YOU AND ME ? THEN HIM ? #7
" ASTAGA RIOOO...."
Shilla menghampiri Adit dan menyamai tubuh adit. Adit menggigil kedinginan.Shilla memeluk Adit. Ia pun mengadahkan wajahnya ke arah Angel. Dan menatap angel tajam. Ia pun berdiri dari jongkoknya
" LOE APA-APAAN SIH? KALAU MAU NGERJAIN ADIK KELAS JANGAN KAYAK GINI DONG." Tegas Shilla. Angel pun menatap Shilla sinis
" Dia pantes dapat pelajaran kayak gitu. Kenapa? karena dia udah masuk ruang osis tanpa permisi." ucap Angel dan menatap Adit tajam
" YA TAPI GAK USAH KAYAK GITU DONG. LOE SEBAGAI KAKAK KELAS HARUSNYA CONTOHIN YANG BAIK UNTUK ADIK KELAS LOE. BUKANNYA KAYAK GINI."
" bla..bla..bla Bawel loe."
" Ish. ini anak." desis Shilla kesal. Ia pun menghampiri Adit dan menarik Adit untuk pergi dari sana. Angel dan teman-temannya pun bercekcok ria. Begitupula dengan murid-murid disana semuanya pada bubar.
Shilla menarik Adit ke koridor SMA. Ia pun menyuruh Adit untuk duduk disana. Dan Ia pun duduk disamping Adit. Shilla mengambil ponselnya didalam saku dan memberikan pesan kepada seseorang. Setelah selesai memberikan pesan tersebut. Shilla memasukkan ponselnya kembali ke dalam sakunya. Ia pun menatap adit yang kini sedang menunduk.
" Kok loe diem aja sih digituin? sumpah ini bukan loe banget." Ucap Shilla. Adit diam saja. Shilla semakin kesal kepada lelaki culun ini.
" Jawab yo. gue disini kakak loe. " Ucap Shilla sedikit bersabar.
" So..sorry Shil. gu..gue emang salah. Gue seharusnya ketuk pintu dulu." ucap Adit terbata-bata. Sepertinya Ia semakin kedinginan.
" Loe emang salah. Tapi kelakuan angel itu udah keterlaluan tau gak? harusnya loe itu lawan dia. Bukannya diem. Loe emang beneran cupu apa gimana sih?"
" Gu..gue emang cupu. Gu..gue.. Adit..bu..bukan Rio. Dia te..teman loe Dan lo..loe se..seharusnya jangan be..bela gue.Karena di..disini gue yang salah."
" ck. loe Rio. Gue kenal loe dari SD. Mau dia temen gue kek,sahabat gue kek, Kakak kelas gue kek. Bodo amat. Loe adik gue yo. Gue udah anggap loe sebagai adik kandung gue sendiri. Dan gue gak rela loe digituin habis-habisan didepan umum. Ngerti gak sih?" omel Shilla. Shilla pun mengeluarkan air matanya.Sebagai kakak, Shilla sangat tidak rela adiknya diperlakukan seperti itu. Tak lama datanglah Ify dan teman-temannya. Mereka menghampiri Adit dan Shilla. Mereka kaget apa yang mereka lihat.Baju adit basah dan berbau yang tidak sedap.
" Loe kenapa yo?" Tanya Cakka dan duduk disamping Adit. adit menggelengkan kepalanya
" Rio kenapa shill?" kini Stev yang bertanya. Shilla pun menjelaskan semuanya. Mereka pun kaget apa yang diceritakan oleh Shilla.
" serius Yo?" tanya Cakka. Rio diam saja.
" jawab yo." tegas Ify.
" Gue gak mau dianggap sebagai mengadu dombakan seseorang. Itu semua bohong. Shilla bohong. Gue jatuh di got." jawab Adit. Shilla membelalakan matanya. Apa yang diucapkan Adit sama sekali bukan Fakta.
" Rio. gue lihat. loe ditampar-tampar sama angel. " Ucap Shilla. Ia tak menyangka, Adiknya sangat keras kepala dan menutupi apa yang sudah terjadi.
" Gak shil. Dia cuma pura-pura." ucap Adit. Shilla pun mengalihkan wajahnya. Tak mau menatap Adit. Gabriel yang memakai jaket pun melepas jaketnya dan menyuruh Adit memakai jaketnya. Adit pun memakai jaket milik Gabriel.
" terus ini apa? pura-pura?" tanya Shilla dan menunjuk darah segar yang berada disamping bibir Adit. Adit segera mengusapnya. Ia kembali menggelengkan kepalanya. Ia pun kebingungan untuk menjawab pertanyaan Shilla.
" Udah yo jujur aja. Kita gak ngerepotin loe kok. " ucap Ify dan diangguki yang lainnya. Adit tetap diam dan acuh tak acuh.
" Loe semua diem disini.gue sama Cakka mau ke ruang uks dulu." ucap Gabriel dan diangguki semuanya.
" Yel. jangan macem macem sama kak angel. dia gak salah. gue yang salah." ucap Adit. Gabriel menghela nafasnya sebentar. Ia pun mengangguk saja dan pergi bersama Cakka meninggalkan teman-temannya.
Ify dan Sivia pun duduk ditempat yang tadi diduduki Cakka dan Gabriel. Mereka berdua pun menatap Adit. Adit hanya menunduk saja.Ify yang duduk disamping Adit pun merangkul lelaki culun ini.
" Kita sahabatan udah lama yo. Dan kita gak pernah membuat rahasia apapun. Kita selalu cerita apa yang terjadi. Sekarang, esok dan seterusnya.Dan kenapa loe merahasiakan ini semua? loe takut kita marahin angel? loe takut loe disebut sebagai pengadu dombakan seseorang? loe takut sama Angel kalau kita gak ada disisi loe? Loe Rio. Mario stevano Aditya. Lelaki yang gak pernah takut sama apapaun kecuali sama Tuhan. Lelaki yang akan melawan apapun kecuali melawan Tuhan. Lelaki yang selalu bela kita dimanapun,kapanpun, dan bagaimana pun. Tapi sekarang loe lihat diri loe? Ini bukan diri seorang Rio. Tapi Adit. Adit yang cupu. Adit yang takut sama apapun. Adit yang kutubuku.Adit yang dulu menjadi Rio. Yo, gue tau kita sahabatan udah lebih dari 6 tahun walaupun 5 tahun itu kita terpisah. Gue tau latar belakang loe. Rio, Gue tau loe anak yang kuat, yang selalu tegar dalam apapun. Yang selalu melawan musuh loe. Tapi kenapa sekarang loe lemah hah? pengecut. Lawan cewek aja gak bisa. Dimana harga diri loe? loe mau dikatakan sebagai pengecut? lemah? mau taruh dimana wajah loe yo kalau udah kayak gini? " Tanya Ify panjang lebar. Adit mencerna kata-kata Ify. Sangat betul, dirinya sebagai lelaki seharusnya bisa melawan wanita. Ini sangat aneh, Sedari mulai MOPD. Adit seperti ketakutan dan tak mau melawan siapapun. Apalagi melawan Anggota Osis.
" Gue tau fy. Tapi gue gak tau kenapa gue lemah kalo udah kayak gini. Gue juga berasa gue bukan Rio yang dulu. mungkin efek amnesia gue jadi sedikit lupa gimana caranya melawan seseorang. Gue udah terbiasa jadi Adit mungkin." jawab Adit setelah beberapa menit Ia terdiam.
" APA? AMNESIA?" Tanya Keempat teman Adit. Adit menganggukkan kepalanya.
" Iya. gue amnesia. Gue sempat lupa siapa kedua orang tua gue. Dan anehnya, gue gak sama sekali lupa sama loe loe pada. Gue inget semuanya kok. Dan loe inget kan? waktu pertama kali gue ke markas kita? gue gak tau apa-apa tentang markas itu. Dan setelah Cakka kasih tau semuanya. Ingetan gue terkumpul kembali. " jawab Adit. Mereka pun mengangguk-anggukkan kepalanya.
" sorry ya yo. kita dulu marah-marahin loe. Gue kira loe beneran pura-pura lupa sama kita. dulu kita benci sama loe. kenapa? karena loe kayak gatau nama lengkap kita. " ujar Sivia.
" kalau soal nama gue emang bener-bener lupa Vi. yang gue inget cuma nama panggilan kalian masing-masing."
" terus? Wajah? kan gak berbeda dong."
" Nah itu. Gue merasa familiar sama kalian. gue kira kalian itu Bradiz.Tapi gue rasa gue salah. karena Bradiz gue anggap udah gak peduli sama gue."
" Kita peduli sama loe yo. Tapi papah loe aja yang sepertinya gak suka sama kehadiran kita. "
" mungkin. Oh iya. Kalian kasih tau ya? ke papah kalo gue tertembak dan ikut tawuran itu?" Tanya Adit memastikan. Mereka saling diam Tak ada yang membungkamkan suara mereka.
" kita gak tau yo. Yang tau cuma iyel. Dan kita juga gak dikasih tau iyel soal itu." jawab Ify jujur. Mereka pun mengangguk. Adit menganggukkan kepalanya. Mereka pun saling diam. Tak ada yang ingin dibahas lagi. Adit menunggu kehadiran Gabriel yang sedari tadi tidak menunjukkan batang hidungnya. Ia gelisah jika Gabriel memarahi angel. Adit pun mengeluarkan ponselnya dan memainkan game untuk melupakan sejenak masalahnya.
*****
Gabriel dan Cakka memasuki ruangan UKS. Gabriel mengambil beberapa kapas dan betadine. Beserta kompresan yang kini berada ditangan Cakka. Mereka pun keluar dari ruangan itu.Dan segera ke kantin. Setelah sampai kekantin. Gabriel membeli teh hangat dan minuman kecil untuk teman-temannya. Tak sengaja Ia melihat angel dkk.Gabriel pun menyuruh Cakka duduk dibangku kantin dan menyimpan semuanya dimeja. Gabriel menyuruh Cakka untuk menjaga benda tersebut dan pergi menghampiri Angel dkk
" semoga loe berhasil yel." doa Cakka dan melihat apa yang dilakukan Gabriel terhadap Angel.
" ANGEL." Teriak Gabriel sembari berjalan cepat ke arah Angel. Kini dirinya berada didepan Gadis-gadis ini.
" NGEL. LOE WAKIL KETUA OSIS KAN? HARUSNYA LOE TUH CONTOHIN ADIK KELAS LOE UNTUK BERBUAT BAIK. BUKANNYA MEMBULLYNYA DENGAN CARA LOE. LOE KIRA ENAK DIBULLY HAH? HARUSNYA LOE ITU MIKIR NGEL. LOE UDAH GEDE. JANGAN KAYAK ANAK KECIL DEH. " Teriak Gabriel membuat semua murid disana menatap dirinya. angel gelagapan sendiri. Dengan keberanian penuh, Angel bangkit dari duduknya dan menghadap Gabriel.
" APA MAKSUD LOE? KOK LOE MALAH MARAH-MARAH SAMA GUE HAH?" tanya Angel.
" HEH. GAK USAH PURA-PURA BEGO DEH. GUE TAU APA YANG LOE LAKUKAN KE ADIT. ITU BENER-BENER GAK BAIK NGEL. "
" Ohh jadi anak itu ngadu sama loe? hahhaa dasar bego. pengadu. silahkan yel loe bela dia. Dia yang salah, ya harus dapat pelajaran kayak gitulah. " ucap angel sinis. Gabriel semakin emosi.
" LOE YANG BEGO NGEL. LOE KAKAK KELAS. LOE WAKIL KETUA OSIS. SEHARUSNYA LOE AJARKAN YANG BAIK UNTUK ADIK KELAS LOE. DIMANA OTAK LOE HAH? BOCAH BANGET SIH."
" Hellow adik Gabriel Stevent Damanik. Harusnya loe ajarin adek kelas loe itu gimana caranya sopan santun. Dia masuk ruang osis tanpa permisi. Dan apakah itu contoh terbaik? Cishh... Kakak sama adek sama aja." desis Angel begitu kesal. Gabriel menahan emosinya.
" Gue nyesel milih loe jadi wakil ketua osis. Gak bisa ngajarin adik-adiknya untuk berbuat baik. Ini namanya penerus bangsa? ciissh gak sama sekali pantas. Loe bagaikan anjing liar yang mencari mangsa. Dan loe tau? penjara masih penuh. loe udah menyiksa anak SMP dengan cara loe. Dan gue gak segan-segan buat laporkan loe ke polisi." ujar Gabriel dan pergi begitu saja. Angel menganga mendengar ucapan Gabriel. Gabriel memberhentikan langkahnya.
" Ngel, loe tau? gue udah nyebarin CCTV disekitar sekolah. Dan loe tertangkap basah mengerjai adik kelas dengan kekerasan. Gue emang belum lihat. Dan satu lagi? Badan loe bongsor, loe cantik, tapi sayang OTAK LOE BERADA DIDENGKUL." Ujar Gabriel lagi dan kembali melanjutkan langkahnya. Angel kembali menganga tak percaya. Ucapan Gabriel tadi sedikit Ia kencangkan dan membuat angel malu dihadapan semua orang. Pertama kalinya lah dirinya dipermalukan seperti ini. Angel melemparkan begitu saja gelas yang berada didekatnya. Emosinya sudah berada atas ubun-ubun.
" awas aja loe yel, gak segan-segan gue bakal mutilasi adik loe itu. Dan loe cupu. Lihat apa yang akan gue lakukan sama loe."
*****
Gabriel dan Cakka kembali menghampiri Adit dkk. Mereka pun tersenyum saat kehadiran Gabriel. Gabriel menyuruh Adit untuk mengobati luka dibibirnya. Dan adit hanya menuruti ucapan Gabriel. Gabriel menyuruh Cakka dan Iqbal untuk mengambil atribut MOPD adit yang berada ditaman belakang.Gabriel pun duduk ditempat yang tadi diduduki Iqbal.
"yel. loe marah-marahin kak angel ya?" tanya Adit. Gabriel terdiam sejenak. Ia pun menggelengkan kepalanya.
" kok lama. katanya mau ke UKS. " ucap Adit. Gabriel menghela nafasnya.
" Tadi kekantin dulu. Terus si Cakka minta bakso. yaudah kita jajan dulu disana." ujar Gabriel berbohong. Adit pun mengangguk-anggukkan kepalanya.
" Eh. Besok kan minggu. gimana kalau kita jalan-jalan? untuk merayakan datangnya Rio ke SMA kita." ujar Shilla. Ify dan Sivia pun mengangguk semangat. Kedua lelaki itupun saling tatap. Mereka mengangguk saja kemauan gadis ini.
" yeay kemana nih?"
" gimana kalau kita ke pantai?" usul Sivia. Shilla mengangguk semangat. Ify juga. Dan kedua lelaki ini menggelengkan kepalanya bersamaan.
" Jangan pantai deh. bosen. Gimana kalau kita kegunung? haiking gitu? " Usul Gabriel. Adit menggeleng, Shilla mengangguk, Ify menggeleng dan Sivia juga menggeleng. Gabriel melengos.
" Gue pengennya ke pantai." ujar Sivia memohon. Gabriel mengangguk saja. Sivia, Shilla dan Ify berhigh five ria. Mereka bertiga pun menatap Adit. Adit sedikit berpikir.
" Emm.. bolehlah boleh."
" ASSIIKKK PANTAAIIIII...." Ujar ketiga gadis ini kegirangan.
" Pantai mana nih?"
" Ancol."
" ogah. bosen."
" yaudah Anyer."
" Gak mau."
" Ribet loe semua. Kepulauan seribu aja. " usul Adit. Mereka pun setuju. Gabriel memberikan pesan kepada Iqbal dan Cakka. Mereka pun setuju. Dan ketiga gadis itu kembali kegirangan. Mereka saling peluk. Gabriel menggeleng-gelengkan kepalanya.
" besok gue bawa cewek gue. Daripada gue nanti jadi kacang." ujar Gabriel.Sivia melototkan matanya da menatap Shilla dan Ify.
" Yel loe punya pacar?" tanya Ify. Gabriel mengangguk mantap.
" ohh."
" sabar ya beb. jodoh gak bakal kemana! sampai waktunya datang pasti loe bisa milikinya." bisik Ify dan merangkul Sivia. Sivia diam saja tak merespon ucapan Ify.
" asik besok kepantai" ucap Ify dan diangguki kedua gadis itu. Mereka pun saling diam. Adit menepuk jidatnya, Ia melupakan sesuatu. Adit pun mengeluarkan ponselnya dan terdapat 3 pesan dari Alvin. Ia pun mencari kontak nama Alvin dan menekan tombol memanggil.
" Hallo vin."
" hallo dit. loe dimana?"
" gue dikoridor SMA nih. sama kakak-kakak gue. loe kesini. "
" ah. segala sama kakak loe. loe tau sendirikan gue takut sama kakak-kakak loe.apalagi kak ify."
" ck. jangan takut. dia manusia kok. udah cepatan sini. "
" iya iya."
BIIPP
Adit memutuskan sambungannya. Tak lama datanglah Cakka dan Iqbal sambil membawa atribut Adit. Mereka pun duduk dibawah karena bangku koridor tidak cukup. Mereka kembali bercerita. Sebelum kembali ke tempatnya, Cakka dan Iqbal memaksa Debo dan Angel untuk menanda tangani buku Adit. Mereka sama sekali tidak takut dengan kakak kelas mereka itu. Karena mereka sudah menganggap kakak kelas tersebut sudah menjadi teman. Berkumpul Osis bersama, Mengumpulkan kertas-kertas bersama, Dan bercerita bersama. Dan setelah adik mereka diperlakukan seperti itu. Tumbuhlah kebencian didalam diri mereka. Mereka tak menyangka teman se-Eskul mereka bersifat seperti itu.Tak lama datanglah Alvin. Dan Cakka menyuruh Alvin untuk duduk disampingnya. Dengan rasa canggung alvin mengikuti apa kata Cakka.
" emm.... Vin. nama lengkap loe siapa?" tanya Cakka. Alvin yang menunduk pun mengadahkan wajahnya kesamping. Karena Cakka lebih tinggi dibanding dirinya
" alvin jonathan kak." jawab Alvin sopan.
" ohh... ikut eskul apa? waktu di smp?"
" Basket sama futsal."
" rencananya di SMA nanti ikut eskul apa?"
" eskul yang sama kak."
" ohh.." Ucap Cakka membulatkan mulutnya. Alvin mengangguk saja. Adit pun turun dari duduknya dan duduk disamping Alvin. Alvin menatap Adit heran.
" Yel,Fy,vi,shill. duduk bawah. gak enak dilihatnya." ucap Adit. Mereka berempat pun ikut duduk dibawah menyamai Adit.
" kakak chubby noh." bisik Adit ditelinga Alvin. alvin menyenggol lengan Adit dengan sikunya. Adit tertawa pelan.
" namanya Sivia azizah. cantik ya?" tanya Adit dalam bisikannya. alvin tak menanggapi ucapan Adit. Ia pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Dan memainkan game diponselnya untuk menghilangkan kecanggungan itu.
" Vin. loe tau lapangan basket di komplek Vlore?" tanya Cakka. Alvin pun memberhentikan aktivitasnya
" iya tau."
" Loe yang waktu itu lagi main basket sama cowok ya?" tanya Cakka lagi. Alvin mengernyitkan dahinya bingung.
" Ituloh. Gue yang gak sengaja nembak pistol ke arah bola. Terus bolanya bocor. Dan gue harus tanggung jawab." ucap Cakka meyakinkan. Alvin sedikit mengingat-ingat.
" Oh iya kak. iyaiya alvin inget." jawab Alvin. Cakka pun cengar cengir kepada alvin begitupula dengan Alvin.
" haha pertemuan yang mentragiskan ckck." ucap Cakka. Alvin tertawa pelan Ia kembali memainkan ponselnya.
" Yo. besok jadi dong ke kepulauan seribu?" tanya Iqbal kepada Adit. Adit menganggukkan kepalanya.
" Yoi. Besok jadilah." jawab Adit santai. alvin mendengar ucapan Iqbal barusan. Ia pun menatap Adit
" Yo? nama loe kan adit. kenapa dipanggil Yo?" tanya Alvin sedikit kencang. Adit melototkan matanya. Sepertinya Ia harus berbicara kepada teman-temannya.
" itu.. emm.. anu.. Yo..engg.. dia suka mainin Yoyo hehe..makanya dipanggil Yo hehe..hehe." cengir Adit garing.Keenam teman adit pun mengernyitkan dahinya. Adit memberikan kode agar tidak ada yang bersuara.
" Ohh.." gumam lelaki bermata sipit itu. Adit menghela nafas leganya. Alvin tak curiga. Alvin belum tau, Keenam kakak kelas Adit itu adalah dulu yang menjadi Bradiz.
" Oh iya. Kakak-kakak. Adit dulu punya masa lalu yang indah bersama keenam sahabatnya loh. Tapi berbulan-bulan kemudian, teman-teman Adit meninggalkan adit gitu aja pas adit ketembak pistol gitu. Adit sama keenam temannya itu pernah ada geng. Nama gengnya adalah Bradiz." Ucap Alvin menceritakan sosok Adit. Keenam manusia itu saling tatap. Apakah lelaki berwajah chinesse ini sedang menyindirnya? atau apa?
" Dia nyindir kita?" bisik Iqbal kepada Cakka. Cakka mengangkat bahunya.
" terus?"
" Adit bisa mainin pistol, adit bisa berantem, Adit suka ngerokok tau. Tapi itu dulu kak. Dan setelah ketemu geng itu dia jadi ngurangi merokok , berantem, sama main pistolnya. Adit pernah ngalamin koma 2 bulan. Terus kata papahnya, Geng sialan itu gak pernah jenguk Adit. Mereka gak peduli sama adit kak. Dan alvin udah janji sama diri alvin sama Adit juga. Kalo Adit ketemu sama yang namanya Anggota Bradiz. Alvin akan bunuh mereka dengan tangan alvin sendiri. Dan Awas aja kalo ada apa-apa sama adit gara-gara mereka. Gak segan-segan adit laporin mereka ke polisi." ujar Alvin penuh penekanan. Adit dan keenam kakak kelasnya itu pun menelan ludah masing-masing. Keenam teman Adit menatap Adit sendu. Sebegitukah peduli alvin kepada Adit?
" Dan kakak kakak ini siap kan bantuin alvin biar Adit gak ketemu sama anggota Bradiz?" tanya Alvin tanpa dosa. Mereka pun saling tatap. Mereka mengangguk pelan.
" Sebelumnya. Gue mau nanya nih Vin. Seandainya ya? nih SEANDAINYA. Bradiz ada disekitar loe. apa yang akan loe lakukan?" tanya Cakka mencoba setenang mungkin.
" oke. Seandainya Bradiz ada disekitar gue. Gue bakal bunuh langsung. Karena disini bukan Adit aja yang bisa main pistol. Gue juga bisa hehe. oke ini sombong. Sorry kak. " ujar Alvin. Adit dan keenam manusia itu melototkan matanya tak percaya apa yang diucapkan lelaki keturunan chinesse itu. Alvin bisa mainkan benda tersebut? bagaimana bisa? Entah. Hanya Ia dan Tuhan yang tau
" Loe bisa main pistol Vin? kenapa gak cerita sama gue?" tanya Adit sambil membenarkan kacamatanya
" hehe sorry dit. Belum sempat. Demi loe, gue bongkar deh rahasia gue." ucap Alvin
" rahasia lagi? udah berapa banyak loe nyimpen rahasia sendiri? bagi-bagi dong sama gue. Gue kan udah bagi cerita gue sama loe."
" oke. nanti ya? sampai waktunya datang." ujar alvin menaik turunkan alisnya.Adit menggelengkan kepalanya
" Gue punya 1 pertanyaan lagi. Seandainya Bradiz kini ada didepan mata loe . gimana? " Tanya Shilla. Semua mata mengarah ke Shilla. Shilla acuh tak acuh dan tetap menatap alvin lekat. Alvin menatap Shilla tajam.
" Jika seandainya. Yah, you know apa yang akan gue lakukan. Mana ada maling ngaku. " jawab Alvin. Adit menatap keenam kakak kelasnya. Jika semua kebongkar dengan Indah, Semua juga berakhir dengan Indah. Adit tak mau terulang itu semua. Apalagi Ia harus kembali memainkan benda tersebut.benda yang sudah 5 tahun tak Ia pegang. Masuk ke markas itu pun Ia sangat berat untuk melangkahkan kakinya. Cukup dirinya menderita selama 5 tahun itu. Dan cukup Ia berpisah dengan kakak-kakak kelasnya. Ia tak mau terpisah kembali dimasa-masa SMAnya. Masa-masa yang tak ingin Adit tinggalkan. Entah itu Percintaan, Solidaritas dan Persahabatan.
" oke." ucap Shilla. Adit mengeluarkan ponselnya dan memberikan pesan kepada seseorang.
To : Ray
Ray. loe smsin Alvin dong buat makan dikantin. tapi jangan bilang gue bilang kayak gitu.Nanti gue yang traktir. tapi gue gak bisa kesana dulu. Ada urusan mendadak nih
to : Deva
Dev. lagi sama Ray?
To : ozy
Zy, lagi dimana?
Setelah puas memberikan pesan kepada Ray,Deva,Dan ozy. Adit memainkan game diponselnya. Begitupula dengan yang lain. Mereka juga memainkan ponsel mereka. Ponsel alvin berdering. Bertanda ada pesan masuk. alvin segera membacanya dan membalas pesan tersebut. Ponsel Adit pun bergetar. Bertanda pesan masuk. Adit segera membuka pesan tersebut.
From : Ray
emang kenapa? okidi ;)
To : Ray
gapapa. pokonya ajak aja. Loe bilang, loe akan traktir dia.
From : Deva
iye. ngapa?
To : Deva
gapapa ;D
From : Ozy
dikantin. bareng si gocap sama si bli depa ;D
Adit memasukkan kembali ponselnya kedalam saku. Ia menatap alvin yang sedang kebingungan. Adit sedikit mengintip apa yang akan dibalas oleh alvin.
" Udah pergi duluan. Ray juga ngajakin gue kekantin kok. Tapi gue nanti nyusul. loe duluan aja gih." ucap Adit. alvin pun menganggukkan kepalanya. Ia pun beranjak dari duduknya
" Kakak-kakak. Alvin pamit ya? ada urusan sebentar. Bye." Ucap alvin dan berlalu begitu saja. Adit menatap kepergian alvin. Betapa anehnya lelaki itu. Dari sudut pandang Adit. Lelaki bermata sipit itu kalem-kalem saja. Walau gayanya seperti anak jaman sekarang. Tetapi Ia mempunyai rasa dendam kepada seseorang walaupun bukan dirinya yang melakukan masalah itu. Termasuk Masalah Adit. Ia merasakan dendam begitu dalam kepada teman-temannya. Adit kini menatap teman-temannya sendu. Jika suatu hari alvin tau kalau mereka adalah Bradiz. Pasti nyawa merekalah yang terancam. Apalagi alvin bisa memainkan benda tersebut. Membuatnya semakin mudah untuk mengancam keenam temannya.
" Cakk. Yel. Bal. Shil. Fy. Vi. Kalian udah siap jika anak itu tau semua?" tanya Adit sedih. Mereka pun menundukkan kepala mereka.
" Kita siap yo. apapun yang terjadi. kita selalu siap. walau kita gak tau siapa orang itu." ucap Gabriel. Mereka pun mengangguk pasrah.
" Tapi kan kenyataannya bukan kayak gitu yel.! disini yang salah papah gue, bukan kalian. "
" Kalau ini takdir kita. ya mau gimana lagi?" ujar Iqbal.
" Gue takut alvin tau kalau kalian semua adalah Bradiz dan.."
" APA ? MEREKA BRADIZ?"
" alvin...?"
bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar