Sabtu, 08 Agustus 2015

YOU AND ME? THEN HIM? part 1

Hay guys. Nih cerbungnya.... Tadaaa :D

Oh iya, kalau mau nanya-nanya atau apa gitu 😀 langsung aja ya ke twitter @santi_NRG . sekalian follow.

Dan bantu share cerbung ini yaa...

" Maaf kalau ada kesamaan KATA,ALUR CERITA,NAMA,DLL. Maaf banget ya..."

You And Me ? Then Him? #1

lelaki ini terduduk disebuah kursi Cafe. Ia sepertinya sedang menunggu seseorang. Sudah 1 jam lebih Ia menunggu. Seseorang itu tak kunjung datang. Tak lama kemudian, Datanglah seorang gadis cantik. Ia memakai dress berwarna putih selutut dan memakai sedikit polesan bedak. mendekati sempurna. begitulah gumam lelaki ini. Gadis itu pun duduk dibangku depan lelaki itu. Ia tersenyum.

" maaf ya? nunggu lama. tau sendiri jakarta macet. hehe." ucap gadis itu merasa tak enak kepada lelaki dihadapannya ini.

" gak apa-apa kok kak." jawabnya kepada gadis itu yang lebih tua darinya.

" pesan makanan dulu kak" Gadis itupun menurut dan memanggil witer disana. Segeralah Ia memesan makanan kesukaannya.

" ngomong-ngomong. loe ajak gue ke sini. ada apa ya?" tanya gadis ini sedikit canggung karena lelaki dihadapannya selalu menatapnya.

" aku mau ngomong sama kakak. tapi nanti habis makan."

" okelah."

Tak lama pesanan mereka pun datang dan mereka memakannya dengan lahap. Adit, Yah lelaki itu bernama Adit. Adit memakai kemeja putih dan semua kancingnya sengaja Ia kancingnya. Lalu rambutnya sengaja Ia sisir sangat rapi. Lelaki cupu ini tak lupa dengan kacamata yang selalu Ia pakai kemana-mana. Acha, gadis dihadapan adit itu bernama Acha. Ia lebih tua dibanding adit. Adit selalu membawa gadis ini kemana-mana. Ia sudah menganggap acha itu seperti kakaknya sendiri. atau mungkin. lebih

" aku udah selesai makan. kamu mau bicara apa?"

" sebenarnya... aku suka sama kakak." ucap lelaki culun ini malu-malu. Gadis didepannya ini sedikit kaget.

" suka sama gue?

" iya kak."

" hanya kagum. gak lebih kan?"

" Cinta kak. sayang juga hehe."

" maaf ya dit. bukannya gue nyakitin loe. Tapi loe tau sendiri kan? gue anak kuliahan. sedangkan loe? anak SMP. jauh sama gue dit. Apa loe gak malu nanti pacaran sama anak kuliahan?"

" enggak kak. enggak sama sekali. cinta kan gak mandang umur. " jawab Adit polos

" iya gue tau dit. Tapi kan umur gue sama loe jauhh terbalik. gue 19 tahun dan loe? 17 tahun aja belom. Gue gak mau ganggu sekolah loe. Nanti loe malah pentingin gue daripada sekolah. gue mau loe lulus sekolah dit. masuk universitas yang loe mau. gapai cita-cita loe. urusan pacaran itu Tuhan yang tentukan. Jodoh gak bakal kemana kok dit. Loe cari aja pacar yang sewajarnya sama loe. Gue gak mau jadi perusak antara sekolah loe sama gue. Gue sayang kok sama loe. Dan satu lagi... maaf ya dit. gue udah punya pacar." jawab Gadis itu panjang lebar. Adit menahan agar dirinya tak marah kepada gadis ini. Adit menahan semua rasa sesak di dadanya. begitu sakit yang Ia rasakan.

" sorry Ya dit. makasih dinnernya. gue sayang loe. Tapi gue gak bisa pacaran sama loe. gue takut ganggu sekolah loe. gue hanya mengganggap loe sebagai adik kandung gue. ngertiin ya? gue pulang. bye." Gadis itu melangkahkan kakinya menjauh dari Adit. Adit menundukkan kepalanya.Adit menatap piring makanannya nanar. Bayangan-bayangan buram mulai terlihat. Adit mengeluarkan air matanya. Ia segera menghapusnya. Rasa sesak didadanya semakin dalam. Ingin rasanya adit memaki-maki gadis itu. Tapi apa boleh buat? apakah gadis itu membuat salah padanya? yang diucapkan gadis itu benar adanya. Umur mereka berbanding jauh. Dan adit harus menggapai cita-citanya terlebih dahulu. Begini rasanya sakit hati
*****
Gadis ini melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia melirik jam dinding didalam kamarnya yang menunjukkan pukul 07.15 dan beberapa menit lagi sekolahnya akan membunyikan bel masuk. Ia berlari kecil menuruni tangga. Ia pun segera berpamitan kepada mamahnya dan tak sedikitpun Ia sarapan. Ia hanya ingin cepat kesekolahan. Karena ini adalah hari pertama masuk setelah beberapa minggu liburan semester.Ia melempar begitu saja tasnya dijok samping.Dan segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Setelah sampai disekolahan Ia segera memarkirkan mobilnya. Hatinya lega karena bel belum berbunyi. Ia pun menatap dirinya dikaca mobil. Ia mengambil kacamata faywarernya dan memakainya.Gadis ini pun turun dari mobil dengan gaya seperti artis-artis hollywood yang baru saja mendunia. Gadis ini sedikit cekikikan.

" SEE YOU AGAIN MUTIARA INTERNASIONAL SCHOOL. SEE YOU GUYS.SEE YOU FRIENDS. SEE YOU KALIAN SEMUA." Teriak gadis ini begitu kencang. banyak yang melihat gadis ini berteriak seperti itu. Mereka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya gemas kepada gadis ini.Ify, gadis ini menjalankan kakinya menuju kelas.Ia melihat banyak anak SMP dan SD yang sedang berlari-larian. Ify mengembangkan senyumnya.

BRAAKKK

" Awww..."

" sorry.."
*****
Adit melangkahkan kakinya cepat. Ia harus segera ke ruang guru. Karena wali kelasnya sudah memanggil dirinya. Ia memakai kacamatanya selalu dan tak lupa buku-buku yang selalu Ia bawa kemana-mana. Adit menggenggam bukunya erat. Langkahnya semakin cepat. Ia pun sedikit berlari. Adit mengalihkan matanya ke arah lain.

BRAAKKK

" Awww.."

" sorry." Adit tak sengaja menabrak orang didepannya. Buku miliknya pun berjatuhan. Ia mengambilnya dan mengambil kacamatanya yang jatuh. Begitupula dengan gadis dihadapannya. Ia mengambil kacamatanya dan memakainya kembali.

" maaf kak. saya gak sengaja." ucap adit merasa takut karena orang yang dia tabrak adalah gadis SMA.

" heh. jalan tuh jangan lari dong. gak tau apa didepan loe ada cewek? sakit nih." omel gadis itu yang tak lain adalah Ify. Ify memegangi kepalanya. Karena kepalanya dan kepala adit sedikit terbentur.

" maaf kak. sekali lagi maaf.permisi." ucap adit dan berlari kembali menjauhi Ify. Ify tak memperdulikan itu. Ia segera berjalan kembali menuju kelasnya. Saat sampai dikelas gadis ini mencari sosok sahabatnya. Sivia dan Shilla. mereka sedang duduk dibangkunya dan sibuk dengan aktivitas mereka.

" Shil. Vi." panggil Ify. Mereka pun menengok

" eh Ify. Fy gue duduk sama loe lagi ya?. Dan shilla duduk sendiri ahahha.." tawa Sivia. Ify duduk dibangku samping Sivia dan menatap Shilla yang berada dibelakangnya.

" sabar yah hanny. nanti mungkin ada murid baru dan dia bisa duduk sama loe."

" ogah. gue pengen duduk sama Ify.Via ,semester ini aja gue duduk sama Ify." ucap Shilla dan memanyunkan bibirnya kesal kepada sahabatnya yang satu ini.

" No. Ify tetap duduk sama gue."

" sekali aja napa Vi." mohon Shilla

" enggak. Shilla sayang. Ify sama gue."

" oh yaudah. gue bakalan suruh GABRIEL duduk disini." ucap Shilla dan pergi meninggalkan Ify maupun Sivia. Sivia menatap ke arah Ify. Begitupula dengan Ify.

" SHILLAAA JAANGGAAANN...." Teriak Sivia dan mengejar Shilla. Ify yang ditinggal pun mengikuti Sivia dan berlari. Shilla berlari ke arah kantin karena orang yang disebutnya berada dikantin. Shilla sedikit mengedarkan pandangannya. Dan melihat sosok itu Shilla segera menghampirinya. Sivia dan Ify melihat Shilla sedang ngobrol dengan Gabriel. Shilla menatap sivia tajam dan mengalihkan kembali matanya ke arah Gabriel.

" Shilla ngomong apa sama Gabriel?" tanya Sivia. Ify menengok ke Sivia

" gak tau."Tiba-tiba saja Shilla menghampiri Ify dan Sivia. Shilla menatap mata sivia tajam lalu tersenyum manis.

" loe ngomong apa sama dia?" tanya Sivia penasaran apa yang dilakukan sahabatnya ini.

" gue bilang ke dia. Dia duduk sama gue dan Cakka Iqbal duduk dibangku belakang gue." jawab Shilla santai sambil merangkul bahu Sivia. Sivia membulatkan matanya dan melepas paksa tangan Shilla dari bahunya.

" loe gila? gak boleh." tolak Sivia

" why? mereka sahabat kita bukan? wajarlah dia duduk sama gue."

" ish tapi gak boleh Shilla. loe gak tau sih."

" Dia itu suka sama Gabriel Shill." ucap Ify. Sivia menengok ke arah Ify dan melototkan matanya. Ify menyengirkan giginya tanpa dosa. Shilla membulatkan matanya sempurna. Lalu menggandeng tangan Sivia.

" mau kemana?"

" ke Gabriel."

" ihh apaan sih? gak mau.."

" katanya suka.."

" please Shill jangan bocorin dong. loe sahabat gue kan?" tegas Sivia dan melepas paksa tangan Shilla dari tangannya. Tetapi tangan Shilla kuat dari sivia dan dibantu Ify.Ia terus menyeret Sivia menuju bangku kantin yang kini diduduki lelaki bernama Gabriel,Cakka dan Iqbal itu.

" haii yel. ada yang suka nih." ucap Shilla dan menatap gabriel. Gabriel mengernyitkan dahinya bingung.

" Shilla...." geram Sivia dan menginjak kaki Shilla.

" awww sakit bego....diem ya? gue bocorin nih."

" jangan."

" Yel. ada yang suka." ucap Shilla mengulangi ucapannya lagi. Ucapan Shilla pun mampu membuat kedua pipi chubby Sivia memerah. Ingin rasanya pergi dari sana. Tapi Shilla menggenggam tangannya erat

" siapa?" tanya Gabriel dengan suara seraknya.

" ada deh. nanti istirahat kita gabung ya sama loe." ujar Shilla lagi. Sivia semakin memberontak.

" boleh." jawab Gabriel dan menatap Sivia.

" Vi. pipi loe merah tuh." ucap Gabriel jujur. Sivia segera menutup wajahnya dengan satu tangannya. Dan semakin memberontak minta dilepaskan dari genggaman Shilla.

" Ehhmm.. yel... SIVIA SUKA SAMA LOEEEEE..." Teriak Shilla dan seketika itu melepas genggamannya lalu pergi berlari meninggalkan sivia yang mematung disana. Sivia gelagapan sendiri.

" boong yel. jangan didenger." ucap Sivia dan hendak berlari tetapi tangannya ditahan oleh Gabriel. Membuat pipi Sivia semakin memerah.Keringat pun dengan sendirinya keluar dari dahinya. tubuh Sivia sedikit gemetaran dan hatinya berdegup kencang. Saat tangan itu menggenggam tangannya dengan lembut.

" tadi Shilla bilang apa?" tanya Gabriel menggoda Sivia. Sivia menggelengkan kepalanya cepat.

" duduk sini. " ucap Gabriel dan menarik paksa tangan Sivia. Alhasil Sivia duduk disamping Gabriel. Gabriel tak melepas genggamannya itu.

" loe suka sama gue?" tanya Gabriel pura-pura polos. cakka maupun iqbal cekikikan menahan tawa mereka yang melihat ekspresi sivia.

" enggak kok. shilla boong." jawab Sivia tanpa menengok ke arah gabriel.

" yakin?"

" yakin."

" tatap gue dong.." goda gabriel lagi. Membuat sivia menutup wajahnya menahan malu. Sedangkan Cakka dan Iqbal sudah tertawa terbahak-bahak melihat sivia salting. Sivia memaksa gabriel melepaskan genggaman tangannya.

" kenapa? katanya suka? giliran aku genggam tangannya. kamu malah pengen dilepas." ucap Gabriel menahan tawanya.

" HOOEEEKK..." Teriak Cakka dan Iqbal seperti orang sedang muntah.merasa jijik apa yang diucapkan Gabriel. Karena tak biasanya gabriel menggoda gadis memakai kata ' aku atau kamu'.

" Gabriel. gue pengen kekelas.." melas Sivia. Gabriel melepas genggamannya. Dan menatap Sivia dalam.

" yaudah bareng yuk. kan kita sekelas juga. dan aku mau duduk sama kamu." ucap Gabriel .Ia segera mengambil earphone dan memasukkanya ke dalam tas miliknya. Tak lupa ponselnya juga Ia masukkan kedalam saku celananya. Ia pun bangkit dari duduknya. Diikuti oleh Cakka dan Iqbal.

" ayok." ajak Gabriel. Sivia masih duduk saja dan menatap gabriel yang sudah berdiri. Gabriel menarik tangan Sivia dan beranjak dari kantin menuju kelasnya.

" Apa yang aku rasakan? apakah dia mempermainkanku atau tidak? apakah dia juga mempunyai rasa yang sama? please. jangan mempermainkan aku. cukup masa laluku yang mempermainkan aku. jangan kamu. "
****
Adit memasuki kelasnya dan mendapatkan Alvin,temannya yang sedang duduk dibangku sebelah milik Adit. Adit menyimpan tasnya dan duduk disamping lelaki bermata sipit itu. Adit mengeluarkan buku-bukunya dan memahami soal-soalnya. Alvin yang merasakan kedatangan adit pun menengok. Ia melihat apa yang dilakukan lelaki culun disampingnya ini.

" loe belajar terus sih? kali-kali gitu lari kesana kemari kayak mereka." tegur Alvin. Adit sejenak memberhentikan aktivitasnya dan menatap alvin.

" gue bukan anak SD lagi yang hanya ada masalah sepele terus lari-lari gak jelas kayak mereka. gue hanya ingin fokus sama sekolah." jawab Adit mantap.

" ehm... gue akui semangat loe 45 dari anak-anak jaman sekarang. Tapi jangan terlalu sibuk pikirin pelajaran terus. loe kan bisa refreshing. segerin otak loe.  kita kan masih awal semester 2. kan gak ada salahnya tunda dulu semua pelajaran. kita bawa santai aja bro."

" sama aja itu loe menyia-nyiakan hidup loe Vin. Dengan cara itu loe gak bisa sukses. Gue pengen kejar dulu cita-cita gue. Refreshing kan bisa nanti abis UN. "

" ck. terserah deh. oh iya gue panggil loe stev ya?"

" adit."

" stev."

" adit ,vin."

" yaudah vano."

" Ma..."

" udahlah adit aja. apa susahnya sih. cuma 4 huruf ." jawab Adit memotong perkataan Alvin. Alvin langsung diam dan tak melanjutkan perkelahian kecil ini. alvin mengedarkan pandangannya dan menatap satu lelaki yang menurutnya...gaul

" oh ya dit. gaya loe rubah deh. Kayak mereka tuh.. pake snapback, baju dikeluarkan, rambut simple short atau trend jaman sekaranglah. kalau gaya loe kayak mereka loe pasti keren " ujar alvin. Adit menatap lelaki yang ditunjuk Alvin. Yah, anak itu sangat gaul dan berbeda dengan Adit. Adit tersenyum simpul. Ia pun menatap Alvin.

" belum waktunya Vin. Gue belum siap ninggalin ini." jawab Adit dan memegang buku pelajarannya. Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya heran kepada sahabatnya yang satu ini. Ia begitu aneh. Disaat anak seusianya sedang have fun dengan teman-temannya, Ia malah have fun sendiri dengan buku pelajarannya. Setiap detik selalu membaca buku tersebut.

" kalau loe setiap hari kayak gini dit. gimana loe mau keren? coba deh loe nanti dirumah ngaca. Lepas kacamata loe, rambut loe ubah, baju keluarkan, dan 2 kancing paling atas gak usah dikancingkan. kesannya loe itu ketinggalan zaman bro. Salah gaul." Ujar alvin semakin mempojokkan lelaki berkacamata itu. Adit terdiam sejenak dan kembali melakukan aktivitasnya.

" hayy..." sapa ke 3 teman Adit dan Alvin. Ray, Deva , Dan Ozy. mereka adalah teman Alvin yang sejak kelas 1 SMP bersama dirinya. Dan setelah semester 2. Adit bergabung dengan mereka. Tak ada yang memandang sebelah mata kepada salah satu diantaranya. Mereka sangat akrab dan tak jarang mereka saling berbagi cerita.

" kenapa bro?" tanya Ray yang kini duduk dibangku belakang bersama Deva. sedangkan Ozy, Ia duduk bersama teman sebangkunya.

" nih. temen loe. dia gak mau rubah gaya hidupnya. " ucap alvin.

" ohh... udahlah bro. gak usah pojokin dia terus. kan dia udah bilang sama kita. suatu saat dia bakalan rubah gaya hidup dia kok. " ucap Ray

" tau ah pusing gue." keluh Alvin mengacak-acak rambutnya. Ia bingung oleh jalan fikiran Adit yang selalu membuatnya sedikit frustasi. Ini memang bukan masalah dirinya tetapi Ia hanya ingin melihat temannya ini lebih dikenal orang dan tak misterius seperti itu. Kelas ini pun mengikuti pelajaran seperti biasa. Karena ini hari pertama semua jadwal pun diubah. banyak yang frustasi karena tahun ini banyak ulangan yang harus mereka lalui. Yah, seperti biasa. Membuat anak kelas 3 harus berperang dengan kertas-kertas putih itu

*****

Seperti kelas Adit. Kelas 10 juga mengikuti pelajaran seperti biasanya. Kelas ini sama sekali tak ada guru. Mereka hanya asik dengan aktivitas mereka yang setiap hari mereka lakukan. Tak jauh dengan Ify dan teman-temannya. Mereka sibuk dengan aktivitas mereka. Ify dan Shilla yang selalu cekikikan melihat Sivia salah tingkah didepan Gabriel. Karena kini Gabriel dan Sivia duduk bersama. Begitupula dengan Cakka dan Iqbal yang sibuk dengan aktivitas mereka yaitu bermain batu kertas gunting.

" hahaha... lucu loe Vi." tawa Ify merasa geli diperutnya.

" Sivia udah kayak patung tegang terus dari tadi ahahhaa..." tawa Shilla.

" diem deh loe." marah Sivia yang lagi-lagi membuat geli temannya itu. Gabriel yang berada disamping Sivia terus menerus menatapnya. Membuat gadis berpipi chubby ini salah tingkah sendiri. Apalagi ditertawakan oleh kedua temannya.

" Sivia." panggil Gabriel

" apa?" jawab Sivia

" loe cantik."

" AHAHAHAHAHA....." Tawa Ify dan Shilla bersamaan setelah melihat ekspresi sivia yang semakin membuat pipinya merah padam. Sivia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia malu sekali apa yang diucapkan gabriel untuknya.

" sivia. kamu itu cantik ya? aku baru sadar kalau kamu itu cantik. melebihi selena gomez. " goda Gabriel lagi membuat sivia menundukkan wajahnya. Didalam telapak tangannya Sivia tersenyum sendiri.

" Sivia nengok dong. " goda Gabriel kembali. Sivia menggelengkan kepalanya. Dengan gentle man nya. Gabriel memegang bahu Sivia untuk menghadap ke arah dirinya. Ia melihat Sivia masih menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan sivia.

" ngapain sih ditutup-tutup? kamu kan cantik ! nanti cantik kamu hilang kalau wajahnya ditutup." ucap Gabriel dan memegang tangan sivia agar tidak menutupi wajahnya yang merah itu.

" Gabriel apaan sih ? ." Sivia segera menepis genggaman tangan gabriel dan kembali menghadap ke depan.

" ehmm...." gumam Gabriel tidak jelas dan tetap menatap Sivia dari samping. Ia menopang dagunya menerawang wajah sivia.

" Vi. besok shopping yuk." ajak Shilla. Sivia pun menengok ke belakang dan matanya berbinar-binar mendengar kata shopping. Ia mengangguk cepat dan semangat.

" ayok. Di mall mana nih?" tanya Sivia.

" dimana aja deh."

" loe ikut Fy?"

" ikut dong..."

" sipp..."

" besok kamu aku jemput ya?" ucap Gabriel. Sivia menengok ke arah Gabriel bingung. apakah lelaki ini berbicara serius atau bercanda.

" terserah." jawab Sivia.

" oke." Mereka pun melakukan aktivitas mereka kembali. Ify yang sibuk dengan ponsel dan earphone ditelinganya, Sivia yang kembali malu digoda sama Gabriel , Shilla yang sibuk dengan dunia mayanya dan kedua lelaki berambut gondrong ini kembali sibuk dengan memainkan game di ponsel masing-masing.

*****

Alvin memainkan game diponselnya, Adit seperti biasa membaca buku pelajarannya. Alvin melirik adit sebentar. Ia pun mempunyai ide jahil. Ia melihat sekeliling kelasnya. kini jam pelajaran kedua belum ada guru yang masuk. alvin berdiri didepan adit. Ia melihat adit yang sama sekali tidak menyadari dirinya ada didepan. Adit sedikit melirik kedepan. Ia pun mengadahkan wajahnya ke arah alvin. bingung apa yang dilakukan lelaki bermata sipit itu.

" mau ap..."

Belum Adit melanjutkan kata-katanya. alvin sudah mengambil kacamata adit dan berlari menjauhi adit. Adit segera berlari menyusul lelaki berbadan putih itu. Ia mengejar alvin yang kini berlari ke arah sekolahan SMA.

Adit kehilangan jejak. Alvin yang selalu mendapat piala lomba berlari pun lebih kencang daripada Adit. Membuat adit sedikit lelah berlari. Ia pun terduduk di lantai koridor SMA. Ia mengusap keringatnya yang sempat jatuh dari dahinya.

" Hai..." Sapa seseorang anak SMA kepada Adit. Adit mengadahkan wajahnya dan tersenyum simpul. anak SMA itu sedikit terkejut.

" ngapain anak SMP ke sekolahan SMA?" tanyanya sedikit penasaran apa yang dilakukan adit.

" lagi ngejar temen kak. Dia lari bawa kacamata aku." jawab adit seadanya.

" ehmm.. kenalin gue...."

bersambung......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar