafe yang bernamakan Cafe Livia. Dimana Cafe ini adalah saat dirinya menembak seorang gadis kuliahan yang sempat menolak dirinya. Adit merasa berat melangkahkan kakinya di gedung ini kembali. Dengan berat hati Ia segera memasuki Cafe ini dan mencari sosok yang Ia janjikan kemarin disekolahan. Ia pun melihat sosok itu dan menghampirinya.
" maaf kak. gak lambat kan?" tanya adit merasa tak enak. Cakka, Lelaki yang kini berada didepan adit pun menggeleng pelan. Ia segera memesan makanan untuknya dan untuk Adit.
" ngomong-ngomong. Ada apa ya kak? nyuruh adit kesini?" tanya Adit yang sedari kemarin penasaran sama kakak kelasnya itu.
" ehm... gue mau nanya-nanya aja sama loe. soalnya ada yang suka sama loe. temen gue sih." jawab Cakka sedikit berbohong. Tujuannya adalah hanya ingin tau siapa lelaki ini. Adit mengangguk-nganggukkan kepalanya. Pesanan makanan mereka pun datang. Mereka segera memakan makanan mereka hingga habis. Setelah habis Cakka pun menatap Adit.Tanpa sepengetahuan adit. Cakka menyimpan ponselnya dimeja dan merekam suara Adit.
" em.. dit. waktu SD loe sekolah dimana?" tanya Cakka memulai aksinya.
" Di SD MI juga kak" jawab Adit
" MI? ohh.." Cakka sedikit kaget apa yang dibicarakan adit. Tapi kekagetannya itu ia hilangkan sejenak.
" dulu loe pindah sekolah di MI kelas berapa?"
" kelas 3 SD kak. "
" terus pernah ketemu sama satu genk? atau siapa gitu?"
" pernah gabung sama genk kak disekolahan MI. nama genknya itu bradiz . brandalan diziplin atau disiplin."
Cakka menahan nafasnya. Rasa keingintahuannya pun sudah terjawab sudah. Cakka menahan semua amarahnya. Ia sedikit bersabar sepertinya lelaki ini benar-benar sudah lupa masa lalunya. Cakka kembali bersikap biasa saja. mencoba meredamkan sedikit emosinya.
" Bradiz ? nama genk waktu di SD loe?"
" iya kak."
" nama-namanya siapa aja?"
" adit lupa kak. yang adit tau nama ketua genknya kak aga, terus anggotanya adit, kak fika, kak ivi , kak stev, kak fakhri sama kak zahra." jawabnya polos dan sedikit mengingat-ingat.
" ohh... Terus nama lengkap loe siapa?"
" Mario Stevano Aditya kak."
" HAH?" Kaget Cakka dan membuat adit sedikit kaget.
" kenapa kak?"
" gapapa-gapapa. gue balik dulu. thanks bro udah dateng. bye." ucap cakka cepat.Cakka segera pergi dari sana. Ia pun segera berlari menuju mobilnya dan menjalankan mobil secepat kilat. Adit bingung. Ia pun segera pergi dari sana dan pulang kerumahnya...
****
FLASHBACK ON
SD MUTIARA INTERNASIONAL SCHOOL
Banyak sekali murid-murid SD disini. Mereka banyak yang masih diantar oleh mamah papahnya. Sangat berbeda dengan murid baru ini. Ia mengedarkan pandangannya. Sangat sedih Ia rasakan. Tidak bisa diantar oleh kedua orang tuanya kesekolahan barunya karena pekerjaan yang menghalangi mereka. Terpaksa murid ini kesekolahan sendirian dan Ia segera memasuki ruang guru. Setelah selesai keruang guru. Salah satu guru wanita pun mengantarkan Ia kekelas barunya. Dilihatnya banyak yang memandangi anak ini. ia dan guru itu memasuki kelas. Ramai sekali kelas ini seperti dipasar. kedatangan guru dan lelaki kecil ini pun membuat suasana hening seketika.
" hallo anak-anak ibu yang ibu cintai. nih kita kedatangan murid baru." ucap Bu winda selaku guru diSD dan wali kelas di kelas tersebut.
" coba perkenalkan namamu." ucap bu winda kepada lelaki ini.
"hai. namaku Mario Stevano Aditya. aku dipanggil Rio. semoga kalian bisa berteman baik denganku." ucap Rio sembari tersenyum manis.
" baiklah Rio. kamu duduk bersama bastian disana." ujar bu winda menunjuk bangku yang kosong disebelah bastian. Rio pun menghampiri bangku itu dan duduk disana. Pelajaran pun berlangsung seperti biasa. Rio mulai akrab dengan teman-temannya disana. Walau ada sedikit rasa canggung yang Ia rasakan.
2 tahun kemudian
Tak terasa kini Rio sudah menaiki bangku kekelas 5 . Ia merasa senang karena sudah mendapatkan banyak teman disana. Rasa percaya dirinya membuatnya banyak yang menyukai dirinya. Postur tubuh yang tinggi, pintar dan manis. Banyak kakak kelas perempuan yang kagum padanya. Bahkan sampai ada yang mengirim bunga mawar padanya. tetapi sifat rio yang cukup cuek membuat gadis-gadis SD itu tertantang. Rio sangat brandalan dan tidak sopan kepada orang lain. Kecuali kepada guru-guru. Walau ia terkenal nakal tetapi Ia sopan kepada semua guru disana. Tak terkecuali Bu winda. Bu winda menjadikan Rio anak kebanggaannya. Walau Ia tau Rio sangat nakal dikelas tetapi Ia sangat bangga karena nilainya diatas rata-rata.
Rio berlari mengejar temannya yang mengambil ponselnya. Tiba-tiba saja dia dicegat oleh seorang murid kelas 6. Murid itu beranggotakan 6 orang. 3 gadis dan 3 lelaki. mereka menatap tajam Rio. Rio yang selalu melawan musuhnya pun melipatkan tangannya didada dan menatap mereka tak kalah tajamnya. Ia membiarkan temannya membawa ponselnya. Ia harus melawan keenam manusia itu terlebih dahulu.
" loe Rio?" tanya seorang lelaki tinggi berkulit hitam itu.
"iya kenapa?" tanya Rio santai. Tak ada kata takut didalam dirinya.
" loe kelas berapa?"
"5b "
" ikut gue. " ucap lelaki itu dan pergi begitu saja. Rio mengikuti lelaki itu begitupula dengan teman-temannya. Mereka bingung apa yang ada difikiran lelaki bertubuh tinggi itu.
****
Kantin SD MUTIARA INTERNASIONAL
Rio dibawa oleh lelaki ini kekantin. Lelaki itupun duduk dan menyuruh Rio duduk dihadapannya. Begitupula diikuti oleh ke 5 temannya itu. Banyak mata yang mengarah ke mereka. Sangat jarang seorang kakak kelas mengajak adik kelasnya bergabung disana. apalagi mereka terkenal seantero sekolah.
" loe tau kita siapa?"
" Bradiz "
"loe tau kita kelas berapa?"
" 6."
" loe tau loe siapa?"
" Rio."
" aishh.. Loe itu cowok bego yang gak tau aturan. Kesana kesini seenak jidat loe. loe kira loe siapa hah?" Omel lelaki itu membuat semuanya kaget. begitupula dengan rio yang sama kagetnya dengan mereka.
" Gue gak bego. gue tau aturan kok. " jawab Rio seenaknya tanpa mengalihkan wajahnya. Ia terus melawan tatapan tajam lelaki dihadapannya ini.
" Loe gak tau aturan. berapa tahun sih loe sekolah disini hah? Loe udah kelas 5 Mario. Dan loe harusnya ngajarin yang baik sama adek-adek kelas loe. bukannya seenak jidat loe memperlakukan mereka kayak babu loe. Segala malak-malak gak jelas. Loe gak punya duit? butuh berapa loe? sini gue bayarin."
" Gue sebagai kakak kelas loe gak terima adek kelas digituin sama loe.Loe boleh jadi anak brandal. Tapi gak usah didalam sekolah. Sekolah punya peraturan sendiri. Dan loe udah melanggar peraturan itu. sama aja loe itu udah menginjak-injakkan nama sekolah loe sendiri. "
" harusnya loe itu bersyukur masih bisa sekolah disini. Lihat anak-anak diluaran sana gak bisa sekolah. mereka harus cari duit dulu biar bisa sekolah. Bahkan makan saja susah. harusnya loe itu bersyukur mario." Ucap gadis berpipi chubby itu melanjutkan kata-kata temannya ini.
" kita bukannya ngomelin loe atau apa. tapi kita pengen loe disiplin. Ini sekolahan bukan punya loe. Jadi loe sedikit dewasa deh."
Rio menundukkan kepalanya. Ia sedikit mencerna kata kakak kelasnya itu. Ia baru menyadari apa yang Ia lakukan adalah kesalahan besar. Lelaki bertubuh tinggi itupun terus menatap Rio tajam. Rio sedikit meliriknya dan semakin memperdalam tundukkannya.
" loe mau gak gabung sama kita?" tanyanya membuat Rio mengadahkan wajahnya menatap lelaki didepannya ini.
" stev. apaan sih ? kok loe malah ngajak dia gabung? "tanya lelaki bertubuh putih itu kepada lelaki yang bernama Stev ini.
" gue ketuanya disini. Dia gak boleh gabung." ucap kembali lelaki bertubuh putih ini dan pergi begitu saja.
" stev. apaan sih? liat noh Aga marah gara-gara loe." ucap gadis berpipi chubby itu kepada Stev. Stev tetap diam dan mengulangi kembali pertanyaannya.
" loe mau gak?"
" mau..mau..mau.." jawab Rio cepat dan kembali menundukkan wajahnya.
" oke.mulai besok diskusi." ucap Stev dan berlalu pergi meninggalkan Rio maupun teman-temannya. Teman-teman Stev pun pergi menyusul Stev. Rio terdiam disana. Mencerna apa yang tadi diucapkan kakak-kakak kelasnya itu. Dan semoga saja besok Ia tidak dibunuh oleh lelaki itu.
****
PROFIL OF BRADIZ
BRADIZ adalah Berandalan Diziplin atau disiplin. Ini adalah nama Genk terkenal di SD MUTIARA INTERNASIONAL. Bradiz didirikan sejak 2 tahun yang lalu. dimana mereka masih kelas 4 SD. Dan mereka memberanikan diri untuk meningkatkan nama Bradiz disekolahan ini. Mereka beranggotakan 6 orang dan akan memasukkan satu orang kedalamnya. Siapa lagi jika bukan Rio. Bradiz ini adalah anak-anak yang mempunyai nyali tinggi dan selalu membuat masalah diluar sekolahan. Mereka sangat ditakutkan oleh adik-adik sekolah dasar. Tetapi mereka sangat baik dan saling tolong menolong. Sekalinya mencari masalah dengan satu kelas. Si orang tersebutlah yang harus berhadapan dengan mereka. Mereka selalu membawa senjata tajam. seperti pistol tanpa sepengetahuan murid-murid lain dan guru-guru disana.
Aga adalah ketua dari Bradiz. Lelaki bertubuh putih ini selalu sombong kepada siapapun. Tetapi Ia tak pernah sombong kepada teman-teman sekelasnya ataupun guru. Ia hanya akan sombong jika bertemu dengan orang yang baru Ia kenal.
Stev adalah anggota yang bersifat dewasa dibanding yang lain. Lelaki bertubuh tinggi itu selalu ramah kepada siapa saja. Ia suka anak kecil. Ia sering menjadi pembela dikala teman-temannya berkelahi.
Fakhri adalah anggota lelaki yang paling disukai seantero sekolah. Gayanya yang cool dan rambutnya yang sedikit gondrong membuat para gadis SD, SMP maupun SMA terkagum-kagum padanya.
Fika adalah anggota wanita yang paling cuek kepada siapapun. Kepada temannya saja Ia cuek. Tak sedikit pun jika orang yang berbicara kepadanya harus menahan emosi
Zahra adalah anggota wanita yang paling berani. Jika ada yang menantang gadis ini pasti maju duluan. Ia tak pernah takut kepada apapun. Ia adalah gadis penyayang anak kecil. Dan suka memberi permen kepada anak kecil itu.
Ivi adalah gadis paling lemot. Dia setiap hari selalu membawa permen kemana-mana. Gadis ini selalu menjadi bahan tawaan untuk teman-temannya.
****
diskusi pun dimulai. Mereka kini berkumpul dikantin sekolah setelah pulang sekolah. Bradiz kini sedang bertengkar. Mereka tak terima Rio gabung bersama mereka. karena Rio masih kelas 5 dan tak tau apa-apa. Rio yang dipermasalahkan pun tak peduli dan memesan makanan.
" dia gak boleh gabung sama kita" kekuh Aga memarahi Stev. Stev menghela nafasnya.
" ayolah Ga. kita 7 orang." jawab Stev sudah lelah dengan aga yang selalu memarahinya
" Gak. enggak ya enggak stev. Dia masih kelas 5 ."
" apa bedanya sih? dia pemberani? suka tantangan! Kalau kita ajak dia anggota kita banyak. kita bisa kalahin geng Vlore."
" Apa dia bisa megang pistol? kalau gak gimana? nyawa dia yang terancam."
" Yo. loe bisa mainin pistol? " tanya stev kepada Rio. Rio menganggukkan kepalanya santai sambil memakan kentang goreng yang sempat Ia pesan tadi
" noh lihat sama loe. Dia bisa main pistol." marah stev kepada Aga. Aga terdiam sejenak. Seperti sedang memikirkan sesuatu.
" heh Rio. Loe bisa berkelahi?" tanya Aga kepada lelaki yang Ia benci ini.
" gue bukan laki letoy yang cuma lawan preman ciut." jawab Rio.
" oke. Gue izinin rio gabung di geng kita." Ucap Aga dan semuanya senang. Tak adalagi pertengkaran antara Aga dan Stev. Mereka pun segera memesan makanan. Karena pertengkaran tadi sedikit membuat lapar dan haus.
*****
Beberapa bulan kemudian
Bradiz semakin memperkenalkan diri mereka. Rio semakin brandal tapi tak melanggar peraturan sekolah. Ia menuruti apa kata Aga dan Stev. Rio kini sudah resmi menjadi anggota Bradiz. Tak ada kata kebencian antara Aga dan Rio. Mereka kini menjadi sahabat yang mengerti satu sama lain. Mereka kini berkumpul di sebuah Cafe milik paman Aga. Seperti biasa, markas mereka kini diCafe itu.
" emm.. gue udah punya 50 senapan pistol." ujar Rio sembari memainkan satu pistolnya.
" Dan gue punya 70 senapan pistol." ucap Aga sambil meneguk Capucinnonya.
" gue baru 40 senapan pistol dan pelurunya ada 200." ucap Zahra membanggakan dirinya.
" gue baru 10." gumam Ivi sambil mengemut permen.
" loe ri? Fi? stev?" tanya Aga penasaran juga.
" gue sih dikit. 30 lah." jawab Fakhri menaruh satu pistolnya dimeja.
" kalau gue 50 juga." jawab Fika.
" gue 100 pistol dan 30 senapan api yang mematikan." jawab Stev begitu menyeramkan.
" loe mau jadi teroris? banyak banget pistol loe." ucap Aga. Stev hanya cengar cengir tidak jelas.
" kita harus buat markas. Buat simpan ini semua. Kalo ketahuan sama nyokap bokap jadi ribet urusannya." usul aga dan diangguki teman-temannya.
" tapi kita buatnya dimana?"
" Di lapangan indoor sekolah."
" itu bakal ketahuan penjaga sekolahnya."
" Gak. Kita pakai markas kita dengan password." ujar Aga meyakinkan temannya. mereka pun mengangguk setuju. Mereka segera bangkit dari duduknya dan menuju sekolahan mereka. anak-anak SD ini sudah mempunyai nyali sejak kecil. Jadi jika mereka melawan preman berbadan besar ataupun lawan mereka sudah sangat tidak diragukan lagi. Mereka sudah sangat mahir dalam berkelahi dan menggunakan senajata api.
Basket Indoor SD MI
Mereka memasuki ruangan ini. ruangan ini dipenuhi kursi-kursi penonton yang menurun. Dan tak lupa 2 ring disana. Dan 1 rak bola basket. Mereka mengedarkan pandangannya. Tak lama, mereka jumpa dengan sebuah pintu berwarna coklat dibalik kursi-kursi penonton. Aga menunjuk kesana dan mereka segera kesana. Aga membuka pintu itu. Betapa kagetnya mereka. Mereka melihat sebuah tangga yang panjang. Tak butuh waktu yang lama mereka segera memasuki ruangan bertangga itu dan tak lupa menutupnya kembali. Mereka terus berjalan mengikuti arah tangga.
" ruang bawah tanah." gumam Aga. Setelah beberapa menit mereka berjalan menuruni tangga. Mereka melihat sebuah pintu berbesi dan sangat besar. Disamping pintu ini terdapat sebuah keyboard angka dan sebuah speaker kecil.
" apaan nih? " tanya Rio yang sama bingungnya dengan mereka.
" coba buka pakai password ulang tahun sekolah." usul Stev dan diikuti oleh Aga. Aga menekan tombol itu dan otomatis pintu terbuka. mereka sedikit menganga melihat pintu besi ini terbuka dengan sendirinya. Dan kini mereka melihat sebuah lorong yang sepi. Mereka kembali berjalan menelusuri lorong tersebut. Tak lama mereka jumpa kembali dengan pintu. Aga membuka pintu ini. Dilihatnya ruangan yang sama sekali tidak ada apa-apa. Hanya ada beberapa rak besar yang ada disana. Mereka saling tatap.
" ini markas kita." ujar Aga dan tersenyum devil kepada teman-temannya.
" Loe yakin? kalo guru-guru tau gimana?" tanya Stev
" gue yakin. Gue akan ubah passwordnya dan meminta guru untuk mengubah password itu. "
" kalo gurunya gak mau?"
" ancam. Mereka bisa apa? "
" sip. ide loe briliant."
" iyalah. Aga."
" oke.. sekarang kita pulang kerumah masing-masing. Dan besok kita diskusi sama guru-guru. Dan jangan lupa pulang sekolah bawa pistol kalian dan kita simpan disini." ujar Stev. Mereka pun menganggukkan kepalanya.
" Lusa kita beraksi lawan 5 geng. Dalam sehari. "ucap Aga setelah mereka keluar dari ruangan tersebut.
" 5 geng? siapa saja?" tanya iqbal sedikit kaget
" Geng Vlore, ZoomGenk , Fankers,VloriGenk, Dan KinK ."
" Gila. Mereka kan yang kuasai jalan perumahan Vlori sama sekolahan sebelah. Mereka ganas-ganas loh." ucap Ivi sedikit ngeri dengan nama-nama tersebut.
" dulu kita malah kalahin 6 geng sekaligus kan?Dan sekarang kita 7 anggota. Pasti bisa kalahkan mereka."
" iya sih."
Mereka pun kembali kerumah masing-masing. Rahasia ini mereka harus menyembunyikannya kuat-kuat. Jangan sampai ada yang bocor. Seantero sekolah tau semua jika anak-anak ini sering berkelahi dan merokok diluar sekolah. Mereka juga terkenal diperumahan mereka. Apalagi mereka sering dicegat oleh preman-preman dewasa.
****
Bradiz memasuki ruangan kepala sekolah. Mereka hanya ingin berbicara kepada Pak Duta. Selaku kepala sekolah yang sangat dihormati. Mereka duduk berhadapan dengan lelaki itu.
" ada apa kalian kemari?" tanyanya dengan suara beratnya.
" kita disini mau berbicara penting dengan anda! "
" Ciishh.. kalian ini.. Masih SD sudah mau bermacam-macam dengan saya. Kalian kira kalian siapa?"
" Kita BRADIZ. BRANDALAN DIZIPLIN. "
" 1. Tidak melanggar tata tertib sekolah."
" 2. Selalu hormat kepada guru."
"3. Tidak berkelahi didalam sekolah."
"4. Tidak bersenjata tajam."
"5. anak-anak yang pemberani."
"6. Memberikan contoh terbaik untuk adik kelas."
"7. brandalan tapi tidak pernah masuk ruang BP." ucap ke 7 manusia itu membuat pria tua dihadapannya menganga. Pak Duta pun memegang dadanya.
" terserah kalian. kalian mau bicara apa?"
" apakah bapak tau didalam lapangan indoor ada sebuah pintu?" tanya Aga memulai percakapanya
" tau."
" siapa saja yang tau itu?"
" hanya saya dan pemilik sekolah ini. "
" Password nya tanggal dibuatnya sekolah kan? " tanya Aga lagi. Pak duta semakin memegang dadanya.
" Iyaiya. kok kalian tau?"
" kita habis dari sana. bolehkah anda mengizinkan kita menguasai tempat itu dan mengganti passwordnya?" Kini Stev lah yang menjawab pertanyaan Kepala sekolahnya itu. Pak Duta sedikit berfikir.
" Tapi... yang mempunyai sekolah ini bukan saya. Dan kalian bisa meminta izin kepada pemilik sekolah ini."
" Silahkan anda telepon orangnya."
" sebentar." Pak Duta pun menelepon pemilik sekolah ini. Ia mengikuti saja ucapan ketujuh murid SD itu. Ia menurut karena Ia melihat salah satu dari mereka sudah siap dengan pistol yang disembunyikan dibalik tubuhnya.
" hallo."
" halo"
" bisa bicara dengan Bu Ira?"
" Iya saya sendiri."
" begini Bu. Ada Bradiz disini. sebelumnya ruangan indoor basket kan ada pintu rahasia yang kita sembunyikan. Dan mereka sudah melihat dan tahu passwordnya  Jadi mereka meminta izin agar ruangan tersebut mereka yang kuasai dan mengganti passwordnya." jelas Pak Duta.Membuat orang berada disana diam sejenak.
" Bradiz?"
" iya Bu."
" ohh oke. karena mereka murid kesayangan saya. saya akan izinkan mereka menguasai tempat itu dan mengganti passwordnya."
" Ibu yakin?"
" sangat yakin."
" kalau mereka membocorkan ini semua bagaimana bu?"
" tidak akan. Saya percaya kepada mereka. "
" yasudah terimakasih Bu." Sambungan telepon pun terputus. Pak Duta menghela nafasnya dan menatap ketujuh muridnya itu.Ia sedikit berfikir apakah Ia yakin dengan keputusannya. Ia kembali menatap layar ponselnya. Ia pun berdiri dari kursinya dan menghadap kearah jendela.
" Bu Ira mengizinkan." jawab Pak Duta. Bradiz pun senang dan berhigh Five Ria.
" Tapi.. kalian harus berjanji tidak akan membocorkan tempat itu."
" siap Pak. Pak. kami ingin lapangan Indoor itu tertutup rapat dan tak seorang pun yang masuk. Bisakah bapak untuk memberitahukan kepada murid lain bahwa tempat itu sudah dibooking sama kita. Jika ada turnamen silahkan di outdoor saja. "
" ehmm... baiklah. Nanti pulang sekolah. Kalian langsung kesini. Saya akan memberitahukan cara mengganti password pintu itu."
" oke pak. Sebelumnya terimakasih banyak. Dan maaf sudah merepotkan bapak. " Ucap Aga mewakili yang lain. Pak duta mengangguk.
" loh. bukannya kalian beranggota 6 orang. lalu dia?"Tanya Pak duta heran karena biasa yang Ia lihat Bradiz beranggotakan 6 orang dan kini 7 orang.
" iya pak. kita mengseleksi satu murid yang sifatnya sama seperti kami. Ya, mungkin dia cocok. Jadi kami ajak dia untuk bergabung dengan Bradiz.Dia kelas 5." jawab Aga seadanya
" oh begitu. yasudah."
" yasudah makasih pak." Mereka pun keluar dari ruang kepala sekolah. Mereka merasa senang akhirnya tempat misterius itu menjadi brangkas mereka. Bradiz segera kekelasnya masing-masing. Tak lupa sebelum berpisah mereka bersalaman ala mereka.
*****
Tempat ini menjadi Sebuah tempat semua jenis senapan pistol. Mulai dari yang berbentuk kecil hingga besar. Semuanya mereka simpan disini. Dan tak lupa mereka memasukkan juga satu persatu pelurunya. Mereka sudah mengganti kata kunci pintu berbesi itu. Dan dengan leluasa mereka bisa berteriak sesuka hati mereka. Tak ada satu pun orang yang tau ini. Tak lupa mereka juga sudah memasang rumput hijau disana untuk berlatih. Bradiz kini ada disana. Mereka sedang duduk-duduk disana.
" em.... hari ini kita akan melawan 5 geng. " ucap Aga disela minumnya.
" ayok. kita gak punya banyak waktu. " ucap Stev dan mereka pun bergegas. Mereka mengambil baju anti peluru dan beberapa pistol lalu mereka masukkan kedalam saku mereka. Tak lupa mereka juga berdoa untuk hari ini.
" Semoga Tuhan tidak mengambil satu nyawa dari kami. " doa mereka dan berhight five Ria. Mereka pun saling berpelukkan. Ivi Zahra dan Fika sedikit mengeluarkan air mata mereka. Dan mereka pun keluar dari markas mereka. Dan menuju pertempuran tersebut.
tempat pertempuran geng Vlore vs Bradiz
Boss Vlore menatap Aga tajam.Mereka pula membalas tatapan tajam Geng Vlore. Tak jauh dari mereka geng Vlore pun sudah menyiapkan semuanya. Dari pistol, Pisau dan beberapa kayu ataupun besi. Gadis-gadis Bradiz sama sekali tidak merasa takut. Ivi yang memakan permennya pun membuangnya begitu saja dan menatap lawannya itu. Begitupula dengan Fika dan Zahra. Mereka melawan rasa takut mereka.
" sekarang. loe mau apa?" tanya Aga sebelum perkelahian itu dimulai
" gue mau loe semua mati. Dan pergi dari perumahan Vlore." ucap Boss geng Vlore tajam.
" ciishh... gak akan. Kita gak akan pergi sebelum loe semua musnah dari muka bumi ini." Ujar Aga menusuk. Boss Vlore pun tak sabar dan memberi aba-aba. Mereka pun berkelahi dengan hebat. 7 banding 10 . Dan kini Bradiz sudah mengalahkan 5 orang disana. Bradiz sangatlah hebat dan bisa mengalahkan Vlore. Vlore segera kabur dari hadapan Bradiz karena mereka sudah sangat kesakitan.
" YEEAAHHH...." Teriak mereka senang. Mereka pun berhigh five lagi. Kini mereka pergi ke suatu tempat yang tak lain adalah melawan musuh mereka kembali.
tempat pertempuran geng Zoom vs Bradiz
tak jauh dari geng Vlore. Geng Zoom ini juga geng anak-anak SD yang masih dibawah umur. Mereka sangat tidak suka dengan kedatangan Bradiz yang menurut mereka Bradiz ini Sok menguasai wilayahnya. Tak perlu bercakap-cakap lagi. Geng zoom maupun Bradiz segera bertempur. Mereka berkelahi tanpa menggunakan alat apapun. Dan Bradiz sangat suka jika lawannya tidak memiliki alat. Setelah beberapa menit, geng zoom pun lengah dan berjanji tidak akan mencegat Bradiz dijalan ini. Mereka segera meminta maaf dan pergi meninggalkan Bradiz.
tempat pertempuran geng Fankers vs Bradiz
tempat ketiga ini sangat luas. Dimana itu adalah trotoar jalan raya. Mereka akan bertempur disini.yang pasti akan menimbulkan banyak orang untuk melihat pertempuran tersebut. Tanpa basa basi mereka segera menghajar Bradiz begitupula dengan Bradiz yang langsung menghajar Geng Frankers ini. Frankers adalah anak laki-laki SMP yang menguasai sekolahan SMP MI. dimana itu adalah satu sekolah bersama Bradiz. Setelah Bradiz puas mengkalahkan mereka.Mereka segera pergi tanpa kata apapun.
tempat pertempuran VloriGenk vs Bradiz
Senja mulai terlihat. Tetapi ketujuh anak SD ini tidak lengah sama sekali. Mereka akan menghabiskan preman-preman itu dalam sehari. Dan kini adalah geng keempat yang harus mereka lawan. Vlorigenk adalah murid-murid SMA yang menguasai sekolah sebelah MI school. Dan mereka selalu menang dalam tawuran antar sekolah. Dan Bradiz harus melawan mereka. Kini mereka sedang bertarung hebat. Rio sedikit kelengahan karena badannya sudah remuk dan banyak lebam diwajahnya. Begitupula dengan yang lainnya. Dan akhirnya Bradiz memenangkan kembali perkelahian tersebut. Dan Bradiz meminta agar disekolahan mereka tidak ada geng-gengan dan tawuran antar sekolah. Mereka telah berjanji dan pergi begitu saja.
tempat pertempuran geng Kink vs Bradiz
Inilah geng terakhir yang akan Bradiz lawan. mereka kini berada disebuah tempat yang tak jauh dari sekolahan MI. Kink adalah anak SMP dan SMA yang dibuat sebelum Bradiz berdiri. Mereka sangat ditakutkan oleh geng-geng lainnya. Dan kini keberanian Bradiz membuat Kink semangat untuk mengalahkan geng-geng bodoh itu. Sebelum pertempuran berlangsung.
" Mr. Boy . gue ada satu perjanjian sebelum salah satu diantara Bradiz ataupun Kink melayangkan nyawanya." ujar Aga menatap boss Kink yang bernama Boy itu dengan sangat sinis. Begitupula sebaliknya.
" apa?"
" Jika salah satu diantara geng loe ataupun gue ada yang melayangkan nyawanya. Gue mohon loe dan teman-teman loe gak buat geng-geng aneh itu. Dan gak ada kata penguasaan disini. Karena gak selamanya manusia itu hidup lama. Semua akan berakhir pada waktunya. Dan gue harap loe menepati janji itu."
" oke.gue setuju dan gue harap diantara kita. Gak ada yang melayangkan nyawanya." ucap Boy dengan senyum manisnya. Aga membalas senyun itu dan tiba-tiba senyuman tersebut berubah menjadi senyuman devil. Dimata mereka terlintas sebuah kebencian yang terpendam. Dan akhirnya pertempuran itupun dimulai. Bradiz maupun Kink sama-sama menggunakan pistol itu. Mereka saling tembak menembak.
" YOO.. AWASSS.." Teriak Aga kebingungan sendiri saat Rio sedang menghajar lawannya dan lawan lain akan menembak Rio dari belakang. Rio menengok dan segera menendang lawannya tersebut. mereka kembali berkelahi. Sampai Ada lelaki yang sedang memata matai pertempuran mereka. Dan mengarahkan pistol ke tubuh Rio.
DDOOOORRR
DDOOORRR
DOOORRR
" RIIOOO..."
" YOO..
" MARRIIIOOO...."
Bradiz meneriaki Rio yang sudah tersungkur di tanah. Ia memegangi dadanya dengan susah payah. Preman tersebut menembakkan pistolnya kearah Dada dan perut Rio.Rio sedikit mengerang kesakitan. Ivi,Zahra maupun Fika menangis histeris melihat Rio ditembaki beberapa kali. Bradiz pun menghampiri Rio dan menyamai Rio.
" Yoo.. banguun.." isak fika.
" Yoo..." isak ivi dan Zahra bersamaan.
" Yoo tahan Yoo ambulance akan kesini."
" Yoo tahan.."
" pee..per..per..cu..ma..gu..gue.. ga..gak ta..tah..an la..gi. Guee.. pu..nya sa..tu per..min...ta...an sa..ma.. loe..semua." Jawab Rio terbata-bata disisa nafasnya. Dengan susah payah Ia berbicara kepada keenam kakak kelasnya sekaligus sahabatnya itu.
" apa Yo? apa?" tanya Aga segera menyeka air matanya yang sedikit keluar.
" Jaa..ja..jangan.. perr.nah.. ka..sih ta..u i..ni ke..se...mua.. o..ra..aang. Gu..e gaak m..au se..mu..a o..raa..ng se..dih. " ucap Rio.
" iya Yo kita turuti mau loe. Tapi loe bertahan Yo. pliss.." mohon Stev
" Ma..maaf.. gu..gue ga..gak bi..sa.. mu..mung..kin i.ni su..dah tak..dir gu..e... gu..ee ma.. mau aargghh... iss..ti..ra..hat. du..lu. ka..kalian .ja..jangan sed..ih" ucap Rio lagi dan perlahan Rio menutup matanya. Tangan Rio yang sedari tadi memegang tangan Aga pun terlepas begitu saja.
" RRRIIIOOOO..LOE GAK BOLEH NGOMONG KAYAK GITU.."
" RIIIOOO...."
" KENAPA HARUS LOE YOO..?? KENAPAA??""
" MAARRIIOOO...."
Bradiz histeris telah kehilangan Rio. Dan kini hanya mereka yang mengerumuni Rio. Geng Kink sudah kabur duluan dan tak memperdulikan mereka.
" CEPETT BAWA RIOO KERUMAH SAKIT."
Mereka pun dengan cepat membawa tubuh rio ke rumah sakit. Mereka sangat cemas jika Rio benar-benar meninggalkan mereka. Semoga Tuhan tidak mengambil nyawanya . Itulah doa dari sahabat-sahabat Rio.
*****
Semua menangis tidak karuan. Mereka menunggu diruang tunggu. Kini mereka berada didepan pintu ruang UGD. Harap-harap cemas kini melanda mereka. Didalam sana 3 dokter yang sedang menangani Rio. Aga yang terduduk dikursi ruang tunggu pun hanya diam dan tak bergeming.Begitupula dengan Stev padahal Fakhri sudah sedikit menghibur kedua sahabatnya itu. Begitupula dengan 3 gadis ini. Mereka hanya bisa menangis. Tak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Semoga tuhan memberikan keajaiban terhadap Rio
CLEEEKK
3 dokter itupun keluar dari ruang UGD . ketiga gadis itu pun segera menghampiri dokter-dokter tersebut.
" gimana dok keadaan Rio?" tanya Ivi sangat cemas. Begitupula dengan 2 sahabatnya dan ketiga lelaki yang kini sedang duduk diruang tunggu. menunggu kabar Rio. Dokter Irsyad yang menangani rio sedikit menghela nafas. Dokter Irsyad menatap ketiga gadis didepannya ini.
" ada 2 kabar yang harus saya beritahukan kekalian. Kabar baik dan kabar buruk." ucap dokter Irsyad
" kabar baik?" ujar ke 6 orang itu
" kabar baik. Rio terselamatkan."
" alhamdulillah."
" kabar buruknya. Rio mengalami koma .kemungkinan hidupnya tak akan lama lagi. peluru itu hampir menembus hatinya. Dan peluru lainnya mengenai ginjalnya Rio. Dan kini kami perlu ginjal untuk menggantikan ginjal Rio yang hampir pecah. " ujar dokter tersebut merasa tak enak. Seperti disengat listrik. keenam manusia itu terduduk lemas. Kini semuanya menangis dan tak percaya apa yang diucapkan dokter Irsyad. Semua seperti mimpi. Andai waktu bisa berputar. Mungkin Bradiz tidak akan mengajak Rio untuk bergabung dan tidak akan mengajak anak kelas 5 SD itu untuk ikut pertempuran tersebut.
" yasudah saya dan pihak rumah sakit akan mencari donor ginjal untuk Rio. doakan ya? yasudah kami permisi." ketiga dokter itupun pergi dari hadapan keenam  orang ini.
" INI SEMUA GARA-GARA LOE. KENAPA LOE AJAK DIA BUAT BERKELAHI TADI. INI SEMUA GARA-GARA LOEE..." Teriak Fika menyalahkan Aga. Aga hanya menunduk. Ia tak bisa apa-apa. Ia sama juga seperti yang lain. Dirinya juga terpuruk.
" INI GARA-GARA LOEE..."
" Udah Fi udah. ini semua takdir. Kita jangan salahkan siapa-siapa. Karena emang kita semua yang salah." ujar Fakhri menenangkan Fika.
" seharusnya tadi gue gak ajak dia. gue emang salah." ucap Aga tanpa menoleh sama  sekali.
" IYA. INI SEMUA SALAH LOE. APA YANG AKAN KITA BICARAKAN SAMA ORANG TUA RIO HAH?"
" gue yang akan bicara."
" loe yang bicara? gue yakin loe mati ditempat."
" udah udah. kenapa berantem kayak gini sih? kita harusnya doain Rio biar sadar dari komanya. Dan dokter akan cari ginjal buat Rio. bukannya berantem kayak gini. Kita udah mau SMP. dewasa sedikit bisa kan? ini menyangkut nyawa orang. ngerti loe?" tegas Stev merasa pusing dikepalanya. apalagi melihat teman-temannya bertengkar seperti itu. Ingin rasanya waktu diulang kembali. Pasti Ia tak akan mengajak Rio untuk bergabung di Bradiz.
" Disini gue yang salah. gue yang paksa Rio buat gabung sama kita. Dan Rio yang minta buat ikut pertempuran itu.Karena menurut dia. dia yang pandai megang alat itu daripada kita. gue yang akan bicara sama orang tua Rio. karena cuma gue yang dekat dengan mereka. Mereka pasti ngerti. " ujar Stev lagi membuat kelima sahabatnya itu terdiam mematung.
3 jam berlalu. Mereka tetap masih menunggu. Kini sudah ada kedua orang tua Rio. mereka sama-sama menangis. Stev sudah menjelaskan semua dengan berbohong Dan kedua orang tua Rio mengerti. Dokter pun keluar dan memberikan kabar kalau Rio sudah tak apa-apa. Mereka hanya tinggal menunggu sadarnya Rio dari koma. Kini Bradiz dan kedua orangtua Rio sudah ada didalam Ruangan inap yang sejam yang lalu tubuh Rio sudah dipindahkan.
" Sayang. kamu kenapa nak?" isak mamah Rio sembari duduk dikursi samping kasur Rio.
" Nak. ini papah." gumam papah Rio ikut sedih melihat anaknya seperti ini.
" Yo. sadar dong. Bradiz disini." gumam Aga dalam hatinya. Begitupula dengan Bradiz yang lain.
Waktu terus berlalu. Sudah 3 minggu Rio tak sadarkan diri. Sepertinya Ia sedang menikmati tidurnya itu. Dikamar rawat Rio kini tinggal Aga dan Stev. Mereka hanya ingin menjaga Rio. Karena kedua orang tua Rio sedang bekerja. Dan teman-temannya sedang sekolah. Sebelumnya Aga dan Stev sudah izin duluan kepada pihak sekolah. Dan mereka tak memberitahukan keadaan Rio.
" hahaha.. gue menang lagi." ucap Aga senang. Mereka kini sedang bermain catur sembari menunggu sadarnya Rio. Stev sedikit frustasi karena sedari tadi Ia selalu kalah.
" Sial. kalah mulu sih." geram Stev kesal. Aga hanya tertawa melihat ekspresi Stev seperti itu.
" oh iya bro. besok gue mau ganti password markas kita. Pakai tanggal lahir Rio." ucap Aga . Stev menatap aga dalam.
" loe suka sama Rio? segitunya sayang loe sama dia. sampai-sampai password kita mau loe ganti pakai tanggal lahir dia." ucap Stev tanpa dosa.
" YAAAA...Gue bukan maho bodoh. Ya, gue pengen aja pakai tanggal lahir Rio."
" yayaya. Diskusi lagi deh besok."
" yaps." Mereka kembali memainkan caturnya. Stev selalu kalah dan selalu menonjok Aga dengan pura-pura. Mereka kini sedang senang walau hatinya berdoa agar Rio segera sadar dan bisa bermain kembali dengan mereka.
bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar