Sabtu, 29 Agustus 2015

YOU AND ME? THEN HIM? PART 9

YOU AND ME ? THEN HIM ? #9

Adit menutup buku itu. Buku yang sempat dikasih dari Cakka untuknya saat di markas mereka dulu. Ia kembali tersenyum mengingat kejadian 5 tahun yang lalu. Adit kembali meletakkan buku tersebut ditempat awalnya. Ia pun membuka laci dibawah rak buku. Ia mengambil sebuah pigura kecil. adit kembali tersenyum. pigura tersebut adalah foto dirinya bersama ketiga lelaki disana. Siapa lagi jika bukan Aga,Stev dan juga Fakhri. Adit kembali memasukkan figura tersebut kedalam laci. Ia melihat jam dinding dikamarnya. Jam menunjukkan pukul 20.30. Perut adit sedikit lapar. Ia pun beranjak pergi ke dapur untuk mencari makanan.

****

Alvin melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Jam ditangannya sudah memukulkan pukul 20.15. Masih ada waktu untuk bertamu dirumah seseorang. Ia pun memasuki sebuah perumahan elit. Alvin mencari-cari alamat yang tadi ia dengar dari mulut temannya. Setelah beberapa menit mencari rumah tersebut.Kini alvin berada di rumah yang sudah menurutnya benar dengan alamat yang Ia tau. Alvin memberhentikan motornya didepan gerbang rumah ini. Terlihat begitu sepi. Tak lama datanglah satpam dari dalam garasi.Ia pun menghampiri alvin.

" Ada apa ya den? malam-malam kemari?" tanya Satpam tersebut dengan logat jawanya. Alvin menatap lelaki tua dihadapannya

" Apa benar ini rumahnya Cakka kawekas?" tanya Alvin memastikan.

" Oh betul den. aden siapanya den Cakka?"

" saya temannya pak."

" oh iya den silahkan masuk." ujar Satpam itu. alvin pun mengangguk. Ia pun turun dari motornya dan membiarkan motornya berada diluar halaman.

"silahkan den masuk." ujar satpam itu dan berlalu pergi. alvin memasuki ruang tamu rumah Cakka. Sangat mewah dan indah dilihat.Alvin pun duduk disofa yang sudah disediakan oleh tuan rumah. Ia pun mengedarkan pandangannya merasa kagum dengan dekorasi rumah Cakka. Tak lama datanglah Cakka menghampiri alvin.

" eh Vin. tumben kesini? tau darimana?" Tanya Cakka dan duduk disamping alvin.

" Dari adit." jawab Alvin singkat. Tiba-tiba datanglah pembantu Cakka membawa minuman. Dan Ia menaruh minuman tersebut di meja.

" thank's bi." ucap Alvin dan diangguki pembantu Cakka. Ia pun pergi meninggalkan kedua lelaki tampan ini.Alvin mengambil satu gelas dan meminumnya.

" ada apa Vin kesini?" tanya Cakka. alvin menaruh kembali minuman itu dan menatap Cakka sinis. Cakka yang tau tatapan Alvin pun tetap menatap alvin dengan tatapan biasa saja.

" Sekarang gue baru tau kalau loe itu..." ucap Alvin tergantung. Cakka mengernyitkan dahinya.

" kalau gue kenapa?"

" kalau loe itu kakak kakak'annya adit hehe." ucap Alvin. Cakka mengangguk saja. alvin tersenyum kecut.  Mereka saling diam. Tak ada yang membungkamkan suaranya. Alvin mengadahkan kembali wajahnya melihat seisi ruangan ini. Cakka sibuk dengan pikirannya. Entah apa yang Ia pikirkan.

" Loe kenal Aga kak?" tanya Alvin mencairkan suasana. Cakka sedikit tersentak oleh pertanyaan alvin. alvin mengetahui itu.

" ke..kenal iya kenal. hehe." jawab Cakka terbata-bata. Perasaannya kini tidak enak. Cakka melihat jam di dinding rumahnya. Jam menunjukkan pukul 20.30.

" nama lengkap Aga siapa sih?" tanya alvin kembali dengan nada menyindir. Cakka merasakan hawa yang sangat tidak enak.

" gak tau." jawab Cakka setenang mungkin.

" rumah loe pake AC dan loe malah keringetan! abis lari maraton?" tanya Alvin dan menatap Cakka tajam. Cakka segera menyeka air keringatnya.

" nama lengkap loe siapa kak?" tanya Alvin kembali. Cakka pun menghela nafas leganya. Karena Lelaki disampingnya ini tidak membahas Aga

" Cakka Kawekas Nuraga." jawab Cakka. Alvin menganggukkan kepalanya.

" rumah kak Ify dimana?"

" Di deket sini sih . Blok N no 11 . " jawab Cakka. Alvin pun menganggukkan kepalanya. Jam menunjukkan 20.40 . masih ada waktu untuk bertamu.

" yaudah. thank's minum sama waktunya." ucap Alvin dan berdiri. Cakka pun ikut berdiri.

" ya sama-sama."

" Oke gue pamit. Aga Nuraga." Ucap Alvin dan berlalu pergi begitu saja. Cakka mematung. Bagaimana dia tau nama samarannya sewaktu di SD dulu? Bagaimana? Cakka menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Cakka pun berlari kecil menuju kamarnya dan menelepon seseorang.

" hallo."

"hallo."

"Fy. dengerin gue. kalau alvin kerumah loe jangan suruh dia masuk. dia tau kita. dia tau Bradiz fy."

"maksud loe apa sih?"

"aiishh.. tadi alvin datang kerumah gue. dia nanya-nanya tentang Aga ke gue. dan saat dia mau pergi dia tau nama samaran gue fy. kalau alvin ke rumah loe. jangan suruh dia masuk. dia bakal introgasi loe. DIA TAU BRADIZ."

" APA? loe serius ?"

"iya."

tok..tok..tok

" sebentar cakk.ada yang ngetuk pintu kamar gue."

" jangan. jangan buka pintu itu. "

" ish gue bakal hati-hati tenang aja cakk. "

" tapi Fy.."

" tenang. gue bakal hati-hati. Dan loe beritahu yang lain oke?."

" hufft.. oke."

BBIIPP

Cakka semakin resah. Ia pun menelepon teman-temannya dan memberitahukan hal yang sama. Mereka sama halnya dengan Ify, mereka sangat terkejut. Cakka menghela nafasnya saat selesai menelepon teman-temannya. Ia sangat tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi. Kini dirinya dan teman-temannya terancam. Cakka mendekati meja belajarnya dan membuka laptopnya. Ia mencari situs web yang sering Ia kunjungi. Dan mencari nama yang kini ada dipikirannya.

" aiishh ternyata dulu dia anggota Geng Franky. " ujar Cakka.

" pantas saja dia bisa memainkan benda itu. mantan preman. Tapi... kalau dia sekelas sama rio berarti dulu dia seumuran dong sama rio ? kok gue bisa gak tau sih?" gumamnya kembali.Cakkakembali mencari tau siapa lelaki bermata sipit itu.

******

Alvin melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ia pun mencari rumah yang tadi diucapkan oleh seseorang. Dan tak butuh lama lagi rumah tersebut sudah Ia temukan. Ia pun turun dari motornya dan menghampiri pagar mungil itu.

" permissiii..." ucapnya. Dan tak lama datang seorang bapak-bapak tua menghampirinya.

" ada apa?" tanya bapak-bapak itu yang sepertinya tukang kebun dirumah ini.

" Ada ify ?" tanya lelaki putih ini.

" ohh ada. kamu siapanya non Ify?"

" saya adik kelasnya pak."

" ohh iya silahkan masuk." ucap bapak-bapak itu dan membukakan pagar mungil ini. Alvin pun masuk saja

" silahkan den. " alvin mengangguk dan memasuki rumah Ify. Rumah bercat putih dan dekorasi yang indah.Menampakkan kesederhanaan didalamnya. Alvin terduduk disofa yang berwarna krim dan memandang penjuru rumah ini. Tak lama datanglah seorang perempuan paruh baya. Ia sepertinya ibunda dari Ify.

" em.. selamat malam tante. Ifynya ada?" sapa dan tanya alvin dengan sopan.

" selamat malam juga. Ada kok dikamarnya. Kamu siapanya Ify?"

"saya temannya tan." jawab Alvin.

" oh yaudah langsung aja kekamar Ify ya?"

" iya tan." Alvin pun berjalan perlahan menuju kamar Ify yang terletak dilantai 2. Ia kembali mengedarkan pandangannya. Setelah sudah berada dilantai atas. Alvin menemukan 3 pintu. Ia pun bingung ingin membuka pintu yang mana? Sebelumnya dia sama sekali tidak dekat dengan Ify.Dan pertama kalinya lah dia kini menginjakkan kakinya dirumah gadis berdagu tirus itu. Alvin pun menghampiri pintu dekat dengan ruang kelurga. Feeling Ia menyatakan jika kamar ini adalah kamar Ify.Dengan ragu Alvin mengetuk pintu itu.

tok..tok..tok

" APA? loe serius?"

Alvin mendengar suara gadis didalam kamar ini.Sepertinya alvin benar memilih pintu itu. Alvin kembali mengetuk pintu tersebut 3 kali. Dan tak ada yang membukanya. Untuk keempat kalinya Ia mengetuk kembali Dan pintu tersebut terbuka. Ia melihat seorang gadis cantik memakai tanktop disertai cardigan selutut dan memakai hotpants. Dan rambutnya ia biarkan terurai begitu saja. Alvin tertegun dengan gadis dihadapannya ini. Ia begitu cantik dan sexy. Alvin segera menyadarkan dirinya.

" Hai kak Ify." sapa alvin. Ify tersenyum manis.

" Hai. kok loe tau rumah gue?"tanya Ify

" dari temen hehe." jawan alvin cengar cengir.

" Yaudah masuk." ucap Ify. alvin pun memasuki ruangan kamar Ify. Ify pun menutup kembali kamarnya. Alvin terduduk dibangku belajar Ify. Begitupula Ify yang terduduk di kasurnya.

" Ada apa malem-malem kesini?"  tanya Ify tenang.

" Cuma pengen main aja." jawab Alvin seadanya. Ia pun kembali mengedarkan wajahnya menatap seisi ruangan ini. Ruangan ini dipenuhi dengan boneka. Dari kasur hingga meja pun terisi dengan benda itu.Apalagi Ia kini mengoleksi boneka stitch.

" loe suka boneka stitch kak?" tanya Alvin. Ify menganggukkan kepalanya.

" oiya. loe kenal fika?" tanya Alvin tiba-tiba.Ify sudah tidak kaget lagi jika ada yang menanyai tentang Fika itu.

" Kalau mau bahas Bradiz jangan ke gue. Gue sama sekali gak kenal sama anggota Bradiz. Yang gue tau cuma namanya doang." jawab Ify tenang. Ia pun merasa puas oleh jawabannya.

" ohh.." ucap alvin dan tiba-tiba Ia berdiri.

" Gue pamit kak. Udah malam." ucap Alvin dan diangguki Ify. Ify pun mengantarkan Alvin sampai didepan pintu rumahnya.

" thank's kak waktunya. sekali lagi gue pamit. Bye fika umari." Ucap alvin dan berlalu pergi begitu saja. Ify mematung. Apa kata Cakka benar adanya. Lelaki itu sudah mengetahui identitasnya dan Cakka. Ify kembali memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ify menatap langit-langit kamarnya dengan iba.Bagaimana Alvin tau nama samarannya sewaktu di SD dulu? Bagaimana dia tau alamat rumahnya? Cakkakah? Aditkah? Apakah esok Ia masih bisa bernafas? entahlah. Hanya Tuhan yang menentukan takdir itu. Kita bisa Apa? . Ify memejamkan matanya perlahan. Malam ini Ia begitu lelah. Ify pun tertidur dengan nyenyak.

****

Adit menelepon seseorang. Sudah beberapa kali Ia menelepon orang tersebut tetapi tidak diangkat. Adit sedikit kesal. Ia pun mengambil laptopnya dan menaruhnya diatas kasur. Adit keluar dari kamarnya dan menuju kamar sebelahnya. Adit menghela nafasnya pelan. Ia pun mengetuk pintu itu dengan pelan.

tok..tok..tok..

Pintu tersebut dibuka. Adit sedikit terkejut. Lelaki dihadapannya ini sedang mengusap-usap matanya. Adit sedikit bingung sendiri. Adit pun kembali menghela nafas dalamnya. Ia pun menatap lelaki ini yang kini juga menatapnya datar.

" kak. loe tau nomor telponnya Alvin yang lain gak?" tanya Adit kepada Kakaknya. Siapalagi jika bukan Acel. Acel mengerang dan kembali masuk kedalam kamarnya. Lalu Ia kembali keluar kamarnya dan memberikan ponselnya kepada Adit. Adit menerima ponsel itu dan mencari kontak nama seseorang. Adit mencatatnya diponsel miliknya dan memberikan kembali ke Acel. Acel masuk kedalam kamarnya dan menutup kembali pintu kamarnya. Tak ada sepatah katapun yang Ia ucapkan. Adit mengangkat bahunya. Ia kembali kekamarnya dan menatap ponselnya. Lalu Ia menelepon nomor telepon tersebut. Tersambung... Adit menunggu diangkatnya telepon tersebut.

" Vin. loe bisa kerumah gue gak sekarang? atau kita ketemu ditaman perumahan Mutiara."

" mau ngapain? gue lagi sibuk nih."

" sibuk apa? nyari informasi tentang Bradiz. Nanti gue kasih tau. Udah cepetan sini. kalau loe sekarang gak ke taman Mutiara. Gue bakal kasih tau kak Sivia kalau loe suka sama dia."

BBIIPP

Adit mematikan sambungannya dan tersenyum puas. Ia pun mengambil jaket dan kunci motornya. Ia kembali keluar kamar dan menuruni tangga. Rumah ini belum terlalu sepi. Karena 2 pembantu Adit sedang mondar mandir kesana kesini. Adit pun melewati mereka. Tak butuh lama lagi, Adit segera memakai jaketnya dan mengeluarkan motornya dari garasi. Ia tak peduli satpam dirumahnya mencegahnya. Dengan alasan disuruh papahnya membelikan sesuatu, Akhirnya Adit lolos. Ia pun melajukan motornya dengan cepat.

10 menit berlalu, Kini Adit berada disebuah taman yang sangat indah. Ditaman itu terdapat hewan kunang-kunang yang sedang berterbangan disana. Sungguh Indah taman ini. Ditambah dengan bunga-bunga dan kursi-kursi panjang yang tertera disana. Membuat taman ini cantik dan banyak yang mengunjungi. Adit memilih bangku yang menghadap ke arah Jalanan dan sedikit jauh dari arah kerumunan orang-orang.

Setelah menunggu 5 menit, Akhirnya orang yang ditunggu Adit pun datang juga. Ia terduduk disamping lelaki culun ini. Alvin menatap Adit tajam. Adit menghela nafasnya dan menatap Alvin datar.

" ehm.. loe tau Bradiz?" tanya Adit sedikit khawatir. Alvin diam saja dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

" sorry gue rahasiain ini semua. Gue gak mau kakak-kakak gue loe bunuh Vin. Gue sayang sama mereka. gue gak mau kehilangan mereka lagi. gu.."

"JUSTRU GUE YANG GAK MAU KEHILANGAN LOE DIT. LOE SAHABAT GUE." teriak Alvin tiba-tiba. Adit sedikit tersentak. untuk pertama kalinya lah alvin marah padanya.

" MEREKA UDAH BIKIN LOE CELAKA DALAM TAWURAN ITU. DAN MEREKA PERGI GITU AJA SETELAH LOE KOMA 2 BULAN LAMANYA. DAN MEREKA DATANG LAGI SETELAH LOE MENJADI ADIT. DAN LEBIH MUDAHNYA LOE BERTEMAN SAMA MEREKA LAGI. HARUSNYA LOE MIKIR DIT. MEREKA ITU UDAH JAHAT SAMA LOE. MEREKA GAK PUNYA HATI. APA LOE GAK BERPIKIR KESITU HAH?"

" Itu cuma salah paham Vin. Papah gue bo.."

" SALAH PAHAM GIMANA? UDAH JELAS-JELAS MEREKA NINGGALIN LOE. EMANG LOE LIHAT MEREKA DISITU? ENGGAK KAN? BAHKAN SAAT LOE DIPINDAHKAN KE SINGAPURA AJA MEREKA GAK SAMA SEKALI JENGUK LOE. COBA LOE PIKIR DUA KALI DIT. MEREKA GAK KAYAK YANG LOE PIKIRKAN." tegas Alvin sedikit memotong ucapan Adit. Adit terdiam kembali.

" SEHARUSNYA LOE BISA DIT BEDAIN MANA TEMAN BAIK DAN MANA YANG JAHAT. LOE UDAH DIPERDAYA SAMA MEREKA. LOE GAK TAU KAN KENAPA MEREKA SURUH LOE GABUNG SAMA MEREKA? GAK TAU KAN? MEREKA HANYA INGIN LOE MATI DIT. MATI. DAN DIAM-DIAM MEREKA NYURUH SESEORANG DIAM DISUATU TEMPAT. SAAT LOE NONJOK SESEORANG DAN ORANG TERSEBUT NEMBAK LOE DARI KEJAUHAN. ITU BUKTI KENAPA LOE DIAJAK BERGABUNG SAMA MEREKA DIT." Teriak alvin kembali. Adit membelalakan matanya tak percaya. Adit pun berdiri dan menatap Alvin tajam.

" GAK MUNGKIN VIN MEREKA MELAKUKAN ITU SAMA GUE. GUE TAU MEREKA. GUE LEBIH TAU MEREKA DARIPADA LOE. JADI JAGA OMONGAN LOE. " Marah Adit kepada Alvin. Ia sangat tidak menyangka Alvin bisa berbicara seperti itu.

" TAPI KENYATAANNYA EMANG GITU DIT." Teriak alvin lagi. Adit mengalihkan wajahnya kearah lain. Tak mau menatap Alvin yang kini menatapnya tajam.

" Gue gak mau kehilangan loe dit. Cuma loe sahabat gue. cuma loe yang ngertiin gue. gue trauma sama orang-orang disana yang jadi sahabat penghianat. Gue gak mau semuanya terulang kayak dulu dit. Cuma loe yang bakal dengerin curhatan gue. Didunia ini teman emang banyak. Gampang buat dicari. Tapi sahabat? enggak dit. Cari sahabat itu bagaikan cari cincin yang jatuh disebuah lubang yang dalam. Dan loe pasti gak bakal ketemu cincin itu sebelum loe ketemu dengan cincin lainnya. Dan cincin tersebut menjadi sahabat loe. ngertiin gue bisa kan dit?" ucap alvin panjang lebar. Ia menatap adit sedih. Adit duduk kembali disamping Alvin. Ia menghela nafasnya dan menatap alvin.

" gue tau Vin. Gue juga gak mau kehilangan loe. Dengerin penjelasan gue dulu. Bradiz itu bersifat baik sama orang. Alasan mereka memasukkan gue kesana adalah karena gue punya nyali yang sama dengan mereka. Dan loe salah besar Vin. Satu lagi. Papah gue bohongin gue. Dia bilang Bradiz gak jenguk gue. Dan kata Bradiz. Mereka dapat kabar dari papah gue. kalau gue meninggal. Dan nyatanya itu semua yang salah papah gue. Jadi Bradiz gak salah. Dan satu permintaan gue, Jangan bunuh mereka. gue mohon. Gue, Mereka dan loe bisa jadi sahabat kok. Asal loe mau aja gabung sama mereka." Jelas Adit panjang lebar. Alvin terdiam. Adit mengeluarkan ponselnya dan melihat jam diponselnya. Jam menunjukkan pukul 22.15 sudah sejam lebihmereka berada disini dan bertengkar hebat.

" sorry dit. gue udah salah sangka. Itu juga kata temen gue dit. Sorry banget dit. Tapi gue udah janji sama diri gue, sama orang tua loe dan sama loe. gue bakal bunuh Bradiz jika loe bertemu sama mereka. Dan akhirnya loe bertemu sama mereka. You know lah apa yang akan gue lakukan." jawab Alvin sedikit tenang daripada yang tadi. alvin menghirup udara segar disini. Otaknya kembali dingin dan tak sepanas tadi. Sama halnya dengan Adit yang ikut emosi karena ucapan alvin tadi.

" Iya gapapa kok Vin. Tapi gue mohon vin. Jangan bunuh mereka. Gue sayang sama mereka. Mereka udah gue anggap keluarga gue sendiri. gue mohon loe angkat janji loe. Itu semua kesalah pahaman Vin."

" tapi dit..."

" Gue mohon vin. loe sahabat gue kan? loe pengen lihat gue senang juga kan? dan gue bakalan lebih senang lagi kalau mereka ada disisi gue. cukup 5 tahun vin gue sama mereka pisah. Rasa kangen gue gak cukup vin kalo hanya gini-gini aja. Gue juga belum sempat main lagi sama mereka karena ulangan-ulangan itu. Dan gue juga belum sempat hangout sama mereka. Dan gue pengen besok semua berjalan dengan lancar. Gue mohon vin. angkat semua janji loe. " ucap Adit memohon. Alvin memandang Adit dengan tatapan entahlah. Alvin pun menghela nafasnya dan mengangguk perlahan. Adit membulatkan matanya sempurna.

" assikk.. thank's sob. gue janji besok gak bakal kenapa-kenapa." ucap Adit dan memeluk sahabatnya itu.

" bukan hanya besok. tapi lusa dan selamanya loe bakal gak kenapa-kenapa. Oke?"

" sipp boss. Yaudah ayok balik. masalah udah kelar dan gue sangat berterimakasih sama lo bro."

" iyaiya. gue nginep lagi ya?"

" emm.. bolehlah."ucap Adit dan mereka pun beranjak dari taman itu. Alvin dan Adit pergi menuju rumah Adit. Mereka kembali bercerita dan tak lupa mereka tertawa riang. Masalah Adit pun sudah selesai. Dan Ia bisa berkumpul kembali dengan kakak-kakak kesayangannya.

Persahabatan yang mempunyai jiwa kesetiaan dan kepercayaan membuat persahabatan itu kokoh sampai kapanpun. Persahabatan bagaikan bintang dan bulan. Mereka saling menerangi satu sama lain. Sama halnya dengan Adit dan alvin dan Keenam sahabat Adit. Mereka saling menjaga kesetiaan mereka dan kejujuran maupun kepercayaan. 3 prinsip itulah yang harus dipertahankan dalam persahabatan.

bersambung.....

YOU AND ME? THEN HIM? PART 8

YOU AND ME ? THEN HIM? #8

" APA? MEREKA BRADIZ?"

" alvin..?"

Ketujuh manusia itu sangat terkejut dengan kedatangan Alvin kembali. Alvin menatap tajam Adit begitupula keenam teman adit. Mereka kelimpungan sendiri. bingung mau menjawab seperti apa. Adit menyesali ucapannya barusan.Inilah saat yang sangat, sangat dan sangat Ia tidak suka. Adit menatap teman-temannya khawatir. Mata elang alvin sudah memancarkan peperangan.

" mak..maksud gue.. Mereka Bradiz. Iya mereka. Tapi bukan temen-temen gue. " jawab Adit dan menunjukkan gigi putihnya. Hatinya dag dig dug derrr. Takut alvin tidak percaya ucapan Adit.

" Bradiz itu yang bernama Aga, Stev, Fika, Zahra, Fakhri, Ivi dan Rio. Mereka namanya Cakka, Gabriel, Ify, Shilla, Sivia, Iqbal, dan gue Adit." jawab Adit mulai bingung dengan jawabannya sendiri. alvin mengernyitkan dahinya. Ia pun membungkukkan badannya disebelah Adit. Dan ternyata alvin hanya mengambil ponselnya. Ia kembali menegakkan tubuhnya.

" Oh. gue cuma mau ambil ponsel gue kok." jawab Alvin dan pergi begitu saja meninggalkan Adit Dkk. Mereka saling tatap. Kepergian Alvin sudah sangat jauh dipandangan mereka.

" Gimana nih? Kalau ada apa-apa sama kalian gimana? kalau Alvin gak percaya omongan gue gimana? terus gue gue.. gue harus bilang apa sama Alvin?"Tanya Adit bertubi-tubi. Ia sangat khawatir kepada keenam temannya itu. Jika waktu berputar kembali, Ia tidak akan berbicara seperti itu dan semua akan baik-baik saja.

" Tenang guys. Jika anak itu tidak percaya dengan ucapan rio. kita yang bakalan bicara sama dia. " ujar Gabriel menenangkan teman-temannya

" bicara gimana yel? loe mau bilang kalo loe Bradiz dan loe bakal bongkarin semuanya ? nyawa loe yel yang akan melayang. Gue gak mau itu terjadi.cukup gue aja yang hampir mati.Gue gak mau loe semua ngerasain hal yang sama. Dan cukup 5 tahun itu kita terpisah.Gue gak mau semua terulang lagi." ujar Adit. Semua teman-temannya terdiam mematung. Ucapan Adit ada benarnya. gabriel sedikit berpikir apa yang akan Ia ucapkan. Begitupula dengan yang lain.

" Gini. Gue bakal ngomong sama alvin. Dan gue gak akan ngebongkar semuanya. Gue gak mau mati sia-sia ditangan orang yang gak sama sekali gue kenal. Gila aja gue nyerahin diri gue sendiri.Nah disini tugas loe semua menjaga gue. Sekarang gue bakal temui alvin. Dan loe semua udah siap ditaman belakang sekolah. 1 jam lagi bel pulang. Salah satu diantara kita ambil tas loe loe sama si sipit itu. Dan itu tugasnya... Iqbal." ujar Cakka menjelaskan apa yang akan Ia lakukan. Iqbal melengos kesal. Selalu saja dirinya yang menjadi suruhan keenam sahabatnya itu.

" gue lagi.. gue lagi..."

" loe mau mati sekarang?"

" thank's." jawab Iqbal cepat dan tanpa ekspresi

" Yel. loe ambil pistol dibagasi mobil gue. Ya seenggaknya kita jaga-jaga aja." ujar Cakka. Gabriel pun mengangguk. Cakka melemparkan kunci mobilnya kearah Gabriel. Gabriel menangkapnya dengan hebat. Setelah itu Ia pergi kearah parkiran mobil.

" Ayo. gue akan cari Alvin dan loe semua sudah stay di taman belakang. Oke?"

" OKE." Mereka pun berpisah. Cakka pergi mengarah kekantin, Dan begitupula dengan Adit dkk yang pergi kearah taman belakang.

Cakka mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Ia melihat Alvin yang sedang makan bersama teman-temannya. Cakka menghela nafas dalamnya. Ia memasukkan satu tangannya kedalam saku celananya.Ia pun berjalan menghampiri Alvin. Kini alvin berada dihadapannya.Cakka menatap alvin yang sedang makan dengan lahapnya. Rupanya Alvin tak menyadari kehadiran Cakka.

" Hy guys." sapa Cakka dan duduk dihadapan alvin. alvin mengadahkan wajahnya menatap siapa yang kini berada didepannya. Alvin kembali menatap mangkuk baksonya. Ia sepetinya enggan untuk menatap Cakka.

" Kak Cakka. Dapet salam dari temen gue ." ucap Ray. Cakka pun tersenyum manis.

" waalaikummusalam gitu." jawab Cakka. Ray pun mengangguk saja.Cakka kembali menatap alvin.

" Vin." panggil Cakka. Alvin menengok dan menaikkan alisnya

" ada yang mau gue bicarakan."

" silahkan."

" tapi bukan disini."

" dimana?"

" taman belakang."

" oke." Ujar alvin dan bangkit dari duduknya. Ia menatap ketiga temannya yang menatap dirinya juga.

" ada yang mau gue bicarakan sama Alvin. Dan sorry gak bisa kasih tau. yuk vin.bye. makan yang banyak biar tinggi dikit." Ujar dan ledek Cakka sembari menarik Alvin. Ketiga lelaki itu tak terima dengan ledekan Cakka. Mereka pun mengamuk tidak jelas. Setelah sampai dikoridor Cakka melepaskan genggamannya. alvin yang berada disamping Cakka pun menatap Cakka sinis. Cakka yang merasa ditatap hanya santai dan tenang.

Tak lama, Mereka kini berada di sebuah taman kecil buatan sekolah. Disana sudah tersedia bangku dan meja kecil. Alvin terduduk dibangku tersebut begitupula dengan Cakka. Keadaan hening. Tak ada yang membungkamkan suaranya. Cakka melirik jam ditangannya. 30 menit lagi adalah bel sekolah. Ia harus berbicara cepat sebelum lelaki disampingnya ini pergi pulang kerumah.Cakka menghela nafas dalamnya dan mencoba merangkai kata-kata yang pas untuk didengar.

" Loe tau latar belakangnya Adit?" tanya Cakka memulai duluan.

" tau."

" loe tau Bradiz dimana?"

" salah satu anggotanya berada disamping gue." jawab alvin tajam. Cakka menelan ludahnya dalam. Ternyata lelaki ini tidak mempercayai ucapan Adit tadi.Cakka kembali tenang.

" loe salah. Gue bukan Bradiz. gue Cakka. Cakka Kawekas. Gue baru kenal Adit waktu dia kelas 9. waktu loe sama dia kejar-kejaran gak jelas di koridor SMA. waktu itu gue sempat kenalan sama Adit. emang benar? Adit bisa mainin pistol? begitujuga elo?" tanya Cakka setenang mungkin. Alvin terdiam Ia sepertinya percaya dengan ucapan Cakka. Alvin menganggukkan kepalanya dan menunduk.

" hebat ya? gue aja gak bisa sama sekali. Bahkan mukul orang aja gue gak bisa hehe. kalah deh gue sama adik kelas gue." ucap Cakka mendramatis. Alvin menatap Cakka yang kini menghadap kedepan. Seperti ada kejujuran didiri seorang Cakka. Alvin pun tersenyum ternyata lelaki disampingnya ini bukan anggota Bradiz.

" maaf kak. jadi salah sangka hehe." ujar alvin merasa tak enak.Cakka mengangguk.

" gapapa. "

" terus? tadi maksud adit apa? " tanya alvin memastikan.

" Maksud yang mana?" tanya Cakka balik. Ia pura-pura tidak tau.

" tadi adit bilang. Kalian adalah Bradiz. apa maksudnya itu?"

" oh itu. tenang bro. kita adalah MATA-MATA BRADIZ. gue dan teman-teman gue udah tau sebenarnya Bradiz siapa. loe salah denger. Adit emang sedikit rada-rada hehe. " ujar Cakka tak yakin dengan jawabannya.

" Mata-mata Bradiz? berarti kakak tau dong dimana salah satu anggota Bradiz berasal?" tanya Alvin. Cakka menelan ludahnya. Ia sepertinya salah mengucapkan ucapannya. Cakka kembali tenang. Ia menatap Alvin.

" tau. dan sangat tau." jawab cakka.

" berarti.boleh dong gue ikutan jadi mata-mata.Gue pengen banget bunuh mereka." ujar Alvin memohon. Cakka kelimpungan sendiri. Ia pun menatap kedepan. Mencari sedikit jawaban yang pas.

" emm.. gini vin. bukannya gue nolak loe. masalahnya, bukan gue ketuanya. Dan gue gak bisa masukkan sembarang orang untuk memasukkan ke misi mata-mata ini. Apalagi memata-matai Bradiz. wishh bahaya vin." jawab Cakka. Alvin mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Kini mereka saling diam.

" loe tau anggota Bradiz sekarang berada dimana?" tanya Cakka kepada alvin. alvin tersenyum sinis.

" Tuh. Adit. dia kan anggota Bradiz dulu. Tapi dulu nama dia itu Rio. Dan sekarang dia bukan anggota bradiz lagi." jawab Alvin datar dan sangat datarrrrr.Cakka melototkan matanya

" LOE SERIUS? ADIT? ANGGOTA BRADIZ?" Tanya Cakka pura-pura shock dan tak tau apa-apa. Alvin menepuk jidatnya. Betapa bodoh dirinya, sudah memberitahukan Indentitas Adit kepada Cakka. Alvin menatap Cakka

" gu..gue mohon kak. jangan apa-apain Adit. gu..gue mohon. Adit sahabat gue." ucap alvin memohon. cakka menaikkan sebelah alisnya.

" It's oke. Gue gak disuruh bunuh membunuh kok. Gue aja gak bisa mainkan pistol. Gue hanya disuruh tanya-tanya dan tanya. Lalu gue beritahu ke boss gue. Kalau Adit itu salah satu anggota Bradiz. ckck oke. thank's bro atas kerja samanya. Dan gue harap loe gak ngebocorin apa kata gue. apalagi ke Adit." ucap Cakka.Alvin menganggukkan kepalanya.Cakka pun pergi meninggalkan lelaki sipit itu. Alvin mencerna kata-kata Cakka. Ia tersenyum tipis

" gue akan menyelidikinya sendiri. "

****

Cakka melangkahkan kakinya santai. Ia berjalan disekitar koridor sekolah. Tak lama datanglah keenam sahabatnya. Mereka pun menyuruh Cakka duduk dibangku yang sudah tersedia disana.Cakka menghela nafas dalamnya.

" tadi loe bilang apa aja?" tanya Iqbal mengintrogasi Cakka.

" tadi gue bilang, gue bukan anggota Bradiz.tapi Cakka. dan gue bilang gue gak bisa main pistol atau berkelahi gitu." jawab Cakka. Mereka pun mengangguk-anggukkan kepalanya

" terus? dia percaya?" tanya Adit memastikan.Cakka mengangguk. mereka pun tersenyum lega.

" Tapi, gue kayaknya salah ngomong. dia tadi nanya apa maksud ucapan Adit tadi. you knowlah ucapan yang mana. Terus gue bilang aja gue Mata-mata Bradiz. Dan lebih kagetnya , dia malah pengen ikutan mata-matai bradiz. padahalkan bradiz ada didepan mata dia." jawab Cakka memelankan suaranya.Takut alvin datang kembali dan mendengar ucapan Cakka tanpa mereka ketahui

" mata-matai bradiz? idih. ada-ada aja sih loe!" ucap Gabriel. Cakka menyengirkan giginya.

" gue juga gak tau. gue kehilangan akal mau jawab kayak gimana. yaudah gue jawab gitu aja."

" yaudah. masalah kita udah kelar. Dan sekarang loe semua pulang kerumah masing-masing. Dan siapkan untuk besok ke kepulauan seribu. " Ucap Gabriel dan diangguki keenam temannya. Mereka pun berjalan bersamaan menuju parkiran. Dan mereka pulang kerumah masing-masing. Menyegarkan otak mereka dan menempuh hidup baru yang akan dimulai esok hari dan begitu seterusnya. Hidup memang aneh. Dan penuh Drama.

*****

Adit melangkahkan kakinya menuju lantai bawah. Rumah Adit begitu mewah. Dinding yang berwarna putih itu membuat rumah ini semakin indah. Ditambah lagi dengan pigura-pigura yang tertempel didinding. Kamar adit terletak di lantai atas. Dilantai atas terdapat 2 ruangan kamar dan 1 ruang keluarga. Dan dilantai bawah terdapat 3 ruangan kamar. Kedua orang tua adit memilih kamarnya dilantai bawah. Sedangkan kakak adit, dilantai atas bersama Adit

Adit mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Ia melihat mamahnya yang sedang membaca majalah sembari meminum teh hangatnya. Dan Ia melihat kakaknya yang sedang menonton televisi sembari memainkan ponselnya.

" Mah, kak." panggil Adit dan menghampiri kedua insan manusia ini.

" Papah mana?"

" Papahmu lagi kerja diluar kota. Dia masih ada metting diperusahaannya. Kenapa nak?" tanya mamah Adit dan menaruh majalahnya dimeja.Adit duduk disamping mamahnya.

" gapapa. cuma nanya aja. Kak acel, besok gue mau ke kepulauan seribu dong. ikut gak?" ajak Adit kepada kakaknya yang bernama Acel itu.Acel mengernyitkan dahinya

" ogah main sama anak SMA yang labil. Mending gue uruskan pekerjaan papah daripada menyia-nyiakan hidup dengan berlibur. loe kira loe bakalan hidup lama?engga dit." jawab Acel. Adit menatap kakaknya itu. Selalu saja jika Ia berbicara padanya dan mendapat ceramahan yang tidak jelas.

" Have fun aja kak. sebentar saja. Otak loe hampir keluar ngurusin pekerjaan papah . Toh papah masih muda kan? dan loe juga masih muda. bawa santai aja bro. Percuma loe kalo ngurusin pekerjaan papah dengan terpaksa , sama saja loe menyia-nyiakan masa muda loe. BCL aja pernah muda. masa loe enggak? pacaran gih biar ada yang ceramahin loe. mau loe jadi perjaka tua?engga kan?" ujar Adit dan pergi begitu saja. Acel tak menanggapi ucapan Adit. Ia merasa diceramahkan oleh anak SMA dan itu sangat tidak penting menurutnya.

tok..tok..tok

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah Adit. Adit yang hendak menaiki tangga pun menengok ke arah pintu. Dan pembantu Adit pun membukakan pintu tersebut.Pintu yang menghadap ke arah tangga begitu sebaliknya sengaja dibuat seperti itu. Agar jika ada tamu yang datang dengan mudah keluarga Adit melihat siapa yang datang. Wajah chinesse ini menyinggungkan senyum manisnya. Adit tersenyum tipis.

" hello ibu-ibu kakak-kakak dan bibi-bibi." sapa lelaki tersebut yang tak lain adalah Alvin. Alvin memang sudah dianggap sebagai keluarga dikeluarga ini. Alvin sudah sangat mengenal luar dan dalam keluarga Adit.

" hai alvin. apa kabar nak?" sapa mamah Adit. alvin menengok, Ia pun menghampiri mamah Adit dan mengecup pelan tangan mamah Adit.

" baik tan. lama sudah alvin tidak kesini " jawab Adit dan mengedarkan pandangannya.

" sudah lama Vin. dunia loe udah kebalik dek? haha" ucap Acel dan memeluk alvin. Ia sudah menganggap alvin sebagai adiknya. Alvin cengar cengir tidak jelas. Ia pun menatap Adit yang kini sedang menatap dirinya dengan sangat datar. Adit pun menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.

" Alvin kekamar adit dulu ya tan. kak." pamit Alvin dan diangguki kedua manusia itu. alvin pun berlari pelan menaiki tangga dan menuju kamar Adit. Setelah membuka kamar Adit, Alvin terkesima. Betapa rapinya kamar Adit ini.Biasanya kamar adit sellau berantakan.

" Tumben rapi? loe sendiri yang rapikan?" tanya Alvin dan tiduran dikasur Adit.

" iya dong. "

" ehhmm...'" dehem alvin tidak jelas. Adit mengambil beberapa baju. Alvin pun menatap apa yang dilakukan lelaki berkacamata itu.

" loe mau ngapain?" tanya alvin

" mandi. mau ikut?"

" gak. thank's." jawab Alvin cepat.Adit pun memasuki kamar mandinya. Alvin merasa bosan. Ia pun bangkit dari tidurnya dan menuju rak-rak buku dikamar Adit. Ia iseng mencari-cari buku komik. Dan tak sengaja Ia menjatuhkan satu buku yang sepertinya sudah usang dan kotor. Ia pun mengambilnya.Alvin memilih duduk dikursi belajar Adit. Ia pun menaruh buku tersebut.

" Memori Kita." gumam Alvin pelan. Alvin membuka selembar buku tersebut. Ia mengernyitkan matanya.

" Biodata Bradiz?" ucap Alvin kaget.Ia kembali membuka lembaran lainnya.

" Cakka kawekas Nuraga. Dipanggil Aga. Gabriel stevent damanik. dipanggil stev. Alyssa saufika umari. dipanggil fika. dan..dan..mereka Bradiz? mereka Bradiz? Astaga." ucap Alvin tak percaya . Ia kembali membuka lembaran lainnya. Dan terdapat foto ketujuh anak kecil yang sedang memakai baju SD. Dan mereka saling rangkul. Alvin kembali membuka lembaran tersebut. Ia melihat foto SD Bradiz dan disampingnya foto SMA Bradiz. Alvin mengerang. Ia kembali membuka lembaran yang terakhir. Dan Ia melihat sebuah tulisan tangan. Alvin kembali mengerang.alvin terkejut saat ada suara derapan langkah seseorang. Alvin segera merapikan buku tersebut ditempatnya dan pura-pura sedang mencari buku komik.Adit keluar dari kamar mandinya. Ia melihat Alvin yang kini membelakanginya dan sedang mencari komik.

" loe ngapain malem-malem kesini?" tanya Adit. alvin membalikkan tubuhnya menghadap Adit.

" main aja. dirumah suntuk." jawab Alvin dan kembali tiduran dikasur Adit. Adit menyimpan handuknya dikursi belajarnya. Ia pun ikut tiduran disamping alvin. alvin menatap langit-langit atap dengan tajam. Ia menahan semua emosinya.

" rumah kak Cakka dimana sih?" tanya Alvin. Adit mengambil ponselnya yang berada dibawah bantal.

" Di perumahan Mutiara. Kenapa emang?"

" Gak. pengen main kerumahnya. sekarang. blok berapa no berapa?"

" Blok N no 1."

" oke. gue kesana ya? " ucap alvin dan bangkit dari duduknya.

" besok loe mau ikut gak kekepulauan seribu?"

" gak thank's. ada urusan penting." jawab alvin dan Ia pun berdiri

" urusan apa?"

" anak cupu gak perlu tau." Ucap Alvin dan pergi begitu saja.

" SIALAN LOE." Teriak Adit kesal. Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Adit berjalan pelan menuju rak buku. Ia melihat buku rahasianya itu berpindah tempat. Ia pun mengambil kembali buku itu dan membukanya. Ia tersenyum.Senyum penuh kemirisan. Semua kenangan itu terukir kembali. Ia pun kembali membuka lembar demi lembar. Dan diakhir buku. Ia kembali membaca catatan. Yang berisi tulisan-tulisan tangan dirinya dan keenam seseorang. Siapa lagi jika bukan Bradiz. Yah, Buku itu yang tadi alvin lihat dan berisikan kenangan-kenangan Adit ataupun Rio bersama keenam sahabat waktu diSDnya.

06 Agustus 2008 adalah tanggal dimana dibuatnya Bradiz. Bradiz adalah geng yang kita bikin buat kesenangan kita. Gue ketua diBradiz. Aga Nuraga. Dan itulah nama samaran gue. Bradiz adalah geng untuk mengalahkan preman-preman sekolah. Kita bisa main pistol loh, bahkan kita bisa berkelahi. Tapi kita tahu aturan. Dimana ada orang yang jahat dan disitu kita bertindak.

Gue Stev Damanik. Nama samaran haha. ini tulisan tangan gue. bagus kan? haha. Gue katanya paling dewasa nih di Bradiz. udah itu aja dah ;D

Gue Fakhri Ramadhan. Nama samaran juga nih. Gue paling banyak dikagumin daripada teman-teman gue. why? so, you know I handsome and cool. haha

Gue Fika Umari. Nama samaran hihi ;;) . gue sih simple aja. Gue cantik kalau pakai behel hahaha..

Gue Zahrantiara. Nama belakang gue nih. No samaran hehe.

Dan aku Ivi azizah. Nama samaran. aku disini sering banget dibully. sedihh u,u x_x
---
01 september 2009 adalah dimana Rio resmi jadi anggota Bradiz. Dia pintar main pistol lebih pintar dibanding kita. Dan anehnya dia juga pintar berkelahi. ckck Rio..rio

Gue Rio stevadit. Sekarang gue resmi jadi anggota Bradiz. Walau sebelumnya mereka sempat bertengkar;D . gue senang banget. Dan Bradiz itu adalah geng terkeren, tergokil, terhappy, ter-ter-tersemuanya deh. Demi Bradiz. Apapun gue rela.bahkan nyawa gue sekalipun.

---
08 maret 2010 adalah tanggal dimana kita mendapatkan kabar buruk. Rio meninggal setelah tawuran itu. Gue terpukul. bukan gue Tapi KITA.KITA YO KITA. Mungkin ini menjadi kenangan terakhir kita Yo. Yo asal loe tau. Kita semua sayang lo. Bradiz sangat sayang sama lo. Walau belum sampai setahun loe jadi anggota Bradiz. Tapi kita senang kok loe sempat menjadi bagian dalam hidup kita. Semoga lo disana tenang yo.Disini kita selalu support lo. walau kita sekarang berada didunia yang berbeda. Kita yakin. Suatu saat kita juga bakal ketemu lo yo. disana. tunggu kita yo. tunggu. Kita bakal nyusul lo. Bradiz bakal mengenang lo. senyum lo, tawa canda lo, tangisan lo, rasa sakit lo,semuanya. .. YO SALAM MANIS DARI BRADIZ

To : Rio Stevadit

                                                   From : Bradiz
------

bersambung....

Sabtu, 22 Agustus 2015

YOU AND ME? THEN HIM? PART 7

YOU AND ME ? THEN HIM ? #7

" ASTAGA RIOOO...."

Shilla menghampiri Adit dan menyamai tubuh adit. Adit menggigil kedinginan.Shilla memeluk Adit. Ia pun mengadahkan wajahnya ke arah Angel. Dan menatap angel tajam. Ia pun berdiri dari jongkoknya

" LOE APA-APAAN SIH? KALAU MAU NGERJAIN ADIK KELAS JANGAN KAYAK GINI DONG." Tegas Shilla. Angel pun menatap Shilla sinis

" Dia pantes dapat pelajaran kayak gitu. Kenapa? karena dia udah masuk ruang osis tanpa permisi." ucap Angel dan menatap Adit tajam

" YA TAPI GAK USAH KAYAK GITU DONG. LOE SEBAGAI KAKAK KELAS HARUSNYA CONTOHIN YANG BAIK UNTUK ADIK KELAS LOE. BUKANNYA KAYAK GINI."

" bla..bla..bla Bawel loe."

" Ish. ini anak." desis Shilla kesal. Ia pun menghampiri Adit dan menarik Adit untuk pergi dari sana. Angel dan teman-temannya pun bercekcok ria. Begitupula dengan murid-murid disana semuanya pada bubar.

Shilla menarik Adit ke koridor SMA. Ia pun menyuruh Adit untuk duduk disana. Dan Ia pun duduk disamping Adit. Shilla mengambil ponselnya didalam saku dan memberikan pesan kepada seseorang. Setelah selesai memberikan pesan tersebut. Shilla memasukkan ponselnya kembali ke dalam sakunya. Ia pun menatap adit yang kini sedang menunduk.

" Kok loe diem aja sih digituin? sumpah ini bukan loe banget." Ucap Shilla. Adit diam saja. Shilla semakin kesal kepada lelaki culun ini.

" Jawab yo. gue disini kakak loe. " Ucap Shilla sedikit bersabar.

" So..sorry Shil. gu..gue emang salah. Gue seharusnya ketuk pintu dulu." ucap Adit terbata-bata. Sepertinya Ia semakin kedinginan.

" Loe emang salah. Tapi kelakuan angel itu udah keterlaluan tau gak? harusnya loe itu lawan dia. Bukannya diem. Loe emang beneran cupu apa gimana sih?"

" Gu..gue emang cupu. Gu..gue.. Adit..bu..bukan Rio. Dia te..teman loe Dan lo..loe se..seharusnya jangan be..bela gue.Karena di..disini gue yang salah."

" ck. loe Rio. Gue kenal loe dari SD. Mau dia temen gue kek,sahabat gue kek, Kakak kelas gue kek. Bodo amat. Loe adik gue yo. Gue udah anggap loe sebagai adik kandung gue sendiri. Dan gue gak rela loe digituin habis-habisan didepan umum. Ngerti gak sih?" omel Shilla. Shilla pun mengeluarkan air matanya.Sebagai kakak, Shilla sangat tidak rela adiknya diperlakukan seperti itu. Tak lama datanglah Ify dan teman-temannya. Mereka menghampiri Adit dan Shilla. Mereka kaget apa yang mereka lihat.Baju adit basah dan berbau yang tidak sedap.

" Loe kenapa yo?" Tanya Cakka dan duduk disamping Adit. adit menggelengkan kepalanya

" Rio kenapa shill?" kini Stev yang bertanya. Shilla pun menjelaskan semuanya. Mereka pun kaget apa yang diceritakan oleh Shilla.

" serius Yo?" tanya Cakka. Rio diam saja.

" jawab yo." tegas Ify.

" Gue gak mau dianggap sebagai mengadu dombakan seseorang. Itu semua bohong. Shilla bohong. Gue jatuh di got." jawab Adit. Shilla membelalakan matanya. Apa yang diucapkan Adit sama sekali bukan Fakta.

" Rio. gue lihat. loe ditampar-tampar sama angel. " Ucap Shilla. Ia tak menyangka, Adiknya sangat keras kepala dan menutupi apa yang sudah terjadi.

" Gak shil. Dia cuma pura-pura." ucap Adit. Shilla pun mengalihkan wajahnya. Tak mau menatap Adit. Gabriel yang memakai jaket pun melepas jaketnya dan menyuruh Adit memakai jaketnya. Adit pun memakai jaket milik Gabriel.

" terus ini apa? pura-pura?" tanya Shilla dan menunjuk darah segar yang berada disamping bibir Adit. Adit segera mengusapnya. Ia kembali menggelengkan kepalanya. Ia pun kebingungan untuk menjawab pertanyaan Shilla.

" Udah yo jujur aja. Kita gak ngerepotin loe kok. " ucap Ify dan diangguki yang lainnya. Adit tetap diam dan acuh tak acuh.

" Loe semua diem disini.gue sama Cakka mau ke ruang uks dulu." ucap Gabriel dan diangguki semuanya.

" Yel. jangan macem macem sama kak angel. dia gak salah. gue yang salah." ucap Adit. Gabriel menghela nafasnya sebentar. Ia pun mengangguk saja dan pergi bersama Cakka meninggalkan teman-temannya.

Ify dan Sivia pun duduk ditempat yang tadi diduduki Cakka dan Gabriel. Mereka berdua pun menatap Adit. Adit hanya menunduk saja.Ify yang duduk disamping Adit pun merangkul lelaki culun ini.

" Kita sahabatan udah lama yo. Dan kita gak pernah membuat rahasia apapun. Kita selalu cerita apa yang terjadi. Sekarang, esok dan seterusnya.Dan kenapa loe merahasiakan ini semua? loe takut kita marahin angel? loe takut loe disebut sebagai pengadu dombakan seseorang? loe takut sama Angel kalau kita gak ada disisi loe? Loe Rio. Mario stevano Aditya. Lelaki yang gak pernah takut sama apapaun kecuali sama Tuhan. Lelaki yang akan melawan apapun kecuali melawan Tuhan. Lelaki yang selalu bela kita dimanapun,kapanpun, dan bagaimana pun. Tapi sekarang loe lihat diri loe? Ini bukan diri seorang Rio. Tapi Adit. Adit yang cupu. Adit yang takut sama apapun. Adit yang kutubuku.Adit yang dulu menjadi Rio. Yo, gue tau kita sahabatan udah lebih dari 6 tahun walaupun 5 tahun itu kita terpisah. Gue tau latar belakang loe. Rio, Gue tau loe anak yang kuat, yang selalu tegar dalam apapun. Yang selalu melawan musuh loe. Tapi kenapa sekarang loe lemah hah? pengecut. Lawan cewek aja gak bisa. Dimana harga diri loe? loe mau dikatakan sebagai pengecut? lemah? mau taruh dimana wajah loe yo kalau udah kayak gini? " Tanya Ify panjang lebar. Adit mencerna kata-kata Ify. Sangat betul, dirinya sebagai lelaki seharusnya bisa melawan wanita. Ini sangat aneh, Sedari mulai MOPD. Adit seperti ketakutan dan tak mau melawan siapapun. Apalagi melawan Anggota Osis.

" Gue tau fy. Tapi gue gak tau kenapa gue lemah kalo udah kayak gini. Gue juga berasa gue bukan Rio yang dulu. mungkin efek amnesia gue jadi sedikit lupa gimana caranya melawan seseorang. Gue udah terbiasa jadi Adit mungkin." jawab Adit setelah beberapa menit Ia terdiam.

" APA? AMNESIA?" Tanya Keempat teman Adit. Adit menganggukkan kepalanya.

" Iya. gue amnesia. Gue sempat lupa siapa kedua orang tua gue. Dan anehnya, gue gak sama sekali lupa sama loe loe pada. Gue inget semuanya kok. Dan loe inget kan? waktu pertama kali gue ke markas kita? gue gak tau apa-apa tentang markas itu. Dan setelah Cakka kasih tau semuanya. Ingetan gue terkumpul kembali. " jawab Adit. Mereka pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

" sorry ya yo. kita dulu marah-marahin loe. Gue kira loe beneran pura-pura lupa sama kita. dulu kita benci sama loe. kenapa? karena loe kayak gatau nama lengkap kita. " ujar Sivia.

" kalau soal nama gue emang bener-bener lupa Vi. yang gue inget cuma nama panggilan kalian masing-masing."

" terus? Wajah? kan gak berbeda dong."

" Nah itu. Gue merasa familiar sama kalian. gue kira kalian itu Bradiz.Tapi gue rasa gue salah. karena Bradiz gue anggap udah gak peduli sama gue."

" Kita peduli sama loe yo. Tapi papah loe aja yang sepertinya gak suka sama kehadiran kita. "

" mungkin. Oh iya. Kalian kasih tau ya? ke papah kalo gue tertembak dan ikut tawuran itu?" Tanya Adit memastikan. Mereka saling diam Tak ada yang membungkamkan suara mereka.

" kita gak tau yo. Yang tau cuma iyel. Dan kita juga gak dikasih tau iyel soal itu." jawab Ify jujur. Mereka pun mengangguk. Adit menganggukkan kepalanya. Mereka pun saling diam. Tak ada yang ingin dibahas lagi. Adit menunggu kehadiran Gabriel yang sedari tadi tidak menunjukkan batang hidungnya. Ia gelisah jika Gabriel memarahi angel. Adit pun mengeluarkan ponselnya dan memainkan game untuk melupakan sejenak masalahnya.

*****
Gabriel dan Cakka memasuki ruangan UKS. Gabriel mengambil beberapa kapas dan betadine. Beserta kompresan yang kini berada ditangan Cakka. Mereka pun keluar dari ruangan itu.Dan segera ke kantin. Setelah sampai kekantin. Gabriel membeli teh hangat dan minuman kecil untuk teman-temannya. Tak sengaja Ia melihat angel dkk.Gabriel pun menyuruh Cakka duduk dibangku kantin dan menyimpan semuanya dimeja. Gabriel menyuruh Cakka untuk menjaga benda tersebut dan pergi menghampiri Angel dkk

" semoga loe berhasil yel." doa Cakka dan melihat apa yang dilakukan Gabriel terhadap Angel.

" ANGEL." Teriak Gabriel sembari berjalan cepat ke arah Angel. Kini dirinya berada didepan Gadis-gadis ini.

" NGEL. LOE WAKIL KETUA OSIS KAN? HARUSNYA LOE TUH CONTOHIN ADIK KELAS LOE UNTUK BERBUAT BAIK. BUKANNYA MEMBULLYNYA DENGAN CARA LOE. LOE KIRA ENAK DIBULLY HAH? HARUSNYA LOE ITU MIKIR NGEL. LOE UDAH GEDE. JANGAN KAYAK ANAK KECIL DEH. " Teriak Gabriel membuat semua murid disana menatap dirinya. angel gelagapan sendiri. Dengan keberanian penuh, Angel bangkit dari duduknya dan menghadap Gabriel.

" APA MAKSUD LOE? KOK LOE MALAH MARAH-MARAH SAMA GUE HAH?" tanya Angel.

" HEH. GAK USAH PURA-PURA BEGO DEH. GUE TAU APA YANG LOE LAKUKAN KE ADIT. ITU BENER-BENER GAK BAIK NGEL. "

" Ohh jadi anak itu ngadu sama loe? hahhaa dasar bego. pengadu. silahkan yel loe bela dia. Dia yang salah, ya harus dapat pelajaran kayak gitulah. " ucap angel sinis. Gabriel semakin emosi.

" LOE YANG BEGO NGEL. LOE KAKAK KELAS. LOE WAKIL KETUA OSIS. SEHARUSNYA LOE AJARKAN YANG BAIK UNTUK ADIK KELAS LOE. DIMANA OTAK LOE HAH? BOCAH BANGET SIH."

" Hellow adik Gabriel Stevent Damanik. Harusnya loe ajarin adek kelas loe itu gimana caranya sopan santun. Dia masuk ruang osis tanpa permisi. Dan apakah itu contoh terbaik? Cishh... Kakak sama adek sama aja." desis Angel begitu kesal. Gabriel menahan emosinya.

" Gue nyesel milih loe jadi wakil ketua osis. Gak bisa ngajarin adik-adiknya untuk berbuat baik. Ini namanya penerus bangsa? ciissh gak sama sekali pantas. Loe bagaikan anjing liar yang mencari mangsa. Dan loe tau? penjara masih penuh. loe udah menyiksa anak SMP dengan cara loe. Dan gue gak segan-segan buat laporkan loe ke polisi." ujar Gabriel dan pergi begitu saja. Angel menganga mendengar ucapan Gabriel. Gabriel memberhentikan langkahnya.

" Ngel, loe tau? gue udah nyebarin CCTV disekitar sekolah. Dan loe tertangkap basah mengerjai adik kelas dengan kekerasan. Gue emang belum lihat. Dan satu lagi? Badan loe bongsor, loe cantik, tapi sayang OTAK LOE BERADA DIDENGKUL." Ujar Gabriel lagi dan kembali melanjutkan langkahnya. Angel kembali menganga tak percaya. Ucapan Gabriel tadi sedikit Ia kencangkan dan membuat angel malu dihadapan semua orang. Pertama kalinya lah dirinya dipermalukan seperti ini. Angel melemparkan begitu saja gelas yang berada didekatnya. Emosinya sudah berada atas ubun-ubun.

" awas aja loe yel, gak segan-segan gue bakal mutilasi adik loe itu. Dan loe cupu. Lihat apa yang akan gue lakukan sama loe."

*****

Gabriel dan Cakka kembali menghampiri Adit dkk. Mereka pun tersenyum saat kehadiran Gabriel. Gabriel menyuruh Adit untuk mengobati luka dibibirnya. Dan adit hanya menuruti ucapan Gabriel. Gabriel menyuruh Cakka dan Iqbal untuk mengambil atribut MOPD adit yang berada ditaman belakang.Gabriel pun duduk ditempat yang tadi diduduki Iqbal.

"yel. loe marah-marahin kak angel ya?" tanya Adit. Gabriel terdiam sejenak. Ia pun menggelengkan kepalanya.

" kok lama. katanya mau ke UKS. " ucap Adit. Gabriel menghela nafasnya.

" Tadi kekantin dulu. Terus si Cakka minta bakso. yaudah kita jajan dulu disana." ujar Gabriel berbohong. Adit pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

" Eh. Besok kan minggu. gimana kalau kita jalan-jalan? untuk merayakan datangnya Rio ke SMA kita." ujar Shilla. Ify dan Sivia pun mengangguk semangat. Kedua lelaki itupun saling tatap. Mereka mengangguk saja kemauan gadis ini.

" yeay kemana nih?"

" gimana kalau kita ke pantai?" usul Sivia. Shilla mengangguk semangat. Ify juga. Dan kedua lelaki ini menggelengkan kepalanya bersamaan.

" Jangan pantai deh. bosen. Gimana kalau kita kegunung? haiking gitu? " Usul Gabriel. Adit menggeleng, Shilla mengangguk, Ify menggeleng dan Sivia juga menggeleng. Gabriel melengos.

" Gue pengennya ke pantai." ujar Sivia memohon. Gabriel mengangguk saja. Sivia, Shilla dan Ify berhigh five ria. Mereka bertiga pun menatap Adit. Adit sedikit berpikir.

" Emm.. bolehlah boleh."

" ASSIIKKK PANTAAIIIII...." Ujar ketiga gadis ini kegirangan.

" Pantai mana nih?"

" Ancol."

" ogah. bosen."

" yaudah Anyer."

" Gak mau."

" Ribet loe semua. Kepulauan seribu aja. " usul Adit. Mereka pun setuju. Gabriel memberikan pesan kepada Iqbal dan Cakka. Mereka pun setuju. Dan ketiga gadis itu kembali kegirangan. Mereka saling peluk. Gabriel menggeleng-gelengkan kepalanya.

" besok gue bawa cewek gue. Daripada gue nanti jadi kacang." ujar Gabriel.Sivia melototkan matanya da menatap Shilla dan Ify.

" Yel loe punya pacar?" tanya Ify. Gabriel mengangguk mantap.

" ohh."

" sabar ya beb. jodoh gak bakal kemana! sampai waktunya datang pasti loe bisa milikinya." bisik Ify dan merangkul Sivia. Sivia diam saja tak merespon ucapan Ify.

" asik besok kepantai" ucap Ify dan diangguki kedua gadis itu. Mereka pun saling diam. Adit menepuk jidatnya, Ia melupakan sesuatu. Adit pun mengeluarkan ponselnya dan terdapat 3 pesan dari Alvin. Ia pun mencari kontak nama Alvin dan menekan tombol memanggil.

" Hallo vin."

" hallo dit. loe dimana?"

" gue dikoridor SMA nih. sama kakak-kakak gue. loe kesini. "

" ah. segala sama kakak loe. loe tau sendirikan gue takut sama kakak-kakak loe.apalagi kak ify."

" ck. jangan takut. dia manusia kok. udah cepatan sini. "

" iya iya."

BIIPP

Adit memutuskan sambungannya. Tak lama datanglah Cakka dan Iqbal sambil membawa atribut Adit. Mereka pun duduk dibawah karena bangku koridor tidak cukup. Mereka kembali bercerita. Sebelum kembali ke tempatnya, Cakka dan Iqbal memaksa Debo dan Angel untuk menanda tangani buku Adit. Mereka sama sekali tidak takut dengan kakak kelas mereka itu. Karena mereka sudah menganggap kakak kelas tersebut sudah menjadi teman. Berkumpul Osis bersama, Mengumpulkan kertas-kertas bersama, Dan bercerita bersama. Dan setelah adik mereka diperlakukan seperti itu. Tumbuhlah kebencian didalam diri mereka. Mereka tak menyangka teman se-Eskul mereka bersifat seperti itu.Tak lama datanglah Alvin. Dan Cakka menyuruh Alvin untuk duduk disampingnya. Dengan rasa canggung alvin mengikuti apa kata Cakka.

" emm.... Vin. nama lengkap loe siapa?" tanya Cakka. Alvin yang menunduk pun mengadahkan wajahnya kesamping. Karena Cakka lebih tinggi dibanding dirinya

" alvin jonathan kak." jawab Alvin sopan.

" ohh... ikut eskul apa? waktu di smp?"

" Basket sama futsal."

" rencananya di SMA nanti ikut eskul apa?"

" eskul yang sama kak."

" ohh.." Ucap Cakka membulatkan mulutnya. Alvin mengangguk saja. Adit pun turun dari duduknya dan duduk disamping Alvin. Alvin menatap Adit heran.

" Yel,Fy,vi,shill. duduk bawah. gak enak dilihatnya." ucap Adit. Mereka berempat pun ikut duduk dibawah menyamai Adit.

" kakak chubby noh." bisik Adit ditelinga Alvin. alvin menyenggol lengan Adit dengan sikunya. Adit tertawa pelan.

" namanya Sivia azizah. cantik ya?" tanya Adit dalam bisikannya. alvin tak menanggapi ucapan Adit. Ia pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Dan memainkan game diponselnya untuk menghilangkan kecanggungan itu.

" Vin. loe tau lapangan basket di komplek Vlore?" tanya Cakka. Alvin pun memberhentikan aktivitasnya

" iya tau."

" Loe yang waktu itu lagi main basket sama cowok ya?" tanya Cakka lagi. Alvin mengernyitkan dahinya bingung.

" Ituloh. Gue yang gak sengaja nembak pistol ke arah bola. Terus bolanya bocor. Dan gue harus tanggung jawab." ucap Cakka meyakinkan. Alvin sedikit mengingat-ingat.

" Oh iya kak. iyaiya alvin inget." jawab Alvin. Cakka pun cengar cengir kepada alvin begitupula dengan Alvin.

" haha pertemuan yang mentragiskan ckck." ucap Cakka. Alvin tertawa pelan Ia kembali memainkan ponselnya.

" Yo. besok jadi dong ke kepulauan seribu?" tanya Iqbal kepada Adit. Adit menganggukkan kepalanya.

" Yoi. Besok jadilah." jawab Adit santai. alvin mendengar ucapan Iqbal barusan. Ia pun menatap Adit

" Yo? nama loe kan adit. kenapa dipanggil Yo?" tanya Alvin sedikit kencang. Adit melototkan matanya. Sepertinya Ia harus berbicara kepada teman-temannya.

" itu.. emm.. anu.. Yo..engg.. dia suka mainin Yoyo hehe..makanya dipanggil Yo hehe..hehe." cengir Adit garing.Keenam teman adit pun mengernyitkan dahinya. Adit memberikan kode agar tidak ada yang bersuara.

" Ohh.." gumam lelaki bermata sipit itu. Adit menghela nafas leganya. Alvin tak curiga. Alvin belum tau, Keenam kakak kelas Adit itu adalah dulu yang menjadi Bradiz.

" Oh iya. Kakak-kakak. Adit dulu punya masa lalu yang indah bersama keenam sahabatnya loh. Tapi berbulan-bulan kemudian, teman-teman Adit meninggalkan adit gitu aja pas adit ketembak pistol gitu. Adit sama keenam temannya itu pernah ada geng. Nama gengnya adalah Bradiz." Ucap Alvin menceritakan sosok Adit. Keenam manusia itu saling tatap. Apakah lelaki berwajah chinesse ini sedang menyindirnya? atau apa?

" Dia nyindir kita?" bisik Iqbal kepada Cakka. Cakka mengangkat bahunya.

" terus?"

" Adit bisa mainin pistol, adit bisa berantem, Adit suka ngerokok tau. Tapi itu dulu kak. Dan setelah ketemu geng itu dia jadi ngurangi merokok , berantem, sama main pistolnya. Adit pernah ngalamin koma 2 bulan. Terus kata papahnya, Geng sialan itu gak pernah jenguk Adit. Mereka gak peduli sama adit kak. Dan alvin udah janji sama diri alvin sama Adit juga. Kalo Adit ketemu sama yang namanya Anggota Bradiz. Alvin akan bunuh mereka dengan tangan alvin sendiri. Dan Awas aja kalo ada apa-apa sama adit gara-gara mereka. Gak segan-segan adit laporin mereka ke polisi." ujar Alvin penuh penekanan. Adit dan keenam kakak kelasnya itu pun menelan ludah masing-masing. Keenam teman Adit menatap Adit sendu. Sebegitukah peduli alvin kepada Adit?

" Dan kakak kakak ini siap kan bantuin alvin biar Adit gak ketemu sama anggota Bradiz?" tanya Alvin tanpa dosa. Mereka pun saling tatap. Mereka mengangguk pelan.

" Sebelumnya. Gue mau nanya nih Vin. Seandainya ya? nih SEANDAINYA. Bradiz ada disekitar loe. apa yang akan loe lakukan?" tanya Cakka mencoba setenang mungkin.

" oke. Seandainya Bradiz ada disekitar gue. Gue bakal bunuh langsung. Karena disini bukan Adit aja yang bisa main pistol. Gue juga bisa hehe. oke ini sombong. Sorry kak. " ujar Alvin. Adit dan keenam manusia itu melototkan matanya tak percaya apa yang diucapkan lelaki keturunan chinesse itu. Alvin bisa mainkan benda tersebut? bagaimana bisa? Entah. Hanya Ia dan Tuhan yang tau

" Loe bisa main pistol Vin? kenapa gak cerita sama gue?" tanya Adit sambil membenarkan kacamatanya

" hehe sorry dit. Belum sempat. Demi loe, gue bongkar deh rahasia gue." ucap Alvin

" rahasia lagi? udah berapa banyak loe nyimpen rahasia sendiri? bagi-bagi dong sama gue. Gue kan udah bagi cerita gue sama loe."

" oke. nanti ya? sampai waktunya datang." ujar alvin menaik turunkan alisnya.Adit menggelengkan kepalanya

" Gue punya 1 pertanyaan lagi. Seandainya Bradiz kini ada didepan mata loe . gimana? " Tanya Shilla. Semua mata mengarah ke Shilla. Shilla acuh tak acuh dan tetap menatap alvin lekat. Alvin menatap Shilla tajam.

" Jika seandainya. Yah, you know apa yang akan gue lakukan. Mana ada maling ngaku. " jawab Alvin. Adit menatap keenam kakak kelasnya. Jika semua kebongkar dengan Indah, Semua juga berakhir dengan Indah. Adit tak mau terulang itu semua. Apalagi Ia harus kembali memainkan benda tersebut.benda yang sudah 5 tahun tak Ia pegang. Masuk ke markas itu pun Ia sangat berat untuk melangkahkan kakinya. Cukup dirinya menderita selama 5 tahun itu. Dan cukup Ia berpisah dengan kakak-kakak kelasnya. Ia tak mau terpisah kembali dimasa-masa SMAnya. Masa-masa yang tak ingin Adit tinggalkan. Entah itu Percintaan, Solidaritas dan Persahabatan.

" oke." ucap Shilla. Adit mengeluarkan ponselnya dan memberikan pesan kepada seseorang.

To : Ray

Ray. loe smsin Alvin dong buat makan dikantin. tapi jangan bilang gue bilang kayak gitu.Nanti gue yang traktir. tapi gue gak bisa kesana dulu. Ada urusan mendadak nih

to : Deva

Dev. lagi sama Ray?

To : ozy

Zy, lagi dimana?

Setelah puas memberikan pesan kepada Ray,Deva,Dan ozy. Adit memainkan game diponselnya. Begitupula dengan yang lain. Mereka juga memainkan ponsel mereka. Ponsel alvin berdering. Bertanda ada pesan masuk. alvin segera membacanya dan membalas pesan tersebut. Ponsel Adit pun bergetar. Bertanda pesan masuk. Adit segera membuka pesan tersebut.

From : Ray

emang kenapa? okidi ;)

To : Ray

gapapa. pokonya ajak aja. Loe bilang, loe akan traktir dia.

From : Deva

iye. ngapa?

To : Deva

gapapa ;D

From : Ozy

dikantin. bareng si gocap sama si bli depa ;D

Adit memasukkan kembali ponselnya kedalam saku. Ia menatap alvin yang sedang kebingungan. Adit sedikit mengintip apa yang akan dibalas oleh alvin.

" Udah pergi duluan. Ray juga ngajakin gue kekantin kok. Tapi gue nanti nyusul. loe duluan aja gih." ucap Adit. alvin pun menganggukkan kepalanya. Ia pun beranjak dari duduknya

" Kakak-kakak. Alvin pamit ya? ada urusan sebentar. Bye." Ucap alvin dan berlalu begitu saja. Adit menatap kepergian alvin. Betapa anehnya lelaki itu. Dari sudut pandang Adit. Lelaki bermata sipit itu kalem-kalem saja. Walau gayanya seperti anak jaman sekarang. Tetapi Ia mempunyai rasa dendam kepada seseorang walaupun bukan dirinya yang melakukan masalah itu. Termasuk Masalah Adit. Ia merasakan dendam begitu dalam kepada teman-temannya. Adit kini menatap teman-temannya sendu. Jika suatu hari alvin tau kalau mereka adalah Bradiz. Pasti nyawa merekalah yang terancam. Apalagi alvin bisa memainkan benda tersebut. Membuatnya semakin mudah untuk mengancam keenam temannya.

" Cakk. Yel. Bal. Shil. Fy. Vi. Kalian udah siap jika anak itu tau semua?" tanya Adit sedih. Mereka pun menundukkan kepala mereka.

" Kita siap yo. apapun yang terjadi. kita selalu siap. walau kita gak tau siapa orang itu." ucap Gabriel. Mereka pun mengangguk pasrah.

" Tapi kan kenyataannya bukan kayak gitu yel.! disini yang salah papah gue, bukan kalian. "

" Kalau ini takdir kita. ya mau gimana lagi?" ujar Iqbal.

" Gue takut alvin tau kalau kalian semua adalah Bradiz dan.."

" APA ? MEREKA BRADIZ?"

" alvin...?"

bersambung....

YOU AND ME? THEN HIM? PART 6

YOU AND ME ? THEN HIM? #6

beberapa bulan kemudian....

Adit berjalan pelan disekitar lapangan. Hari ini adalah hari dimana dirinya MOPD SMA. Ia kini sedang memakai atribut MOPD. Di dadanya terpapang jelas nama dirinya. Tak lupa juga Ia memakai kacamatanya dan bergaya culun. Ia cengar-cengir tak jelas. Ia pun mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Tak lama datanglah seorang lelaki bermata sipit menghampiri Adit. Siapa lagi jika bukan Alvin.

" Wey bro. pakai atribut kayak gini tambah jelek aja." ucap Alvin tanpa dosanya.

" Wey bro. pakai atribut kayak gini tambah sipit aja mata loe." ucap Adit menirukan cara bicara alvin. alvin menatap Adit tajam. Adit mengalihkan pandangannya mencari seseorang.

" Bro. ngomong-ngomong kita sekelas apa enggak ya?" tanya Alvin.

" entah. "

" loe suruh kakak loe dong biar kita sekelas. Pasti kakak-kakak loe ikut osis." jawab Alvin. Adit menatap Alvin datar.

" heh. walaupun gue deket sama mereka. Tapi kan belum tentu mereka mau."

" yakali gitu dit."

Acara pun dimulai. Para Anggota Osis sudah berada didepan murid-murid SMP ini.Mereka pun menyuruh adik-adik kelas mereka untuk berbaris. Dan murid SMP itu pun berbaris sesuai ucapan ketua osis. Ketua osis disekolahan ini adalah Debo Andryos. Ia berasal dari kelas 12 Ipa 1. Dan mereka pun memperkenalkan dirinya didepan murid-murid SMP ini.Setelah perkenalan mereka pun membagikan kelasnya masing-masing.
*****
ruang X ips 1

Adit duduk sendiri disini. Ia memasuki gugus 2 . Ia melihat teman-teman barunya itu. Banyak mata mengarah padanya. Dengan jahil Adit melepas topi MOPDnya dan melepas kacamatanya. Lalu Ia mengacak-acak rambutnya. Dan Ia menghadap kebelakang. Tak jarang para Gadis SMP itu terkesima dengan Adit. Adit tersenyum khasnya dan membuat gadis-gadis itu berteriak.

" KYYAAA GILAAA MANISS BANGETT.."

" siapa itu? ganteng banget."

" Anjrit sok ganteng lu."

" gak nyangka bisa segugus sama dia hihi."

" keren ya?"

Adit kembali menghadap kedepan. Ia memakai kembali kacamatanya dan membenarkan rambutnya. Tak lama datanglah seorang lelaki bertubuh putih dan duduk disampingnya. Adit menatap lelaki disampingnya ini. Ia sama sekali tak mengenali lelaki ini. Tetapi Ia memakai seragam SMA. Dan memakai kacamata wayfarer. Lelaki itu menatap Adit dan membuka kacamatanya. Adit tersenyum senang. Lelaki itu pun merangkul adit.

" Ciee MOS nih. mau jadi murid SMA dong." ujar lelaki itu siapa lagi jika bukan Cakka. Sang kakak kelas yang Adit bangga-banggakan.

" Yoi bro. loe masuk kelas mana? "

" kelas ini dong. "

" asikk. Gak perlu takut dong sama kakak kelas lain." ucap Adit menaik turunkan alisnya.

" ngapain takut? mereka bukan setan hahha.."

" yehh siapa tau gitu dia ngerjain gue abis-abisan."

" gue yang bakal ngerjain loe ." Ucap Cakka dan pergi begitu saja. Adit menganga. Ia pun bersikap seperti biasa kembali. Alvin datang memasuki kelas. Dan mengedarkan pandangannya. Adit melambai-lambaikan tangannya. Alvin pun menghampiri Adit. Mereka pun saling berbicara seperti biasa. Tak perlu menunggu lama lagi, Datanglah kakak-kakak Osis. Mereka 8 orang. 4 laki-laki dan 4 perempuan.

" hay kalian." sapa mereka.

" haii..."

" kita akan memperkenalkan diri kita masing-masing. Kakak namanya Cakka Kawekas Nuraga. Dari kelas 11 ipa 2 dan ikut eskul basket." ucap Cakka tersenyum manis. Banyak yang melting dengan senyuman Cakka

" nama kakak Gabriel Stevent Damanik. Dari kelas 11 ipa 2 juga. Dan ikut eskul basket dan futsal." Ujar Gabriel

" nama saya Iqbal Dhiafakhri ramadhan. dari kelas 11 ipa 2. ikut eskul Basket, dan musik." kata Iqbal sambil memakai snapback milik Cakka.

" Gue alyssa Saufika. panggil kak Ify. Gue dari kelas 11 ipa 2. ikut eskul musik dan dance" Jawab Ify dan memamerkan behelnya.

" Gue Ashilla Zahrantiara. Panggil aja kak Shilla. Dari kelas 11 ipa 2 ikut eskul musik, basket Dan dance." jawab Shilla yang kini duduk dibangku guru.

" gue Angelica Pieter. Dari kelas 12 ipa 1."

" Gue Debo Andryos. Gue disini ketua osis. Dan dari kelas 12 ipa 1."

" gue Zahra damariva. Gue wakil ketua osis. Gue sekelas sama Debo."

" Oke. ada yang mau bertanya? " tanya Cakka. Dan Adit pun mengangkatkan tangannya.

" Apa?" tanya Cakka

" suka sama kak Shilla ya?" Tanya Adit dan menahan tawanya. Cakka melempar bolpoinnya ke arah Adit. Adit yang tak kena bolpoin itu pun tertawa lepas. Semua mata mengarah padanya.

" Sialan lu yo. Kalo nanya yang elegan dikit bisa gak? anjrit lu." ucap Cakka kesal dan sedikit tertawa. Ify, Iqbal,Gabriel,dan Shilla pun tertawa melihat pertingkaian kecil itu.Cakka menghampiri Adit. Adit sedikit was-was. takut Cakka memutilasinya saat ini juga. Ternyata Cakka hanya mengambil bolpoinnya yang tadi Ia lemparkan ke Adit.

" Sialan lu." ucap Cakka saat melewati Adit. Adit cekikikan geli.Cakka kembali kedepan. Alvin menatap Cakka yang kini berada didepan. Sepertinya dia familiar dengan lelaki ini.

" Itu namanya siapa dit?" tanya Alvin sambil menunjuk ke arah Cakka pakai dagunya.

" Cakka. " jawab Adit singkat.

" Kok loe bisa kenal?"

" aiish.. itu cowok yang kemarin gue tanyain tentang pintu di lapangan itu terus itu cowok yang kemarin datang ke kantin SMP dan duduk bareng kita." jawab Adit

" ohh si Cakka Cakka itu. gue berasa familiar sama dia deh dit."

" perasaan loe aja kali."

" Iya kali." Adit dan alvin pun saling diam Mendengar penjelasan Debo. Seiring waktu berjalan. Mereka bermain game sejenak dan memberikan syarat-syarat makanan yang harus mereka bawa kemarin. Tak lupa juga mereka berjalan keluar untuk mendengar penjelasan lainnya dari guru.

*****
5 hari sudah mereka melakukan kegiatan MOPD. Mereka menjalaninya dengan was-was dan sedikit senang. ini adalah hari keenam dimana semua siswa harus mendapat tanda tangan Osis. Dan mereka juga sangat sulit untuk mendapatkannya. Adit juga merasakan hal yang sama. Ia dikerjai habis-habisan oleh kakak kelasnya. apalagi dirinya sama sekali tidak mengenali ketua osis di SMAnya. Padahal Ia sudah sering dengar bahwa osis SMA MUTIARA INTERNASIONAL adalah Debo. Tapi Ia enggan untuk mengenali si Debo itu.

" Cakk minta tanda tangannya?" ucap Adit kepada Cakka. Cakka tersenyum miring. Sepertinya setan sedang berada diotaknya.

" Loe mau minta tanda tangan gue?" tanya Cakka

" enggak. gue minta tanda mpok nori. ya elu lah Cakka Nuraga." ucap Adit kesal. Cakka tertawa geli. Ia pun menganggukkan kepalanya

" Coba. loe makan donat ini." ucap Cakka sembari membawa donat diplastik. Adit mengernyitkan dahinya.

" loe kan gak suka donat Cakk? bahkan loe gak mau bawa nih donat. Kenapa nih donat ada ditangan loe?" tanya Adit

" ck. ribet ya punya adek kayak loe. Demi ngerjain loe apapun gue bawa deh." ucap Cakka. Adit mengangguk-anggukan kepalanya. Ia pun merampas donat yang ada ditangan Cakka. Ia mengeluarkan donatnya dari dalam plastik dan memakannya dengan lahap.

" Gue makanan apa aja dimakan Cakk. Gak kayak loe. Sama preman aja berani. Lah sama donat dan kangkung aja ciut." ucap Adit disela-sela makannya.Cakka menatap Adit tajam

" Makan beling sana. Kata loe, loe makan apa aja. Makan batu aja loe bilang sedap." ucap Cakka mengalihkan wajahnya. Adit memukul pelan bahu Cakka.

" Gak gitu juga Cakk. tega banget sih loe."

" lah elo sendiri? ngatain gue kayak gitu."

" Canda Cakk."

" Yaudah cepet abisin." kata Cakka menunggu habisnya makanan dimulut Adit. Adit pun mengangguk tandanya Ia sudah selesai makan. Dan Cakka memberikan sebuah botol minum berwarna orange. Dengan terburu-buru Adit mengambil botol itu dan meminumnya.

1...
2...
3...

BYYUUURRR ...

" HOOOEEKKK PEDESSS...." Teriak Adit kepedasan. Cakka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Adit. Adit memeletkan lidahnya.Dan meminta minum lagi. Cakka sudah memasukan bubuk cabai ke dalam minuman adit

" Aduhh... Jahat loe Yo. masa gue ngasih minuman loe buang gitu aja. ck jahat emang ya? " ucap Cakka memelas berasa bukan dia yang melakukannya. Cakka pun memberikan botol tersebut ke Adit dan memaksa adit meminumnya. Dengan sangat dan sangat terpaksa adit harus menelan air itu walau pedas sekali.

" haha. Jangan dibuang Yo. telan Yo. Telan.. enak loh. Tadi gue udah cobain." ucap Cakka dan kembali memaksa Adit minum itu.

" Mubazir loh yo buang buang minum. Capek-capek gue lari kekantin cuma buat beli minum buat loe Yo. tapi malah dibuang. Gratis nih dari gue."

" STOPPPP.... AAARRRGGHH PEDESS..." Teriak Adit dan melempar begitu saja botol tersebut. Ia pun berlari sangat cepat ke arah kantin. Cakka tertawa keras tak peduli orang-orang yang melihatnya. Ia pun memelankan tertawanya. Ia melihat buku Adit dan menulis tanda tangannya. Ia pun pergi menyusul Adit dan membawa buku adit.

Cakka mengedarkan pandangannya. Ia pun melihat Adit dikursi kantin sedang minum. Cakka pun menghampiri Adit

" hehe sorry yo. " tawa Cakka. Adit mengadahkan wajahnya.

" Sorra sorry sorra sorry. dikira gak pedes apa?"

" Kagak."

" Yaiyalah loe gak nyobain."

" hehhe... nih. gue udah tanda tanganin. Sekarang loe cari Ify." ucapnya dan duduk disamping Adit. Cakka menganga. Setelah melihat didepannya terdapat 5 minuman sekaligus. 3 botol aqua dan 2 jus. Cakka menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebegitukah dia memberikan cabai itu kepada minumannya.

" em.. pedes banget ya yo?" tanya Cakka merasa tak enak.

" Banget Cakk. loe mau gue mencret hah?"

" sorry hehe."

" iyaiya. yaudah gue cari Ify dulu deh. bye." ucap Adit dan berlalu pergi. Cakka mengangkat bahunya dan pergi juga dari kantin ini.

adit mencari-cari Ify. Ternyata gadis itu sedang berada dibangku-bangku taman. bersama dengan Shilla dan Sivia.Mereka sedang berselfie ria. Adit menghampiri mereka.

" Fy. Shil. Vi bagi tanda tangan loe." ucap Adit santai tanpa dosa.ketiga gadis ini pun menengok. Mereka pun saling tatap.

" Coba puterin tuh air mancur. Terus bilang " Gue suka Kak Ify.." 5 kali. sana coba." ucap Shilla dan mendapat jitakan dari Ify. Adit melototkan matanya.

" Yang lain kak. malu kali kalo bilang kayak gitu." ucap Adit

" gak ada kata malu. loe cowok kan? yaudah buktiin." ucap Shilla merasa menang sendiri.

" apaan sih loe? kok gue sih. yang lain kek." ucap Ify kesal kepada Shilla. Sivia pun hanya cekikikan melihat ekspresi Ify

" Hish.. dasar." Adit pun menghampiri air mancur tersebut. Ia pun berjalan pelan mengelilingi air mancur itu.

" GUE SUKA KAK IFY." teriak Adit kencang. Banyak mata yang melihat kelakuan Adit. Dan mereka yang tau Ify pun melototkan matanya dan berhenti melihat apa yang dilakukan anak SMP itu.

" GUE SUKA KAK IFY."

" GUE SUKA KAK IFY."

" GUE SUKA KAK IFY."

" GUE SUKA KAK IFY. TAPII BOONG." Ucap Adit dan cengar cengir menghampiri Shilla.Shilla menatap adit tajam. Ify memukul pelan Adit.

" apaan sih? kok loe nekat? bikin malu gue aja." ucap Ify kepada adit. Adit menggaruk dahinya yang sama sekali tidak gatal

" lah. gue juga malu fy." Jawab Adit. Shilla pun menanda tangani buku Adit. Kini giliran Ify. Ify tersenyum devil.

" minta tanda tangan!" ucap Adit kepada Ify. Ify tersenyum manis sekali membuat Adit sedikit salah tingkah. Adit menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Ify mengajak Adit kesebuah tempat yang tak jauh dari tempatnya berada. Ify menatap Adit dalam. Adit menatap Ify juga. Ify kembali tersenyum kepada Adit.

" kok loe malah senyum-senyum sendiri sih?" tanya Adit.

" Gapapa. Gue... gue suka loe." ucap Ify. Adit sedikit kaget apa yang dikatakan Ify. Ify memegang tangan adit lembut. Membuat detak jantung adit berdegup kencang.

" Gue suka sama loe dit."ucapnya lagi.

" Ta..tapi Fy..."

" ssstt... loe gak boleh ngomong. gue tau detak jantung loe." ucap Ify lagi dan menaruh telapak tangan kanannya didada Adit. Jantung adit semakin tidak karuan. Keringat dingin melanda tubuhnya.

" Rio. gue ngomong kayak gini karena gue.... CUMA BOONGIN LOE. AHAHAHAHHAHA...." Tawa Ify begitu keras. Adit mengerang kesal. Dirinya dipermainkan seperti ini. Apalagi dikerjai dengan kakak kesayangannya.

" Fy apaan sih loe? gak lucu tau." ucap Adit kesal. Ify memberhentikan tertawanya.

" oke. karena loe udah kesel sama gue. Jadi loe harus nyanyi depan gue. " Ucap Ify dan pergi kembali tempat teman-temannya berada. Begitupula dengan Adit yang mengikuti Ify.

" nyanyi apa? suara gue jelek." ucap Adit

" nyanyi aja. cepetan. apa aja deh."

Adit pun menghela nafas dalamnya. Ia sedikit berpikir lagu apa yang akan Ia bawakan untuk Ify? dan Ia teringat sebuah satu lagu yang indah untuk didengar

Bersamamu aku merasakan seperti orang
yang paling istimewa
Bersamamu aku seperti bintang-bintang
yang selalu bersinar
Aku bahagia
Aku bahagia

Bersamamu aku merasakan kedamaian
yang tiada terkira
Bersamamu aku seperti matahari
Yang selalu menyinari
Aku bahagia
Aku bahagia

Bagiku hanya kau yang terindah
diantara bunga-bunga itu
Bagiku hanya kau yang terindah
diantara bunga-bunga itu
bagiku kaulah segalanya...

bersamamu aku bagai langit
yang selalu menaungi hatimu
Bersamamu aku seperti pelangi
yang menghiasi duniamu
Aku bahagia
Aku bahagia

Bagiku hanya kau yang terindah
diantara bunga-bunga itu
Bagiku hanya kau yang terindah
diantara bunga-bunga itu
bagiku kaulah segalanya...

Bersamamu - Putih Band (akustik )

Ify, Shilla dan Sivia terkesima dengan suara Adit.Inilah pertama kalinya mereka mendengar nyanyian Adit. Suaranya yang lembut membuat mereka sedikit terdiam. Adit menggaruk pipinya yang tidak gatal. Ia pun cengar cengir.

" kok diem ?" tanya Adit. Ketiga gadis ini pun tersadar.

" Suara loe bagus banget sih yo? makan apa?" tanya Sivia.

" chitato ." jawabnya singkat.

" Ish. "

" padahal loe dulu kan suaranya jelek hahaha..."ucap Ify seenaknya. Adit tersenyum tipis.

" loe ikut vokal suara?" tanya shilla. Dan diangguki Adit.

" Waktu smp. dan sekarang gue pengennya masuk eskul musik sama basket."

" gak nanya."

" idih.bodo."

" sini gue daftarin. gue kan ketua eksul musik." ucap Ify. Adit pun mengangguk senang.

" bagus... yaudah tanda tangannya. kan gue udah nyanyi buat loe." ucap Adit dan memberikan bukunya kepada Ify. Ify pun menanda tangani buku Adit.

" Sivia. Silahkan tanda tangan." Ucap Adit sambil memberikan bukunya kepada Sivia.

" oke. tapi sebelumnya loe harus nembak cewek. gue pengen tau cara loe nembak cewek kayak gimana." ucap Sivia dan tersenyum sinis. Adit membelalakan matanya tidak percaya.Bagaimana dirinya bisa menembak cewek didepan umum?

" Tapi gue gak tau cara nembak cewek hehehe..." cengir Adit dan menggaruk kepalanya. Shilla Ify dan Sivia menganga mendengar pengakuan Adit.

" Masa sih? loe bohong ya? udah cepetan gak usah pake tapi-tapian. Tembak tuh Ify." jawab Sivia kesal. Ify menengok ke arah Sivia dan melototkan matanya

" Cuma bahan nembakan dia Fy. Santai dong. Gak beneran jadian kan?" ucap Sivia.

" em... Loe mau gak jadi pacar gue?" ucap Adit. Ify mengernyitkan dahinya. Ternyata diam-diam Sivia merekam kejadian itu. Sivia pun menahan tawanya. Adit kembali menggaruk kepalanya. Shilla sudah cekikikan geli.

" Masa gitu sih yo? Gak sosweet."

" ish. kan cuma nembak. Kecuali gue beneran suka sama nih cewek."

" iyaiya. tapi sosweet sedikit kan bisa."

" Huh. " Adit pun pergi seperti mengambil bunga. Dan Ia menghampiri kembali Ify. Adit pun berjongkok dan memberikan bunga tersebut ke Ify.

" Would you be my girlfriend?" ucap Adit kepada Ify. Ify bingung sendiri. Ia pun menatap teman-temannya.

" Yang kerasss..." ucap Sivia.

" WOULD YOU BE MY GIRLFRIEND?" tanya Adit kembali dengan suara kencangnya. Semua mata menuju padanya dan juga Ify. Ify semakin bingung. Karena banyak murid-murid menatap dirinya. Apalagi Gabriel dan Cakka sedang melewati mereka. Dan Gabriel Cakka pun menghampiri mereka.

" Terima"

"terima"

"terima"

Banyak murid-murid yang menyoraki Ify untuk menerima ucapan Adit. Adit sendiri kelimpungan juga. Adit berdiri dari jongkoknya dan menatap semua orang yang mengerumuni dirinya juga Ify. Adit menunjukkan cengirannya. Dan menggaruk kepala belakangnya yang sama sekali tidak gatal.

" Maaf... ini cuma bercanda." ucap Adit dan diangguki Ify.

" loe nembak Ify yo?" tanya Cakka.

" enggak .. enggak. ini suruhan sivia buat nembak ify biar dapat tanda tangan dia." ucap adit jujur. Cakka dan Gabriel pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Sivia sudah tertawa.

" MAAF YA SEMUA. INI GAK BENERAN NEMBAK KOK. CUMA MAIN-MAIN AJA HEHEHE..." ucap Cakka. Dan semua orang disana pun menyoraki Ify dan Adit. Mereka pun pergi dari kerumunan tersebut.Cakka dan Gabriel pun duduk bangku itu.

" Nih. gue udah nembak cewek. Dan loe harus tanda tangan." ucap Adit. Dengan terpaksa dan belum puas, Sivia pun menanda tangani buku tersebut. Kini mata Adit mengarah ke Gabriel. Dan memberikan Buku itu kepada Gabriel. Gabriel menaikkan sebelah alisnya.

" nih. gue gak perlu ngerjain orang." Ucap Gabriel dan langsung menanda tangani Buku Adit. Mata adit berbinar-binar menatap Gabriel yang sangat berbaik hati. Betapa senangnya adit. Ia pun menatap bukunya dan tinggal 2 orang lagi yang belum Ia minta tanda tangannya. Ia pun pergi begitu saja. Tak lama , Adit kembali lagi

" Yel, kak Debo sama Kak Angel sekarang ada dimana? " tanya Adit

" Di ruang osis."jawab Gabriel. Adit pun berlari ke ruang osis. Gabriel pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Dia semakin besar ya Cakk?" tanya Gabriel sambil melihat punggung Adit yang semakin jauh.

" Ya.Dia semakin dewasa."

" Dia adek kita?"

" bukan."

" terus?"

" anak kita."

" idih. apaan sih loe gak jelas." Ucap Gabriel kesal. Ia pun pergi dari sana. Shilla,Ify dan Sivia pun berselfie ria kembali. Begitupula Cakka yang ikutan berselfie ria.

" Kita sahabat yang tidak akan terpisah. Kita yakin, Jika kepercayaan dan Kesetiaan kita dipertahankan, Pasti persahabatan kita akan seperti ini hingga ajal menghampiri kita. Karena Sahabat itu teman yang paling setia dibanding pacar. Jadi, Jika kita tidak mempunyai sahabat. Hidup kita akan hampa? Betulkan? Jadi, Percayalah. Sahabat ada disekitarmu."

*****

Adit berlari keruang osis. Disana banyak kakak-kakak kelasnya yang sedang ngobrol. Adit membuka pelan pintu ruangan ini. Banyak mata mengarah padanya. Adit tak peduli itu. Ia mencari dua sosok. Tak lama Ia menjumpai sosok itu dan menghampirinya

" Kak Debo. Minta tanda tangannya dong. Sekalian sama kak angel juga." Ucap lelaki culun ini. Kedua orang tersebut saling tatap menatap. Mereka pun mengajak murid SMP tersebut ke sebuah tempat. Dan tak lain adalah taman belakang sekolahan ini.

" Loe mau tanda tangan kita?" tanya Angel. Adit menganggukkan kepalanya.

" nama loe siapa?"

" Adit."

" Heh Adit. dengan sangat sopannya loe masuk Ruang osis tanpa ketuk pintu. Hebat. Anak culun ini gak pernah diajarin cara sopan santun." Sindir Debo. Adit melototkan matanya. Ia lupa bahwa ia sedang berhadapan dengan siapa. Dan Ia pun baru menyadari bahwa sebelum Ia memasuki ruang osis. Dirinya tidak mengetuk pintu ataupun mengucapkan salam.

" Sini loe. Ini pelajaran kita buat loe. loe tau ini apa?" tanya Angel. Adit sedikit ketakutan.Adit menggelengkan kepalanya bahwa Ia tak tau benda itu apa. Benda tersebut adalah sebuah ember yang berisi air berwarna hijau tua. Adit sedikit menegakkan kepalanya melihat apa isi ember tersebut.

" Ini ember , adik. Dan loe gak tau ember? idih najis. bego banget sih loe."

" Ma..maaf kak. Tadi adit gak sengaja. " Ucap Adit takut. Kedua orang tersebut tertawa sinis. Debo mengambil buku adit dan membuangnya begitu saja.

" Buka atribut loe." Ucap Debo. Adit membelalakan matanya. Mana mungkin Ia membuka atribut MOPDnya didepan ketua osis ini.

" BUKA CEPETAN." Marah Angel. Adit pun menuruti saja. Ia membuka satu persatu alat atributnya.

" SINI LOE."

BBYYUURRR

Tanpa disangka-sangka. Adit diguyur oleh Angel dengan air yang berada diember tersebut. Baunya sangat busuk. Membuat Adit sedikit mual. Adit pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Angel kembali mengguyur tubuh Adit. Debo dan Angel pun tertawa puas. Adit pasrah saja demi mendapat tanda tangan kakak kelasnya itu.Adit sedikit kesal oleh kelakuan kakak kelasnya ini.

" Ikut gue." Adit ditarik oleh Angel. Ia pun membawa Adit kelapangan sekolahan. Betapa kagetnya Adit saat melihat teman-teman Angel disana dan membawa botol yang berisikan Air berwarna orange, Bubuk kopi, Susu, air berwarna kuning, Dan air berwarna coklat. Adit menelan ludahnya dalam. Angel pun menyuruh adit jongkok dan dengan pasrah adit menuruti kata-kata gadis bongsor itu.

" Cepatan. Buang air itu ke tubuh si culun ini." Ucap Angel puas. Dengan teganya Air tersebut dibuang ke tubuh Adit. Susu itu dibuang ketubuh Adit. Dan baunya seperti bukan bau susu. Adit kembali mual. Dan bercampur dengan bubuk kopi. Begitupula dengan Air berwarna kuning tersebut. Baunya seperti air kencing. Adit semakin mual. Dengan tak enak hati, Adit muntah. angel dan teman-temannya pun menjauhi Adit. Banyak mata yang menghampiri Adit dan merasa jijik. Tubuh adit kini bau busuk.Tak lama, angel membuang air berwarna coklat dan orange bersamaan. Air berwarna orange itu seperti air minuman tapi berbau busuk. Dan air berwarna coklat itu adalah Air bercampur tanah dan kopi. Adit menerima nasibnya. Ia tetap tersenyum. Banyak orang yang tak tega apa yang dialami adit. Badan adit sedikit gemeteran. Ia merasakan dingin dibadannya. Adit mengigil.

" HEH. LOE ITU GAK PANTAS SEKOLAH DISINI ! CUPU." ucap Angel sambil menoyor kepala Adit.

PLAAKK !!!

Angel menampar Adit keras. Adit meringis kesakitan. Ternyata gadis yang bernama angel itu tidak mengenali Adit. Padahal Adit sekolah di SMP MI. Dan Angel sering bermain ke SMP. Angel kembali menampar Adit beberapa kali. Adit memegangi pipinya dan sedikit darah segar mengalir dari bibirnya.

" permisi ada apa sih?" ucap seseorang gadis. Ia pun memasuki kerumunan tersebut.

" ASTAGA RIOOO..."

Bersambung.....

Sabtu, 15 Agustus 2015

YOU AND ME? THEN HIM? PART 5

Nih part 5 nya. gak jelas ya? Hehe x_x
Klo mau nanya2 atau apa follow twitterku @santi_NRG
" Maaf kalau ada kesamaan KATA,ALUR CERITA,NAMA,DLL.Maaf banget ya?"
YOU AND ME ? THEN HIM? #5
Cakka menatap tajam papan tulisnya. Gabriel menggenggam erat buku tulis milik Cakka. Iqbal menatap mejanya dengan kesal. Ify menatap ponselnya sedikit buram. Sivia menulis bukunya tidak jelas. Shilla menatap ke arah depan dengan sedikit melamun. Keenam manusia ini sedikit aneh didalam kelasnya. Murid lain kini sedang bermain-main sedangkan mereka terdiam kaku dibangku masing-masing.Tak ada yang bergeming sama sekali. Sampai bel istirahat pun berbunyi mereka saling tatap. Dengan cepat keenam anak ini melajukan langkahnya cepat menuju sekolahan SMP.
*****
Adit memesan makanannya bersama Alvin,Ray,Deva dan Ozy. Setelah memesan. Adit kembali duduk dikursi kantinnya. Alvin yang sibuk dengan ponselnya pun mengedarkan pandangannya mencari sosok lain. Adit melihat apa yang dilakukan Alvin. Ia pun ikut mencari sosok itu.
" cari siapa Vin?" tanya Adit yang masih bingung dengan lelaki didepannya ini.
" kakak chubby. kok enggak kekantin ya?" Ucap dan tanya alvin.
" ohh... mungkin belom." jawab Adit seadanya. Alvin menganggukkan kepalanya dan kembali fokus keponselnya.Tak lama datanglah pesanan mereka. mereka pun memakan makanannya dengan lahap. Tak jarang mereka sering berbicara saat makan. Setelah makan mereka kembali melakukan aktivitasnya. Adit membaca buku komiknya karena Ia lupa membawa buku pelajarannya yang sering Ia bawa. Saat sedang asik membaca buku. Datanglah segerombolan Murid SMA kekantin SMP. Dan menuju meja Adit. Adit mengadahkan wajahnya saat keenam kakak kelasnya menghampiri dirinya. Mereka saling diam. Adit bingung apa yang dilakukan keenam anak SMA tersebut. Siapa lagi jika bukan Cakka, Gabriel,Iqbal,Sivia,Ify dan Shilla.
" ada apa kak?" tanya Adit memecahkan keheningan
" Gak ada dit. Nih mereka pengen lihat loe aja. Gue udah cerita tentang loe sama mereka. Jadi mereka penasaran " jawab Cakka seadanya.
" ohh.. yaudah kak duduk." Ucap Adit. alvin Deva dan ozy pun berpindah duduk bersampingan dengan Adit. Sedangkan kakak kakak kelasnya duduk didepan mereka. Karena kursi kantin ini panjang dan muat untuk 10 orang lebih.
" nama loe Adit?" tanya Ify penasaran. Adit menganggukkan kepalanya.
" Kelas berapa?"
" 9b kak."
" ikut eskul?"
" ikut."
" eksul apa?"
" musik sama basket kak."
" ohhh.." Ify menatap adit lekat. Rasa penasarannya pun sudah terjawab. Begitupula dengan teman-temanya.
" Ini siapa?" tanya Ify kepada keempat anak SMP yang duduk bersama Adit.
" Ini alvin kak." ucap Adit memperkenalkan mereka kepada Ify
" Ini Ray, yang itu Deva dan itu Ozy."
" ohh.. gue Ify." jawab Ify . Adit mengangguk-anggukan kepalanya.
" oh iya. Kak Cakka kemarin kenapa langsung pergi?" tanya Adit. Cakka kelimpungan sendiri. Ia pun bingung mau jawab bagaimana
" eh.. iya. kemaren gue..gue.." ucap Cakka bingung
" kemaren dia gue ajak pulang lewat bbm.Soalnya ada tugas sekolah." ucap gabriel menjawab kebingungan Cakka. Cakka menghela nafasnya lega.Adit terdiam sedikit lama. Suara itu terdengar jelas ditelinganya. Suara serak seseorang yang dulu pernah ada dihidupnya.
" ohh.. " jawab Adit
" oh iya. Nama loe tadi siapa?" tanya Shilla penasaran. Ia masih belum percaya apa yang dikatakan Cakka kemarin. Jantung keenam manusia itu berdegup kencang menunggu jawaban Adit
" Aditya." jawab adit singkat. Shilla memanggut-manggutkan kepalanya.
" Adit. Loe kenal Bradiz?" tanya Shilla to the point. Teman-temannya menatap Shilla aneh.
" kenal kak. Geng keren di SD ini dulu." jawab Adit bangga.
" terus ? loe pernah gabung sama mereka?"
" pernah kak.. waktu kelas 5!" jawab Adit
" ohhh bener." gumam Shilla. Sivia menatap Adit sedih. Begitupula dengan yang lainnya. Semua seperti mimpi. Dan mereka tak ingin terbangun dari mimpi itu.
" Dit.nanti pulang sekolah kita tunggu didepan lapangan basket indoor. Loe datang ya? tanpa bawa siapapun. oke?" ucap Cakka.
" mau ngapain kak?"
" datang aja ke sana. Ada yang mau kita berenam bicarakan sama loe." jawab Cakka. Adit mengangguk saja menuruti ucapan Cakka. Keenam Anak SMA itu berbincang-bincang kepada anak SMP ini. Mereka seperti sudah akrab.
*****
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 3 menit yang lalu. Ketiga gadis ini sudah menunggu sebelum bel berbunyi. Mereka menunggu didepan lapangan basket indoor. Tak lama Datanglah Cakka dan Iqbal menyusul. Begitupula dengan Adit. Dan kini mereka menunggu Gabriel. Tak lama Gabriel datang. Mereka pun sudah berkumpul didepan lapangan tersebut dan masuk kedalamnya.
" Itu kak pintu yang adit ucap kemarin." ucap Adit sambil menunjuk ke sebuah pintu.
" Iya. kita kesana." ucap Cakka. Mereka bertujuh pun kesana dan membuka pintu ini. Mereka melihat kembali tangga menurun itu. Mereka pun menuruni tangga tersebut.Dan kini mereka berdiri didepan pintu berbesi. Mereka menatap Adit. Adit bingung.
" coba buka sama loe. katanya loe tau passwordnya." ucap Cakka. Adit menekan tombol tersebut dengan tanggal lahirnya. Dan benar saja mereka menganga apa yang dilakukan Adit. pintu tersebut terbuka dengan lebarnya. Mereka pun kembali memasuki ruangan ini. Cakka membuka pintunya dan terdapat pistol-pistol.
" Dit. loe tau tempat ini?" tanya Cakka.
" Gak tau kak. "
" Ini adalah markas Bradiz." jawab Cakka. Adit melototkan matanya.
" Serius kak? Gila? " ucap Adit mengedarkan pandangannya. Ia tak menyangka ternyata tempat ini adalah markas Bradiz.
" iyaps. Dan loe tau sekarang Bradiz dimana?" tanya Cakka kepada Adit. Ia pun menatap Adit dengan tajam. Adit yang ditatap tajam pun menggelengkan kepalanya.Cakka membalikkan badannya membelakangi Adit. Ify tersenyum remeh saat Adit menundukkan kepalanya. Begitupula dengan Gabriel yang kini duduk dibangku dan terduduk membelakangi Adit juga.
" Kita." jawab Gabriel. Adit mengernyitkan dahinya.
" Kita? Maksud kakak?" tanya Adit kembali. Sivia merangkul Adit
" Gue ivi. sIVIa Azizah." jawab Sivia dan mendorong pelan tubuh Adit. Adit membulatkan matanya sempurna. Ivi adalah Sivia. Dan Sivia adalah Ivi yang dulu sering mengemut permen.
" Gue Fakhri. Iqbal dhiaFAKHRI ramadhan." jawab Iqbal yang ternyata Fakhri yang dulu sering bermain kartu bersama Adit. Adit terdiam terpaku.
" Gue Zahra. ashilla ZAHRAntiara. kakak kelas yang sering banget panggil loe ' bro.' Rio." jawab Shilla penuh penekanan. Disini Ialah yang paling benci dengan Adit
" kenalin bro. Gue Aga. Cakka NurAGA. " Jawab Cakka dan membalikkan badannya menghadap Adit. Adit menggelengkan kepalanya.
" Gue Stev. Gabriel STEVent damanik. Lelaki yang dulu deket banget sama loe. Lelaki yang dulu sering kasih loe nasihat aneh. Dan lelaki yang sekarang bukan siapa-siapa loe lagi." jawab Gabriel. Ia pun berdiri dan menghadap ke arah Adit. Adit tetap terdiam. Badannya terasa panas dingin. Ingin rasanya Ia pergi dari sana. Badannya sedikit gemetar. Mendengar kata-kata pedas itu membuat jantung adit berdegup kencang.
" Dan gue Fika. Alyssa SauFIKA. Kakak kelas yang dulu deket sama loe. Kakak kelas yang sering dengerin curhatan loe. " jawab Ify. Mereka pun menatap Adit tajam. Adit menunduk sedih. Ia baru tau ternyata kakak kakak kelasnya itu adalah kakak kakak Bradiz yang dulu memasukkan dia bergabung dengan Bradiz.
" Papah loe bilang. Loe udah meninggalkan ? Dan sekarang nama loe Adit. Yahh berarti Rio udah beneran meninggal. Mungkin loe kembarannya . Haha.." tawa Gabriel miris. Semua kenangan itu terukir kembali. Kenangan dimana berkumpulnya Bradiz bersama anak didepannya ini.
" Gue gak beneran meninggal kak. Gue koma 2 bulan. Dan gue bangun-bangun ada dirumah sakit." jawab Adit jujur.
" Ya gue tau. TAPI KENAPA PAPAH LOE BOHONGIN KITA? SURUHAN LOE HAH?" Tanya Gabriel memarahi Adit. Adit sedikit tersentak. Baru pertama kalilah dirinya diomeli Gabriel. Adit menggeleng keras
" Bukan kak. bukan adit. Adit sama sekali gak tau kalau papah bilang gitu ke kakak."
" Apa? papah loe gak bilang apa-apa sama loe? " tanya sivia tak percaya
" Iya kak. Papah bilang. Pas adit tertembak itu. Kalian pergi gitu aja. Dan gak jenguk adit sama sekali. Kalian udah gak perduli sama adit. " Jawab Adit meyakinkan kakak kakaknya ini. Gabriel menggelengkan kepalanya.
" GAK USAH BOHONG LOE YO.KITA MANA MUNGKIN NINGGALIN LOE GITU AJA DISANA. DIANTARA HIDUP DAN MATI LOE."
" Tapi kak papah bilang kayak gitu sama Adit. Adit gak tau jalan pikiran papah kayak gimana. Tapi beneran bukan adit bohong. Itu kenyataan kalau papah bilang kakak gak peduli sama adit. Dan saat itu adit gak percaya. Tapi mamah meyakinkan adit. Dan sedikit demi sedikit adit percaya. Adit benci sama kakak tapi.."
" KITA YANG BENCI SAMA LOE YO. ORANG TUA LOE BOHONGIN KITA. DIKIRA MENINGGAL ITU MAIN-MAIN HAH? KALAU LOE BENERAN MENINGGAL GIMANA? " teriak Gabriel sudah frustasi. Cakka menepuk pundak Gabriel pelan. Mencoba memberikan ketenangan kepada lelaki bertubuh tinggi ini.
" Maaf kak. Tapi sumpah bukan adit yang nyuruh. Adit gak tau apa-apa. percaya sama adit kak." mohon adit.
" oke. karena dari wajah loe yang meyakinkan. Gue percaya sama loe. Kita maafin loe. walau belum sepenuhnya." jawab Cakka.
" makasih kak."
" ehm..." Mereka pun saling berpelukan melepaskan rindu mereka. 5 tahun lamanya mereka berpisah karena satu hal yang sangat tidak penting. Dan 5 tahun itu mereka menjalani hidup masing-masing. Walau disisi lain mereka sangat merindukan sosok adik kelas mereka. Adik kelas yang sudah mereka anggap seperti adik kandung mereka sendiri.
" Gue kangen banget sama loe yo." ucap Ify setelah melepas pelukannya. Begitujuga dengan yang lain
" Gue juga kak." jawab Adit
" Kenapa nama loe adit yo?" tanya Sivia
" Dulu papah pengen nama gue jadi Adit. biar suatu saat nanti Bradiz ketemu gue dan Waaww... you know lah." jawab Adit seadanya. mereka pun mengangguk.
" terus ? kenapa loe cupu kayak gini? segala baca-baca buku. Itu bukan loe banget Yo." Ucap Iqbal.
" Gak tau kenapa gue suka aja sama gaya gue ini. Gue rubah ini semua pas kelas 6. Dan gue mencoba tertarik membaca buku. Gue gaya kayak gini biar gue lupain sejenak masa lalu gue itu. Yahh jadi.. gitu deh."
" oh. jadi intinya loe sekarang jadi Adit? bukan Rio?"
" iya kak.Tapi temen-temen gue suruh gue rubah semuanya. Dari gaya rambut. Lepas kacamata. pokoknya semuanya. " jawab Adit. Mereka pun mengangguk mengerti. Cakka menatap Adit lekat. Ia pun menghampiri Adit.
" coba deh gue make over loe." ucap Cakka dan melepas kacamata Adit. Adit diam saja menuruti kakaknya itu. Cakka mengacak-acak rambut Adit dan dibiarkan berantakan seperti itu. Lalu Cakka membuka dasi SMP adit dan membuangnya kemana saja. Adit menatap dasinya itu iba. Ia pun membuka kedua kancing paling atas seragam adit. Dan mengeluarkan baju bawahan adit. Adit menatap Cakka yang sedang merapikan rambut adit. Ia tersenyum tipis merindukan lelaki dihadapannya ini. Semua seperti mimpi saja. Mimpi yang mengejutkan dan tiba-tiba.
" nah kalau gini loe keren Yo. apalagi sekarang loe ganteng. Banyak deh cewek yang suka loe." ucap Cakka memperhatikan adit. Adit hanya cengar cengir tidak jelas.
" tapi gue sekarang mau jadi adit. Dan nanti SMA. gue bakalan jadi Rio yang sebenarnya." ucap Adit yakin. Mereka pun mengangguk saja. Adit kembali merapikan bajunya dan memakai gaya ala dirinya.
" loe masih bisa main pistol? berantem? Merokok? apa tambah parah?" tanya Gabriel
" Bisa sih sedikit. Tapi kalau merokok. Gue udah gak kak. Nanti jantung gue rusak." jawab Adit
" sip anak pintar."
" Oh iya yo. jangan panggil kita kak. Jadi kesannya itu canggung. Loe panggil aja kita kayak dulu lagi. Gak usah pake kakak-kakakan. " ucap Ify dan diangguki Adit. Mereka saling diam. sudah 1 jam lebih mereka berada disini.
" Oh ya. kalian udah pada SMA. pasti punya pacar atau gebetan masing-masing dong."ucap Adit sambil menaik turunkan alisnya.
" Gue sih ada kalo cuma gebetan." ucap Cakka. Semua mata mengarah padanya
" siapa Cak? " tanya Iqbal penasaran.
" Ada deh."
" Wah wahh main rahasia-rahasiaan nih. kasih tau dong Cakk. Ciri-cirinya deh!" ucap Gabriel dan diangguki yang lainnya.mereka pun menunggu jawaban lelaki ini.
" Ciri-cirinya. Cewek, cantik, pinter, berbehel ahahha..." Tawa Cakka menggelegar. Keenam temannya pun bingung.
" Cewek?berbehel? jangan-jangann..." ucap Iqbal dan menatap Ify dan Shilla yang notabenya adalah mereka yang memakai behel.Shilla dan Ify pun menatap kembali Iqbal.
" Terus selain berbehel?"
" ada deh. nanti kebongkar , gue gue juga yang malu." jawab Cakka.
" Sekelas sama kita?"
" iya."
" temen deket loe?"
" iya!."
" bisa main alat musik?"
" iya."
" jago piano?"
" engga juga."
" jago gitar?"
" iya."
" SHILLA?"
" Iya..."
1 detik...
2 detik...
3 detik...
"ehh apaan sih enggak... enggak bukan." Ucap Cakka keceplosan. Ia pun menepuk jidatnya kesal. Kelima teman Cakka pun mengarahhkan matanya ke arah Cakka dan Shilla. Shilla yang merasa diperhatikan pun acuh tak acuh
" Ciiee.. Shill.. ada yang suka tuh." goda Sivia. Shilla pun menatap Sivia datar.
" terus? gue harus ngapain? keliling sekolahan dulu ? terus teriak? aaa ada yang suka sama gue yeeeyy asikk..." jawab Shilla tanpa ekspresi. Sivia pun menatap Shilla takut. Ia kembali memainkan ponselnya. Cakka menatap Shilla. Shilla yang sedikit melirik Cakka pun mengalihkan wajahnya ke arah lain.
" Jangan diliatin terus Cakk. gak bakal ilang ahahhhaa..." Tawa Gabriel membuat Cakka terdiam malu. Mereka pun menertawakan Cakka yang sedikit malu dengan tingkahnya.
" Oke. Iya gue suka Shilla." jawab Cakka dan pergi meninggalkan mereka. Mereka pun tertawa kembali dan menggoda Shilla. Shilla juga sedikit salting.Cakka kembali kekerumunan mereka yang kini sedang terduduk dilantai.
" tembak lah Cakk." ucap Iqbal.
" belum waktunya lah ahahha..."
" yaelah Cakk. keburu diembat orang."
" Loe kira gue makanan?" Tanya Shilla sewot. Iqbal tertawa keras.Cakka memukul pelan lengan Iqbal. Begitupula dengan yang lainnya ikutan tertawa seperti Iqbal. Iqbal terdiam.
" Terus yang lainnya? "tanya Adit
" gue udah punya pacar dit. namanya Pricilla. " jawab Gabriel. Adit mengangguk-anggukkan kepalanya. Adit pun mengeluarkan ponselnya dan terdapat pesan dari seseorang. Ia segera berdiri dan berpamitan dengan kakak kelasnya itu. Dan kini Adit pergi meninggalkan mereka. Mereka pun segera pergi dari markas mereka dan pulang kerumah masing-masing. Tak lupa juga mereka bersalaman ala mereka.
****
Adit menjalankan motornya pelan. Ia menuju ke sebuah taman yang sepi. Dan didepannya terdapat air mancur yang indah. Ia pun memarkirkan sepeda motornya diparkiran. Ia segera turun dan berjalan pelan mengarah ke sebuah bangku dan  terdapat seorang gadis yang sedang duduk disana. Adit duduk disampingnya dan Sepertinya gadis itu sedikit kaget
" Maaf kak. lama." jawab Adit. Gadis itu menganggukkan kepalanya.
" ada apa kak?"
" adit. " panggil gadis ini dan menangis dipelukan Adit. Adit terdiam mematung. Ia bingung harus bagaimana. Karena inilah pertama kali dirinya dipeluk gadis dan pertama kalinya dirinya harus menenangkan seorang gadis yang sedang menangis.
" kak. kenapa?" tanya Adit mencoba membalas pelukan gadis ini.
" gue putus dit sama pacar gue." jawab Gadis itu sesengukan. Adit mengernyitkan dahinya.
" Kenapa putus kak? "
" Dia selingkuh dari gue. gue harus gimana dit?" ucapnya sedih. Adit menatap gadis didepannya ini. Gadis itu pun melepaskan pelukannya.
"Adit emang belum dewasa kak. Tapi menurut adit. Kakak jauhin dia aja. Atau gak kakak dengerin dulu penjelasan dia. Kenapa dia selingkuh? kalau dia cinta sama kakak seharusnya dia buktikan ke kakak."
" iya dit. Gue juga belum sempat dengerin penjelasan dia. gue keburu emosi waktu itu. Iya. gue akan suruh dia buat buktikan kalau cinta dia itu seberapa besar sama gue." jawab Gadis itu. Adit menganggukkan kepalanya.
" Kak. pacaran dan cinta itu gak main-main. Pacaran itu bukan sekedar pasang status. Pacaran itu dari hati kak. Kepercayaan, Kesetiaan dan kejujuran. Itulah prinsip pacaran. Dan pacaran itu gak buat diumbar-umbar ke teman-teman,sosmed,ataupun ke semua orang. Pacaran itu kita yang jalanin. bukan mereka. Jadi gak ada untungnya pacaran itu ditunjukin ke semua orang. apalagi pacaran dan mesra-mesraan didepan umum. Sama halnya dengan mereka yang sombong membuktikan kalau mereka itu pacaran. Tapi hal itu siapa tau si orang tersebut  mendua dengan orang yang dia pacarin sekarang. Sama aja bohong kan? " Ucap Adit. Mata Gadis ini berbinar-binar setelah mendengar penjelasan Adit. Meski Ia masih SMP tetapi dirinya begitu dewasa. Ia tak menyangka seorang anak culun bisa berbicara seperti itu.
" kok loe bisa jadi dewasa gini dit?" tanya gadis itu heran.
" hehhe... biasa. ajaran temen." ucapnya
" ohh.. yaudah makasih deh ya? maaf baju loe jadi basah gara-gara gue hehe. sorry." ucap gadis ini. Adit menganggukkan kepalanya.
" Yaudah gue pulang ya?"
" kak. apa gak ada kesempatan buat aku? biar jadi pacar kakak?" tanya Adit sedih. Gadis ini menatap adit. Ia pun tersenyum manis. Adit menundukkan kepalanya dalam.Yahh, Gadis itu adalah gadis kuliahan yang waktu itu adit menyatakan cintanya kepada gadis tersebut disebuah Cafe.
" Sorry dit. gak ada. maaf ya?" Jawab Gadis itu. Adit kembali menganggukkan kepalanya.Gadis itupun berpamitan ke adit dan pergi meninggalkan Adit. Adit tersenyum miris. Ia pun beranjak dari taman ini. Dan menuju rumahnya yang tak jauh dari taman.
" mungkin dia bukan jodohku. "
bersambung....